#Cemburu part 1
Sudah 6 bulan sejak pernikahan gue dengan pak Ivan,lempeng aja. Gak ada yang spesial. Pak Ivan lebih sibuk dari perkiraan gue. Dia sibuk dengan meniti karir dan gue sibuk dengan kuliah gue. Pak Ivan berangkat pagi dan pulang jam 9 malam. Kalau sempat ngantar gue kuliah, kalau nggak sempat, ya gue naik taxi. Nggak ada interaksi lama antara gue dan pak Ivan. Kadang pak Ivan datang, gue udah tidur. Pernah paling malam dia pulang jam 11, alasannya lembur. Gue cium bau parfum perempuan di jas milik pak Ivan, saat gue lagi cuci jas dia.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan wajah capek pak Ivan. Gue berdiri dan membantu membawakan jas dan tas laptop miliknya. Pak Ivan melonggarkan dasinya dan duduk di sofa. Lagi-lagi gue mencium bau parfum perempuan, ini bukan milik gue.
"Bapak sudah makan? Saya udah masak----" belum sempat gue bicara sudah dipotong oleh pak Ivan. "Aku kenyang. Aku mandi dulu"
Pak Ivan masuk kedalam kamar dan membawa baju Ganti, dan berlalu ke kamar mandi. Gue bereskan tugas-tugas dan laptop gue. Pak Ivan keluar dari kamar mandi dan langsung berlalu ke kamar untuk tidur. Gue beranjak ke meja makan. Gue masukin lagi lasagna yang gue masak khusus untuk pak Ivan. Selera makan gue juga menghilang. Gue masuk ke kamar dan tidur.
Paginya pak Ivan sudah berangkat ke kantor tanpa pamit ke gue. Gue bergegas mandi dan bersiap-siap untuk ke kampus. Gue memakai kemeja warna putih dan celana kulot warna hitam dan jaket jeans kesayangan. Hari ini gue masih ada UTS terakhir.
Dikampus sahabat terbaik gue Bella dan Reva setia menunggu gue. Mereka sedang dengan memakan kue buatan Mama Bella. "Ini buat Lo, Mama kasih lebih, karena Lo suka kue ini buat sarapan" gue peluk Bella "thank's Bella. Sampein ke Mama Lo makasih" Bella mengangguk.
"Dan,,besok jangan lupa tugasnya ya" ingat Bella. Gue baru sadar tugas yang akan dikumpulkan sebelum liburan semester. Gue mengangguk. "Kuy masuk kelas".
Pulang kuliah mereka sudah bersiap-siap mau jalan. Terlihat Reva sudah membenarkan bedaknya dan sesekali memakai liptinnya yang sudah pudar. "Lo berdua mau kemana?"
"Mau jalan dong,sesama cewek single" jelas Reva "Hah,,,bikin iri lo berdua" gue memberenggut.
"Gue yang iri sama lo,suami lo aja pak Ivan ganteng pake banget,peluk-able,tajir,enak ya lo pulang ada dia terus bantuin ngerjain tugas lo,ya kan bell?" Gue cuma menggeleng. "Tugas mah gue kerjain sendiri,mana mau dia bantuin"
"Masih killer?"tanya Bella. Gue mengangguk "Killer masalah tugas"Tawa kami pecah sampai dilihatin teman-teman yang lain. Andaikan mereka tahu yang sebenarnya, gue pastikan mereka akan bawa gue ikutan jalan.
"Udah ah,gue balik dulu ya,mau kerumah nenek" Bella dan Reva melambaikan tangannya saat gue masuk taxi. "Ati-ati Dan,jangan lupa tugas besok"
"Oke bu dosen" gue mengacungkan jempol ke arah Bella.
🏬🏬🏬
Sampainya di rumah nenek, gue lihat ada mobil Mami disana. Gue masuk ke dalam. "Nenek?" Panggil gue. Mami keluar dari dapur dan menghampiri gue. "Masuk Dan,sama siapa kamu?"
"Mami,,"mencium tangan Mami "sendiri mi,pulang kuliah"
"Ivan lembur ya?" Gue cuma mengangguk. Lebih baik orang tuanya Nggak tahun yang sebenarnya. "Iya Mi,masak apa Mi?"
