Sekakmat (Mina/Jaehyun)
Notes : tulisan yang ditaruh di center, dan digarisbawahi menadakan isi note/catatan.
Konon katanya, daya tahan kaum wanita untuk bekerja di bagian IT JYSM Corporation tidak akan lebih dari enam bulan. Rata-rata berhenti di tengah jalan karena tidak tahan dengan tumpukan beban yang terus mengalir. Namun, mitos itu berhasil dipatahkan oleh Mina. Hari ini genap satu tahun si pemilik kaki jenjang itu, mengabdikan diri sebagai digital business analyst di perusahaan finansial ini.
Dedikasi Mina terhadap tanggung jawab yang diembannya memang tidak main-main. Bukan hanya sanggup memenuhi deadline dengan hasil excellent, Mina juga tidak pernah menggerutu ketika diminta lembur. Terkadang bila sudah asyik bergelut dengan aktivitas pemrograman, Mina bisa lupa waktu.
"Ya ampun, Noona! Masih aja betah mendekam di kubikel jam segini," tegur Hyunjin, si anak magang.
Cengiran lebar terpasang di wajah Mina saat mendengar rentetan protes dari Hyunjin. Bagi Mina, mengorbankan waktu istirahat demi mengejar target adalah hal yang wajar. Justru diam-diam ia merasa jengah dengan reaksi berlebihan yang ditujukan oleh rekan kerjanya.
"Tanggung kalau ditinggal, Jin. Bentar lagi kelar," kilah Mina.
"Udahlah, Noona, take a break dulu. Nih, kebetulan ada titipan."
Mina mengernyitkan dahi. "Siapa yang ngasih, Jin?"
"Cek aja sendiri, Noona, " balas Hyujin sebelum beranjak pergi.
Ada kotak bekal berisikan donat keju kesukaan Mina dalam bingkisan plastik hitam. Di atas wadah transparan itu, tertera secarik pesan khusus. Mina tidak bisa menahan kekehannya ketika membaca isinya. Nada tawanya sinis, terkesan meremehkan. Tidak ada riak bahagia pecah dalam gelak sang hawa.
Kerja keras boleh, tapi harus ingat tetap ingat kondisi.
Tuh, saya bawain favorit kamu
Selamat makan
Mantan terindahmu
Tanpa pikir panjang, Mina meraih pulpen dan menuliskan balasan. Sepasang sudut bibir delima itu bergerak membentuk seringaian, kala ia menelisik goresan tulisannya sendiri. Mina bisa membayagkan betapa kecutnya wajah sang mantan kekasih, ketika menerima special note darinya. Sekakmat!
Mantan terindah ya?
Kalau benar-benar indah, kita tidak akan jadi sekadar mantan
But, thanks for reminding me.
***
Keesokan harinya setelah selesai makan siang, Mina mendapat segelas Boba Milk Tea tersaji apik di mejanya. Lagi -lagi ada secarik memo yang disisipkan.
Respon kamu kemarin itu
Apakah sebuah kode untuk balikan?
Yes or yes?
Mina berdecih dongkol menatap tulisan tangan yang khas itu. Kali ini Mina memilih mengkonfrontasi langsung sang pengirim, melalui layanan chat kakao talk.
To : the irritating one
Aku gak minat balikan.
Aku gak butuh pacar.
Butuhnya teman hidup sampai akhir hayat.
***
Sejak insiden penolakan via message, Mina tidak lagi mendapati suplay makanan dari bekas pacarnya. Seharusnya Mina merasa tenang, tetapi dia justru jadi uring-uringan. Sedari tadi wajahnya terpatri pada layar komputer dengan kening berkerut. Namun, atensinya sudah melayang entah kemana. Beberapa kali ia mendesah kecewa, membuahkan tatapan heran dari karyawan lain di sekelilingnya.
Seharusnya ia tidak menaruh harapan lebih. Toh, setengah tahun lalu mereka putus, karena pemuda itu menolak membawa hubungan ke jenjang yang lebih serius. Ironis memang, hati Mina kembali tercabik, oleh ulah pria yang sama, si pengidap penyakit anti berkomitmen.
***
Mina mengiggit bibir dengan gelisah. Ia baru saja pulang lembur, namun perempuan itu ragu masuk ke dalam rumah. Tidak biasanya ia mendapati lampu teras dalam keadaan mati. Dadanya naik turun seiring debaran jantungnya yang meningkat, ketika ia membuka pintu.
"SURPRISE!"
