Bab 7 : Bencana awal
"Kau harus segera menikahi calon Putri Mahkota Sasuke." perintah Fugaku saat memanggil putranya keruang tahta.
"Aku belum memikirkan hal itu Ayahanda."
Fugaku mendengus, "Kau akan menikah dengan Hyuuga Hinata sebagai Putri Mahkota dan Uzumaki Sakura sebagai selir dan aku tak menerima penolakan atau kau akan hidup sebagai boneka pejabat."
"Seperti Ayahanda maksudnya."
"Putra Mahkota!!!"
"Ayahanda tenang saja. Aku tak akan sepertimu yang menjadi bonekanya penjabat Nagato, aku akan membangun pemerintahanku sendiri dan menikahi Hyuuga Hinata agar menjadi permaisuriku, karena aku yakin kau melakukan perjanjian dengan Nagato agar menikahkan putrinya denganku, kau mencari celah agar putri pejabat Nagato tak menjadi Permaisuri, apa aku salah?"
"Kau semakin pintar."
"Kau yang terlalu bodoh Ayahanda. Apa untungnya merebut istri Itachi jika kau bahkan tak bisa menjadikannya milikmu seutuhnya?! Apa kau tahu berapa banyak nyawa yang melayang hanya untuk menghilangkan rumor itu?! Apa kau tahu ada dendam diantara para Uzumaki yang kau fitnah?!! Pemerintahanmu sudah busuk. Turun tahtalah!!"
"Kau menyelidikiku sampai sejauh itu?"
"Ayahanda pikir aku selama ini hanya bermain-main? Tidak. Aku tengah menyusun rencana menghancurkan pemerintahan yang Anda bangun dan membangunnya kembali dengan kekuatanku sendiri, membuang para pejabat gila kekuasaan."
"Apa yang membuatmu termotivasi? Pelacur yang selalu kau sewa itu?"
Sasuke mendengus. Dia tentu tahu ayahnya terus mengawasinya, tapi sayangnya dia tak peduli akan hal itu, selama ayahnya tak menganggu Naruto.
"Ya. Dan aku akan menunggunya menuntaskan dendamnya, dia cucu Uzumaki Arashi yang Ayahanda fitnah. Aku akan menunggu kehancuran Anda, karena Anda membuat kehidupan wanita itu hancur maka Ayahanda juga harus hancur!!"
"Setelah pernikahanmu aku akan turun tahta, melihat pemerintahaan yang coba kau bangun Putra Mahkota."
"Ya. Secepatnya aku akan menjadikan putri Hyuuga itu menjadi istriku. Dan menghancurkan siapapun yang menghalangiku." ujar Sasuke penuh tekad,
"Kau belum dewasa untuk mengerti posisiku Sasuke. Ada kalanya kau mengambil keputusan untuk melindungi sesuatu dan sebagai bayarannya kau harus melepas hal yang lain." jelas Fugaku,
"Dan bisa Anda jelaskan kenapa Ayahanda melakukan hal memalukan dengan merebut istri putramu sendiri dan membuat fitnah pada keluarga Uzumaki Arashi?" tanya Sasuke sarkastik,
"Untuk melindungi kakakmu Itachi."
"Melindungi?" beo Sasuke tak mengerti,
"Karena kau akan menggantikanku kau harus tahu masalah yang selama ini aku dan kakakmu tutupi. Nagato, dia menjebak kakakmu, dia membuat kakakmu seolah membunuh Pangeran kedua kerajaan Air, pilihan yang diberikan Nagato adalah kepala Itachi sebagai hadiah permintaan maaf atau membuat kambing hitam lain, dan Nagato bisa melakukan semua itu entah bagaimana caranya."
"Dan Ayahanda memilih pilihan kedua?"
Fugaku mengangguk, "Aku mengusir Itachi dan membuat Shion sebagai wanitaku untuk melindunginya. Jika Shion bersama Itachi maka keduanya tak akan aman, bayangan Nagato menghantui, Pangeran Shisui masih masa pertumbuhan, tak baik untuknya. Itachi menyetujui itu tanpa banyak protes, dan masalah ini hanya aku dan Itachi yang tahu, sekarang ditambah denganmu Sasuke, bahkan Shion sendiri tak mengetahuinya, setiap kali aku ketempatnya dia mengancam bunuh diri, bahkan cucuku sendiri membenciku karena hal itu."