"Nenek lagi pingin spaghetti,yuk bantu Mami" gue menaruh tas ransel gue di sofa dan masuk ke dapur mengekori Mami. "Iya Mi"
Sudah sering gue pulang kuliah pulang ke rumah Oma atau nenek pak Ivan. bahkan kerumah Maminya pak Ivan juga,karena pak Ivan selalu pulang malam. Gue mencari hiburan sendiri.
"Dan,besok kamu ada waktu nggak?" Gue mengangguk. "Ada Mi,pulang kuliah ya,soalnya besok mau ngumpulin tugas"
"Oke" gue membantu mami membereskan meja makan. "Mami mau kemana?"
"Mami pengen jalan-jalan ke mall terus ke salon. Mami nggak ada teman ke salon, pengen me time gitu" gue mengangguk antusias. Kapan lagi coba nyalon. "Iya,besok Dan temenin Mami"
Sebenarnya gue dapat uang bulanan dari pak Ivan. Buat kebutuhan dapur, uang transport, uang saku dan buat shopping. Pak Ivan ngasih gue kartu debit buat gue. Uang kuliah Oma dan Opa yang tanggung. Sebenarnya itu uang dari mendiang Papa dan Mama. Kalau shopping gue nggak pernah, paling beli buku buat kebutuhan kuliah doang.
"Ivan kalau pulang jam berapa sih?" Mami menyadarkan lamunan gue. "Kak Ivan,,,ya nggak mesti Mi,paling malam jam 9"
"Anak itu benar-benar deh,biar Mami yang peringati" jangan lah, ini bisa runyam. "Jangan Mi,nanti dikira Dan yang ngaduh sama Mami,biar sadar sendiri aja Mi"
"Kamu itu Dan,,ya sudah kalau gitu. Kamu nggak telat makan kan Dan?" Gue menggeleng "Enggak kok Mi. Ntar Mami khawatir lagi" Mami terkekeh. Gue sempat sakit. Asam lambung gue kambuh satu bulan yang lalu dan gejala typus gue juga. Karena kecapekan dengan tugas. Dan pak Ivan tak pernah tahu.
"Dan pamit ya Mi,udah sore. ,takut kak Ivan udah pulang duluan" gue menyalami Mami dan Nenek. "Hati-hati ya Dan" gue mengangguk dan masuk kedalam mobil Nenek, diantarkan sopir pribadi Nenek.
🏬🏬🏬
Hari ini gue dan kedua sahabat gue memakai dress yang pernah kita beli bersama-sama dengan Mami juga tentunya. Mami ikutan nganterin kita shopping. Gue perdana pakai dress ini yang awalnya gue ragu tapi gue pakai coba.
Pak Ivan belum berangkat. Dia sedang ada di ruang kerjanya. Gue sedang membuat coklat panas untuk sarapan. Pak Ivan keluar dari ruang kerjanya. "Sarapan dulu pak? Saya sudah buat roti bakar" pak Ivan memandang gue sekilas. "Nggak sempat"dia langsung berlalu pergi tanpa sarapan. Gue sendiri juga nggak nafsu. Gue buang coklat panas tadi ke wastafel dan gue bungkus roti panggang kedalaman Tupperware dan gue bawa ke kampus. Mood gue hancur.
"Dan,buat lo"langsung lari pergi saat memberikan coklat ke gue. Baru aja datang udah kek gini. Mulai lagi deh. Gue mendengus sebal. Karena ada empat orang yang seperti ini terus.
"Sabar Dan,nikmati aja,lo itu memang tercipta buat dikagumi sama mereka" jelas Reva enteng. "Enteng banget mulut lo,lo nggak tahu gimana gue harus jaga perasaan dia?"jelas Daniella kesal
"Sabar deh,trus mau lo apakan?"tanya Bella"Buat lo berdua,gue males deh.
Kami masuk hanya untuk mengirimkan tugas sebelum kami libur semester. Kami berjalan ke Mading Untuk melihat pengumuman. "PUTRI KAMPUS" semua anak sekelas menunjuk gue sebagai perwakilan. Acaranya dua hari lagi.