Tiba-tiba kedua orang tua, kakak dan dua sahabatnya muncul dari tempat persembunyian. Mereka menyanyikan lagu happy birthday. Ditengah sekerumunan orang, tampak sang mama yang menggengam keik Black Forest.
"Ayo tiup lilinnya, Min," seru Jihyo dan Bambam dengan kompak.
Mina menuruti dengan senang hati.
Suara tepuk tangan dan ucapan selamat kembali memenuhi rungu Mina, ketika ia berhasil memadamkan lilin-lilin itu.
Hampir saja air mata haru lolos dari netranya, kalau saja ia tidak keburu mendeteksi presensi makluk asing berlesung pipit menyempil di antara mereka. Mina mengerjapkan matanya beberapa kali, berharap sosok itu berubah menjadi Timothee Chalamet. Sayang, figur yang berdiri dihadapannya tetap saja sang mantan, Jung Jaehyun.
Mood Mina semakin drop setelah mendengar ibunya berkata, "Mina, kita semua mau potong kue dulu di dapur. Kamu temanin Jaehyun ngobrol ya. Dia lho yang nyiapin ini semua."
Sontak, Mina mencebikkan bibirnya. Dia yang ulang tahun, tetapi mereka yang potong kue dan makan terlebih dahulu. Sejujurnya terjebak dengan si tukang PHP, bukan jenis kado yang ia idam-idamkan.
"Mina, sela—"
"Kamu ngapain ada di sini?" sela Mina dengan nada dingin. Sorot matanya menggemakan keengganan untuk berbasa-basi,
Jaehyun menorehkan senyum mahfum. "Saya ke sini mau meluruskan semua permasalahan kita."
"Gak perlu, repot-repot, Jae! Buat aku semuanya sudah selesai," jawab Mina dengan tangan bersedekap di dada. Aura tidak bersahabat menguar pekat dari tubuhnya.
"Dengarin penjelasan saya dulu, Min. Saya menolak ide kamu untuk menikah, karena kebijakan perusahaan. Kamu tahu kan kalau sampai ada sepasang karyawan menikah, salah satunya harus resign?"
Mina menembakkan pandangan tidak suka. Jaehyun pikir dia sebodoh apa sampai tidak tahu mengenai peraturan utama perusahaan. "Aku tahu. Kalau kamu khawatir soal itu, aku bakal berhenti dengan ikhlas."
"Mina, saya tahu kamu cinta mati sama pekerjaan kamu. Kamu udah nyaman dengan lingkungannya. Saya enggak mau merebut itu dari kamu. Makanya saya memutuskan menunda pernikahan kita."
Mina bisa menemukan ketulusan dari rangkaian ucapan si lelaki Jung. Namun, tentu saja ia terlalu gengsi untuk mengakuinya.
"Dan sekarang kita masih satu kantor, Jaehyun. Jadi ya percuma saja melanjutkan hubungan. Ujung-ujungnya tetap mentok," keluh Mina dengan intonasi berkapur dengan rasa sangsi dan kerisauan.
"Justru saya ke sini mau ngabarin, kalo mulai minggu depan saya akan bekerja di perusahaan lain. Setelah urusan pindah-pindah beres, saya bisa jadi partner hidup kamu sepenuhnya, Min."
Mulut mina spontan terbuka lebar setelah mendengarkan pernyataan Jaehyun. Ia terlalu terperenyak untuk mencerna kenyataan indah ini, hingga bait-bait kata menguap dari lidahnya. Ekspresi wajahnya mendadak melembut, mewakilkan isi hatinya yang kini dilanda euphoria.
"Kebetulan lagi, Min, Gedung kantor baru masih di distrik yang sama dengan JYSM corporation. Jadi kalau saya dan kamu sudah sah jadi suami istri, kita bisa berangkat dan pulang bareng setiap hari," tambah Jaehyun dengan mimik penuh sukacita.
Mina berdeham. "Uhm, emangnya aku udah bilang bersedia untuk jadi istri kamu?" tanyanya seraya memasang mimik pura-pura bingung. Memang Jaehyun saja yang bisa mengerjainya? Mina juga bisa!
Sepasang alis Jaehyun menukik ke atas. Bibirnya tertarik membentuk seringaian. "Emangnya kamu masih punya alasan kuat buat nolak saya?"
Uh-oh, Sekakmat! Rona merah pekat kini terbit mendekorasi rupa cantik Mina.
Fin
crossposted di halloauthor
didedikasikan untuk @cocktaily
yang sepertinya lupa dia punya akun wattpad wkwkwk :D
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top