"Kenapa Anda tak berdaya dihadapan pejabat seperti Nagato Ayahanda?!!"
"Dia memiliki banyak sekutu. Tanpa kusadari dia mengumpulkan banyak prajurit. Karena tak ada yang gratis dia meminta agar Uzumaki Arashi berserta cucunya dibumi hanguskan sebagai bayaran menyelamatkan Itachi. Kau mengerti maksudku bukan Putra Mahkota?"
Sasuke terdiam.
"Nagato bukan lawan yang mudah. Dan dia sekarang hanya meminta putrinya dijadikan istri olehmu, aku mengambil celah itu, aku memintamu menikahi keluarga Hyuuga dan kemudian mengangkat putri Nagato sebagai selirmu. Tapi jangan anggap remeh dia, selir bisa mengambil kedudukan permaisuri seperti ibumu."
"Bukankah keluarga Uchiha itu berjaya, kenapa hanya karena seorang Pejabat Ayahanda kalang kabut? Meski dia memiliki kekuatan Anda masih bisa melawan!!"
Fugaku menggeleng, "Kau masih muda putraku. Seorang Raja tak bisa langsung membunuh pejabat yang dia curigai tanpa bukti atau pemerintahannya akan dipertanyakan. Belum lagi para pejabat yang pro pada Nagato akan menyebar fitnah hingga pemberontakan terjadi dimana-mana, Raja memang berkuasa tapi tidak bisa memgambil keputusan seenaknya, kau pasti mempelajarinya dari para pengajarmu bukan?"
Sungguh Sasuke baru tahu jika ayahnya yang terkenal dingin tak peduli akan putra putrinya ternyata bisa begitu terlihat menyedihkan.
"Kenapa kau tak membiarkan Itachi mati?"
"Dia putraku dan Mikoto, aku tak akan membiarkan putra putriku mati. Aku memang bukan ayah yang baik untuk kalian tapi setidaknya aku ingin melidungi kalian."
Kadang dia berpikir, apa benar seorang Uchiha begitu lemah jika dihadapkan dengan cinta? Apa benar jika cinta itu akan membawa kehancuran? Karena ayahnya terlihat begitu lemah? Apa dia juga akan lemah seperti ayahnya?
Tidak. Dia bisa melindungi semuanya. Dia yakin akan kekuatannya!!
•
•
•
Naruto meneguk sake yang entah keberapa cawan, Neji hanya menemani tanpa banyak protes, lagipula nonanya kuat terhadap minuman beralkohol.
Pasti menyakitkan bukan jika cinta didepan mata tapi tak bisa memiliki? Dendam yang dibawa nonanya sudah tak bisa dihentikan oleh kata-kata,
"Nona sebaiknya kita pulang. Nyonya Mei pasti khawatir," ajak Neji.
Ya. Naruto memang sekarang ini tengah menikmati sake dikedai dekat pasar, bukan di rumah bordil entah karena alasan apa.
"Aku sedang menunggu seseorang." ujar Naruto,
"Siapa?" tanya Neji heran, dia baru tahu.
"Bangsawan Hyuuga."
•
•
"Anda Nona Naru?" tanya Hiashi mendekati meja milik Naruto,
Naruto mengangguk dan mempersilahkan duduk.
"Selamat Tuan Hyuuga, kau akan menjadi mertua Putra Mahkota, dia akan melamar putri Anda Hyuuga Hinata." ujar Naruto langsung ke inti.
"Apa maksudmu?"
"Sebentar lagi surat lamaran akan datang, terimalah."
"Bagaimana kau tahu?" tanya Hiashi curiga,
"Statusku memang lebih rendah dari budak tapi otakku tidak, aku memang hanya seorang pelacur tapi aku lebih berguna. Sebagai bayarannya aku meminta info tentang pemberontakan yang dibuat Uzumaki Arashi, apa rumor tentang Raja Fugaku benar atau salah."