🎶 Everybody looking for the something 🎶
"Halo Mi"
"Mami udah di kampus kamu,mami tunggu di parkiran mobil ya"
"Iya Mi,Dan kesana sekarang" menutup telepon "gue duluan ya Mami udah jemput"
"Mertua lo?hebat lo" gue mengangguk membenarkan ucapan Bella. "Kita ikutan ya Dan"
"Yuk deh,kasihan Mami juga nunggu lama"
Saat kami jalan diparkiran mobil,kami mendekati mobil sedan warna silver ada wanita paruh baya sedang ngobrol dengan dosen baru. Gue menghampiri Mami disana. "Mi,maaf nunggu lama" Mami tersenyum. "Nggak papa kok"
"Lho Daniella?ah saya lupa dia menantu tante ya" Mami mengangguk. "Iya Rian,Dan kenal sama Rian?"
"Pak Rian dosen kita Mi" Mami beroh ria. "Siang Tante" sapa Bella dan Reva.
"Siang, temannya Daniella ya?" Mereka mengangguk. "Iya tante. Tante, tolong bujukin Daniella biar ikutan putri kampus dua hari lagi" Reva gue cekik juga lo. Reva cuma nyengir kuda.
"Kapan acaranya?" Reva dan Bella antusias "dua hari lagi Tante" Mami mengangguk.
"Ikut aja Dan, kalau butuh tanda tangan, sini biar Mami yang ijinkan. Mana formulirnya?" Mata gue membola, dan kedua teman gue bersorak kegirangan. Kampret!
Bella memberikan formulirnya. "Ini tante. Terimakasih. Gue duluan ya Dan,udah dijemput,mari tante,duluan pak Rian" Mami mengangguk. Pak Rian terkekeh.
"Ivan kerja dimana tante?" Pak Rian kini kembali berbicara dengan Mami. "Di perusahaan kakeknya,sama kayak papanya"
"Oh iya,lama nggak ketemu sama Ivan,saya nggak pernah lihat Ivan jemput kamu Dan?" Gue tersenyum kecut. "Kak Ivan cuma bisa ngantar saya pagi aja pak"
"Oh,,pasti sibuk ya" gue mengangguk kaku. Biar gue yang tahu.
"Daniella ini buat lo" memberikan coklat dan langsung pergi. Ada tiga cowok yang seperti ini lagi.
Yang suka sama Daniella banyak juga ternyata "Kenapa Dan?" Mami bertanya ke gue.
"Dapat dari fans lagi ya?" Goda pak Rian. Gue memutar bola mata malas. "Buat bapak aja,saya nggak suka"
"Kita duluan ya Rian" pamit Mami. "Iya tante hati-hati"
Didalam mobil gue tampak bingung gimana mau menjelaskan sama Mami. Mertua sebaik Mami. Gue gelisah dan Mami menangkap kegelisahan gue. "Dan,,"
"Iya Mi?" Mami memasukkan hapenya di tas. "Kamu sering dapat seperti itu?"
"Sering Mi,," gue mengangguk. "Trus barangnya kamu bawa pulang?Ivan tahu?"
"Barangnya Dan kasih teman-teman kadang Dan kasih ke anak ibu kantin,Dan udah cerita sama kak Ivan kok" Mami menghadap gue. "Tanggapan Ivan?"
"Cuma di jawab oh ya udah" mami mengernyitkan keningnya. "Apa-apaan jawaban Ivan itu? benar-benar itu anak"
"Palingan kak Ivan juga sibuk Mi. salah Dan juga waktu Dan ngomongin masalah ini kak Ivan lagi sibuk sama laptopnya" bela gue. Aslinya sih pak Ivan sibuk sama hapenya.
"Nggak bisa gitu dong,kamu jangan belain Ivan kayak gitu Dan,kalau Ivan yang salah ya salah jangan kamu bela,," memeluk Daniella "Mami nggak marah sama kamu karena hadiah tadi,Mami cuma marah sama sifatnya Ivan,,Mami tau gimana perasaan kamu,dulu Mami juga sama seperti kamu sering dapat hadiah,bahkan Lily Mama kamu juga gitu,mau diingatkan kalau udah punya suami juga percuma kayaknya ya Dan,,"melepas pelukannya dan membelai rambut Daniella lembut "Jangan sungkan kalau mau cerita apa aja sama Mami,Mami juga orang tua kamu nak"
"Makasih Mi"
🏬🏬🏬
Gue dan Maminya pak Ivan lagi jalan ke Mall memilih baju untuk gue kenakan di acara putri kampus lusa. Gue juga membeli kemeja untuk pak Ivan. Saat sedang memilih baju, gue melihat pak Ivan lagi gandengan dengan perempuan lain di toko seberang, gue melihatnya dan Langsung pamit ke toilet untuk menenangkan diri. Gue merasa kecewa, selama ini gue menjaga hati pak Ivan tapi malah pak Ivan yang sekarang membuat gue kecewa dengan sikapnya.
