Bab 1 : Inilah aku yang sekarang
WARNING!!!
MENGANDUNG KONTEN DEWASA YANG AMAT SANGAT JELAS!! MASIH DIBAWAH 18 TAHUN HARAP TEKAN TOMBOL BACK TETEP MAKSA BACA. RESIKO SILAHKAN DITANGGUNG SENDIRI YAA... HAHAHA 😁 *CAPSLOCK JEBOL*
•
•
•
Ada sebab ada akibat, ada keputusan pasti ada hal yang harus dilepas dan harus dipertahankan, begitulah hidup.
Sama seperti Naruto, dia memilih jalan menjadi wanita penghibur, membuang harga dirinya agar bisa mencapai tujuannya,
Mungkin ada yang tak setuju dengan keputusannya, dia tak peduli, karena dia sudah lebih dari siap jika berjalan diatas api sekalipun.
•
Dan dimualilah pelatihan yang cukup menyiksa. Berlatih memainkan berbagai alat musik yang untungnya kecapi alat musik yang paling dikuasai, jadi untuk kecapi dia tak perlu berlatih dengan giat.
Ahh dia juga berlatih menari, cara menjamu tamu, bahkan merayu. Mei juga memerintahkan salah satu tangan kanannya bernama Chojuro untuk melatihnya berlatih pedang. Semua Naruto lakukan tanpa mengeluh, lagipula dia memiliki perjanjian dengan sang pemilik rumah bordil.
"Nona, Nyonya Mei memanggil Anda." Ayame datang setengah berlari menghampiri Naruto yang tengah berlatih dengan Chojuro sore itu.
"Sudah kubilang panggil aku Naruto saja, aku bukan Nonamu lagi Ayame." tegur Naruto,
"Chojuro-san, aku pamit pergi dulu." Naruto membungkuk dan berjalan diikuti Ayame menuju tempat Mei.
"Nyonya memanggilku?" tanya Naruto saat sampai ditempat Mei.
"Ya. Duduklah, aku ingin berbincang denganmu." perintah Mei menunjuk tempat duduk yang ada didepannya.
Naruto duduk didepan sebuah meja yang memisahkan dirinya dan Mei.
"Sewa tempat ini sudah habis, dan juga pelanggan disini tak terlalu banyak. Kita akan pulang ke Ibukota tiga hari lagi. Disana kau bisa mencari informasi dengan mudah," ujar Mei memberi tahu.
"Pulang?" Beo Naruto.
"Aku membuka rumah bordil disini untuk mencari beberapa informasi untuk seseorang, dan telah selesai."
"Ah, dan juga malam ini, kau akan melepas kehormatanmu."
Mata Naruto terbelalak, tapi hanya sebentar sebelum akhirnya kembali pada ekspresinya seperti tadi.
"Karin dan Ayame akan membantu persiapanmu. Dan aku selalu memiliki peraturan sendiri untuk hari yang sakral itu. Seorang yang akan menjadi wanita penghibur tak boleh tahu siapa pria pertama yang akan menidurinya, termasuk pria itu juga tidak boleh tahu siapa wanita yang bersamanya." jelas Mei sebelum akhirnya pergi dari sana.
Ah benar. Cepat atau lambat dia akan kehilangan kehormatannya, dan dia tak akan tahu siapa pria yang akan menidurinya. Namun bukankah itu lebih baik? Dia tak akan tahu wajah pria pertama yang menidurinya. Dia harus menyiapkan mental maupun fisik.
Sreg.
Pintu dibuka menampilkan Karin yang tersenyum kecil melihat wajah Naruto yang tengah galau.
"Ayame sudah menyiapkan air untuk mandimu, dan aku yang akan membantu mengurus segala hal untuk persiapan malam nanti, Fufufu..." Karin tertawa mesum, membuat Naruto memutar matanya bosan.
"Kenapa Senior sepertinya terlihat menikmati?" dengus Naruto kesal.
"Tentu saja. Kau akan merasa dimasuki untuk pertama kalinya!!" seru wanita cantik itu antusias.
"Ya. Ya. Sekarang aku mau mandi." Naruto tak menanggapi, berjalan menuju kamar mandi diikuti Karin yang memang ditugaskan membantu Naruto membersihkan diri.
"Huah. Lihat kulitmu yang halus ini, Ahh irinya," puji Karin melihat pungung gadis itu terekspos.
"Senior mau berdiri saja disana atau membantuku?" tanya Naruto yang lama-lama kesal juga.
"Baiklah."
Naruto memang cukup akrab dengan Karin, karena Karinlah yang mengajarinya menari dan dia akui tarian Karin memang indah.
Dia saja terpukau jika melihat Karin menari dengan gemulainya. Berbeda sekali jika dia tengah tak bekerja, dia sangat kasar, terlebih pada Suigetsu yang merupakan penjaganya.
Ahh hanya pemberintahuan tiap-tiap wanita penghibur yang memiliki reputasi bagus biasanya akan diberi seseorang yang akan menjaganya. Mungkin dia juga akan dapat suatu hari nanti jika pekerjaannya membuat Mei puas.
•
Malamnya Karin membantu mengenakan pakaian pada Naruto, mendandaninya, menata rambutnya sampai memberi hiasan rambut.
"Wow... cantik sekali," puji Karin tulus, Naruto hanya diam.