"Kau melangkah terlalu jauh nak. Hanya neraka yang akan kau lihat,"
BRAK.
Naruto menggebrak meja dan menatap Hiashi tajam, "Aku sudah melihat neraka itu sendiri. Jadi katakan apa yang kau tahu,"
"Semua rumor itu benar. Demi melindungi nama baik, Raja menyebar fitnah itu, membuat orang lain menjadi kambing hitam dan Uzumaki Nagato sebagai pengeksekusi."
Naruto mengeratkan kepalan tangannya, "Selamat telah menjadi mertua Putra Mahkota Tuan Hyuuga Hiashi. Kami permisi," pamit Naruto pergi bersama Neji, meninggalkan Hiashi yang menatap keduanya penuh perhatian.
"Apa ini akan baik-baik saja?" gumam Hiashi.
Bohong jika dia tak tahu siapa wanita yang ditemuinya barusan, dia adalah cucu mendiang Uzumaki Arashi yang juga berteman baik dengan para tetua Hyuuga, jadi dia cukup terkejut dengan pemberontakan itu, dia ingin menolong tapi mustahil karena keluarganya juga pasti akan terbawa nantinya.
"Semoga tak akan ada masalah yang serius kedepannya."
•
•
•
"Aku akan membunuh raja lalim bersama para pejabatnya itu." putus Naruto menatap pedang yang dia simpan dikamarnya, pedang warisan kakeknya.
Dia mengganti bajunya dengan baju wanita penghibur, dia akan bertanya pada Sasuke langsung nanti.
•
"Neji jalan yang kuambil sangat berbahaya bisakah kau pergi dari sisiku? Jangan sampai kau terbunuh karenaku." ujar Naruto menatap pelayannya yang masih setia menunggu dia didepan kediamannya,
"Tidak Nona. Aku akan selalu mengikuti Anda meski ke lubang neraka sekalipun."
"Kau bodoh Neji."
"Ya."
"Jika seperti itu maka aku akan egois, aku ingin kau disampingku sampai akhir hayatku, menemani semua kesusahanku."
"Tentu saja. Hidupku milik Anda,"
•
•
•
Nagato memanggil Mei untuk menemaninya malam ini dan tentu saja untuk membeli beberapa informasi dan menanyakan kabar keponakan tersayangnya.
"Bagaimana kabar keponakanku Mei?" tanya Nagato sambil meneguk sake,
"Baik Tuanku."
"Apa yang kau sembunyikan?"
"Tak ada Tuanku. Anda lupa hamba bekerja untuk Anda dari dulu,"
Nagato menatap Mei sekilas,
"Aku ingin bertemu Naruto tapi dia sepertinya sudah dipesan oleh seseorang."
"Ah iya Tuanku, dia menjadi salah satu wanita penghibur yang dicari."
"Hooo... Keponakanku hebat dalam melayani ternyata, padahal saat pertama kali dia begitu ketakutan. Hahahaha..."
Mei mengulum senyum dan mengangguk, "Anda tenang saja Naruto selalu dalam pengawasan hamba."
"Ya. Karena kudengar Kurama selamat bahkan dia berubah menjadi Senju dan menjadi pejabat di kerajaan Air, dia akan datang dengan dendamnya padaku."
Mei terdiam dan kembali memainkan kecapi yang sedaritadi dia mainkan, "Senju?"
Nagato mengangguk, "Ya."
Sungguh Mei ingin bertanya lebih banyak tapi dia harus ekstra hati-hati atau Nagato akan curiga.
"Aku kesini untuk memastikan jika Naruto masih dalam pengawasan. Sebenarnya aku ingin menghabiskan malam bersamanya tapi ternyata dia lebih terkenal dari yang aku kira, takdirnya memang harus menjadi seorang pelacur. Hahaha..." tawa Nagato kesenangan,
Mei hanya mengangguk dan mengulum senyum bisnis, dia tak menyukai Nagato tapi kekuasaan pria itu begitu besar, raja saja bisa kalah jika lengah, pria itu begitu licik.
