22. Pilihan

Tidak ada yang bisa memilih takdir, seperti saat ini misalnya. Ketika pisau dengan mata yang tampak tajam itu menyentuh leherku, aku hanya bisa menggerak-gerakkan keempat kakiku panik, terutama saat sayatan itu semakin kuat.

Aku melenguh, merasa sekarat....

Sebelum sesosok putih datang di hadapanku seraya mengulurkan tangan, "Mari, bergabung dengan teman-temanmu yang lain."

"Ke mana?" tanyaku dengan lenguh tersengal.

"Ke tempat di mana kau akan menunggu tuanmu hingga hari akhir tiba nanti."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top