"Gugup? Jangan khawatir, aku juga sepertimu, aku dijual ke rumah bordil, awalnya aku benci keluargaku namun sekarang aku hanya menjalankan hidupku, aku dijual untuk menyelamatkan adikku yang sakit. Dan juga disini jika aku beruntung siapa tahu ada yang meminangku, mengangkatku sebagai selirnya mungkin." ujar Karin yang mencoba menenangkan,
"Lalu Suigetsu mau dikemanakan?" tanya Naruto dengan senyum jail.
"Ck. Pria gila itu dibuang ke laut saja. Ahh Naru, kau juga harus minum ini." Karin menyodorkan mangkuk berisi cairan berwarna coklat.
"Uee.. Pahit, obat apa ini?" tanya Naruto setelah menghabiskan cairan itu.
"Agar kau tak hamil. Bisa bahaya nanti jika kau tiba-tiba mengandung." jawab Karin.
"Ahh kenakan ini yaa.. Kau tak boleh melihat siapa pria nanti." Karin mengikatkan kain pada mata Naruto, membuatnya semakin gugup.
Karin meniup lilin, ruangan menjadi sedikit gelap.
Sreegg.
Suara pintu terbuka, "Suatu kehormatan untuk menjadi yang pertama." suara seorang pria.
Naruto mencoba tersenyum, "Kau tak perlu gugup," sebuah tangan mengelus pipinya membuat tubuh Naruto menegang.
"Santai saja aku akan lembut," pria itu menarik tali bajunya, menurunkan perlahan.
Naruto merinding saat bahunya menerima kecupan,
"Enngghh..." suara erangan terdengar saat dirasa pria itu mengigit lehernya.
Srreet.
Bruk.
Naruto dibaringkan diatas futon, dia terdiam saat dirasa sentuhan-sentuhan tak ada, tapi dia dapat mendengar suara baju yang tengah dibuka.
Sebuah lumatan dibibir dia terima, menuntut dan penuh nafsu, bahkan bajunya dibuka paksa pengan cara ditarik.
"Angghh... ennggh..."
Lenguhan penuh nikmat dia rasakan saat pria itu menyentuh titik sensitifnya.
"Kau basah sayang." komentar si pria.
"Ugghh..."
Naruto merasakan sebuah jari masuk kedalam organ kewanitaannya. Tangan pria itu terus bermain didalamnya sementara tangan satunya meremas payudara, dan bibirnya sibuk menghisap leher.
Naruto benar-benar dimanjakan. Pria itu berhenti sejenak, "Ini akan sedikit sakit, tahanlah." bisiknya.
Sebuah benda keras dan besar dia rasakan masuk kedalam kewanitaannya.
Naruto menjerit tertahan,
Pria itu langsung meredam dengan cara mencium Naruto dengan panas.
Setelah agak lama, pria itu bergerak perlahan, namun semakin lama semakin cepat.
Dan malam itu awal dari kehidupan Naruto yang baru. Bukan sebagai Uzumaki Naruto tapi sebagai wanita penghibur Naruto.
•
Pagi menjelang. Naruto terbangun karena suara cicitan burung. Penampilannya kini acak-acakan, tutup matanya sudah terlepas. Bahkan pria semalam sudah tidak ada, meninggalkannya seorang diri.
"Aww..." ringisnya, organ wanitanya terasa masih sakit, entah berapa kali pria itu memasukinya semalam, yang pasti dia tahu pria itu sangat bernafsu.
"Selamat pagi Naruto, bagaimana malammu?" tanya Karin yang entah sejak kapan ada disana.
"Berisik," jawab Naruto dengan wajah memerah.
"Kau harus mandi secepatnya kau bau sperma. Ahh dan juga Nyonya menunggumu." ujar Karin sebelum akhirnya meninggalkan Naruto yang bersiap untuk pergi mandi meski sedikit tertatih-tatih.
'Oh Dewa.' batin Naruto saat dirinya mengingat kembali kejadian semalam.
Dia bahkan masih ingat dengan jelas saat dia meminta lebih pada pria yang bahkan dirinya tak tahu identitasnya.
•
Mei menatap Naruto yang menunduk. Karin yang juga berada disana hanya terkikik geli melihat tingkah Naruto, dia juga pernah mengalami hal yang sama.
"Uzumaki Naruto, mulai hari ini kau salah satu wanita penghiburku di rumah bordil, dan namamu sekarang hanya Naruto, tanpa embel-embel nama keluarga." ujar Mei menyodorkan tag name yang terbuat dari batu marmer, nama barunya terpahat disana.
"Ya. Nyonya," jawab Naruto mengambil batu itu.
•
•
•
Ibukota kerajaan Api -Konoha-
"Selamat datang di dunia kami, dan dirumah barumu Naru." sambut Karin tersenyum manis, senyum yang biasa dia tampilkan saat bersama para pelanggan.
Naruto melangkahkan kakinya saat turun dari kereta kuda dan tersenyum miris,
Ini dunia barunya sekarang, dunia dimana dia akan hidup hanya untuk membersihkan nama keluarganya, dia hidup hanya untuk dendamnya tidak untuk hal lain.
"Kakek, Kakak, aku pasti akan mencari siapa dalang yang memfitnah keluarga kita, dan membuatnya menyesal telah membuat keluarga kita menderita." bisik Naruto penuh tekad.
•
TBC
•
A/N : Pliss jangan bully aku. Aku sudah memperingatkan kalian di deskripsi cerita. Jangan menyesal jika kalian membaca, jangan protes juga karena aku ngga akan peduli 😅 Dan buat kalian yang berumur di bawah 18. Kalian sudah melanggar aturan 😛 Tanggung sendiri yaaa... Hahaha...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top