"Aku mendengar kabar angin jika ada orang yang menyelidiki kasus pemberontakan Uzumaki Arashi. Kau tahu sesuatu?" tanya Nagato dengan suara datar menakutkan,
Mei kembali mengangguk, "Hamba juga mendengar itu, kemungkinan Kurama yang menyelidiki kasus itu agar nama kakeknya kembali bersih dan membawa Naruto kembali." jawab Mei setengah berbohong,
"Begitukah?" tanya Nagato penuh curiga.
"Anda tak mempercayai hamba Tuanku?" tanya Mei dengan berani,
"Ahahaha... Aku suka dengan keberanianmu itu. Tapi, sekali kau mengkhianatiku tamatlah riwayatmu berserta orang-orang yang ada disini!!"
Mei terdiam. Perkataan Nagato selalu terbukti, dia tak akan membiarkan orang yang berkhianat padanya hidup, maka jika ketahuan hancur sudah semuanya.
"Tentu hamba selalu mengingat perkataan Anda. Hamba selalu setia pada Tuanku."
Nagato mengangguk puas, dan kembali menikmati hidangan dengan ditemani para wanita penghibur selain Mei yang hanya memainkan kecapi untuknya.
•
•
•
"Kapan Yang Mulia akan menikah?" tanya Naruto sambil menuangkan minuman,
Sasuke terdiam dan menatap wajah Naruto dalam.
"Jika kau ingin balas dendam pada ayahku aku tak akan menghentikan tapi jangan pada pejabat Nagato."
"Anda tak memiliki hak untuk memerintah hamba."
"Dia lebih berbahaya, biar aku yang mengurusnya, karena setelah menikah Ayahanda akan turun tahta, sampai saat itu bertahanlah. Ya?"
Naruto menepis tangan Sasuke yang menyentuh pipinya.
"Diumurku yang baru 18 tahun aku harus melihat keluargaku mati didepan mataku!! Setiap aku menutup mata mereka seolah datang memintaku membalaskan dendam, dan selama dua tahun terakhir aku mencoba bertahan di neraka dunia ini, mencari dalangnya, dan dalangnya adalah ayahmu!! Ayah dari pria... pria... pria yang kucintai!! Aku ingin membunuhmu agar dia tahu bagaimana rasanya kehilangan, tapi aku tak sanggup, dan sekarang kau ingin aku tak membalaskan dendamku pada pamanku?!! Lalu untuk apa aku hidup selama ini?!!"
Sasuke terdiam beberapa saat dan menarik kedalam pelukannya.
"Bertahanlah untukku kumohon, aku akan merubah kerajaan ini menjadi lebih baik untukmu, agar kau bisa hidup tenang tanpa dendammu."
Naruto mengigit bibirnya agar tak menangis, hampir saja dia melepas topengnya.
"Aku ingin membunuh ayahmu, tapi... Dia ayahmu... Aku tak bisa... Tapi aku akan membunuh pamanku cepat atau lambat dengan atau tanpa persetujuanmu." ujar Naruto melepas pelukan Sasuke,
"Dan selamat atas pernikahanmu." Naruto tersenyum kecil, menatap Sasuke yang sedari tadi menatapnya.
Sasuke menarik wajah Naruto dan mencium bibir ranum itu rakus dan menuntut,
Malam ini Naruto adalah miliknya.
"Tu-tunggu Sasuke."
"Kau tahu berapa lama aku menahan diri untuk tak menyentuhmu? Kau tahu berapa banyak pria yang ingin kubunuh saat tahu mereka menyewamu? Kau milikku! Hanya milikku! Tak akan kubiarkan orang lain menyentuhmu, kau wanitaku." ujar Sasuke posesif,
Dia membuka baju atas Naruto dan membubuhkan tanda kepemilikan dileher jenjang wanita itu.
"Kau Milikku!!"
•
•
•
TBC
•
A/N : Akhirnya bisa up *nangis haru* meski sibuk aku sempatkan up karena seminggu kedepan juga akan sama sibuknya. Karena itu maaf tak bisa up cepat dan sampai jumpa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top