IrinaI Yang tahu anaknya lagi bergandengan dengan perempuan lain langsung menghampiri anaknya itu. Irina menarik Ivan paksa. "Ivan,, apa-apaan kamu?lepasin anak saya"nadanya naik satu oktaf
"Mami" suara Ivan tercekat. "Ngapain kamu gandeng-gandeng perempuan lain?"
"Dia seketaris Ivan Mi" Belanya. "Pergi kamu,jangan dekati anak saya,ayo kamu ikut Mami" Ivan ditarik Irina untuk kembali ke butik yang dia datangi tadi dengan Daniella.
"Mi,Mami kok bisa disini?Mami sama siapa?"nadanya khawatir. Irina masih mengedarkan pandangannya melihat Daniella tak kunjung kembali. "Mami kesini sama istri kamu,dia lagi di toilet. ,untung dia nggak lihat kelakuan kamu barusan,kamu sadar dong Van,kamu itu udah punya istri"
"Maafin Ivan Mi" Irina diam tak menanggapi Ivan lagi.
"Lo bisa Dan,lo bisa sembunyikan sedih lo sampai rumah nanti,ingat selalu senyum,jangan sampai orang lain tau tentang suami lo "gue menguatkan diri dan hati "Lho kak Ivan?kok ada disini?"
"Tadi Mami yang telepon,Mami pingin kita makan siang bertiga,masa Mami makan siang sama kamu terus,kan Mami juga kangen Ivan"
"Oh iya Mi,,," gue terkekeh.
🎶 Everybody looking for the something 🎶
"Halo Bell?"
"Dan,ada buku yang buat referensi tugas minggu depan"
"Buku apa Bell?"
"Ntar gue kirim judulnya sama lo ya"
"Oke,buruan ya, mumpung gue lagi diluar"
"Bye"gue mematikan sambungan telepon dari Bella.
"Kenapa Dan?" Tanya Ivan. "Hmm,,mau beli buku dulu,Mami sama kak Ivan duluan aja,nanti Dan nyusul"
"Ivan temenin Dan cari buku ya Mi" dasar pencitraan. Males banget gue.
"Mami pulang dulu ya, Papi ngajakin pergi ke acara temannya. Oh ya Dan ini barang kamu" mami memberikan paper bag ke gue. "Mami usahakan datang ya ke acaranya"
"Makasih ya Mi" gue memeluk Mami sekilas. "Hati-hati ya Mi"
Isabella
Gue sama Reva lagi di toko buku,mumpung bukunya ada lo nitip beli sekalian nggak?
Daniella
Gue nitip,besok uangnya di kampus,bye
"Kita ke toko buku sekarang?" Gue memasukkan hape ke tas gue. "Nggak jadi,pulang aja,udah nitip sama Bella" dengan nada datar
"Ya udah yuk,kita pulang,,kita makan siang dimana?"
"Di rumah aja delivery"masih dengan nada datar
Daniella kenapa? nggak nengok aku sama sekali kalau lagi ngomong,kata mami Dan lagi di toilet waktu Mami nyamperin aku
Sepanjang perjalanan kami hanya diam. ,Gue sibuk melihat ke keluar jendela, sedangkan pak Ivan sibuk menyetir,sesekali pak Ivan melirik gue, tapi gue sama sekali nggak nengok ke arahnya. Perjalanan yang menempuh 30 menit. Kini kami sudah Spain di apartemen.
"Dan,,kamu kenapa?"memegang tangan gue, saat kami baru saja turun dari mobil. Gue mengibaskan tangannya. "Kalau mau mesrah-mesrahan sama dia jangan di tempat umum,jangan sampai Mami tau" melepaskan tangannya dengan sekali hentak
"Dan tau,ya Tuhan,,apa yang udah aku lakuin?"
Gue berlari menuju kamar apartemen dan segera ke kamar untuk menutupi diri gue dengan selimut dan menangis dalam diam.
Ivan tau kalau istrinya itu sedang menangis,Ivan mendekati Daniella di tempat tidurnya. "Sweet heart,,maafin aku"memeluk Daniella dari belakang
💔💔💔💔
💖Daniella Mirella
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top