Bagian 43 - Hancur

Happy reading!
Happy-happy  emosi😆😆😆😆

****

Anna memarkir mobilnya di depan pusat perbelanjaan itu. Kawasan elite yang diresmikan pada abad 20 itu memang sangat unik. Letaknya ada di bawah tanah,  dan  bentuknya yang seperti labirin akan membuat pengunjung seperti sedang berpetualang. Kawasannya juga sangat luas, dan pengunjung bisa menemukan apa pun di sana.

“Binar, kamu mau main petak umpet ngajak aku ke sini?” canda Anna saat mereka mulai memasuki kawasan mall itu.

Binar tersenyum kilas. Matanya berkedip—menggoda Anna. “Mau jalan-jalan Anna. Kalo main petak umpet di sini, yang ada, aku bisa masuk dalam daftar orang kesasar.”

“Hahaha ... “ Anna kembali tertawa lebar. Binar selalu sukses membuatnya tertawa, “mau makan dulu, apa jalan-jalan dulu kita?” lanjutnya.

“Jalan-jalan dulu lah, biar lapar. Ntar pas kamu traktir, aku makannya sedikit dong kalo gak lapar,” celetuk Binar.

“Ish, awas anaknya rakus loh.”

“Nggak akan. Naudzubillah.”

Ke dua wanita itu pun, mulai berpetualang. Mereka melupakan sejenak kepahitan hidup mereka.

Mereka tertawa, bersenang-senang dan saling melempar canda. Tak peduli dengan hari esok yang mungkin saja penuh derita.

Anna tertawa lepas. Tapi seketika, tawanya memudar begitu melihat dua orang di depan sana sedang bermesraan.

Matanya refleks berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak, sampai-sampai rasanya dia sulit bernafas. Jika dia tak mengenal ke dua manusia itu,  mungkin dia akan baik-baik saja.

Tapi, ke dua orang itu adalah ... Luke dan Selena.

Ya. Tidak salah lagi. Jadi, ini alasan Luke pergi dari kantor secara diam-diam tanpa memberitahunya?

Anna pun tau, Selena sedang hamil saat bertabrakan dengannya kemarin. Dan Luke  lebih memilih menolong Wanita itu di bandingkan dirinya.

Apa bayi yang berada dalam perut Selena adalah anak Luke? Jadi, mereka sudah memiliki anak di belakangku?’

Anna menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana Luke sampai se kejam ini menyiksa batinnya?

“Anna, aku mau makan spageti, burger, Pitza, steak, dan ... “

langkah Binar terhenti, begitu tak melihat Anna berada di sampingnya. Padahal,  dia sedang semangat menyebutkan banyak menu untuk menggoda Anna.

“Anna, ada apa?” tanya Binar setelah mendekati Anna—lagi. “kenapa denganmu?” imbuhnya.

Anna bungkam seribu bahasa dengan air mata yang mulai menetes membasahi pipinya yang putih merona. Binar yang tak mengerti dengan kebisuan Anna, sontak mengikuti arah pandangan Anna yang menuju ke arah...

“Ya Tuhan!” lirih Binar—terkejut.

Bagaimana dia tak terkejut? Di depan sana,  suami Anna sedang bermesraan dengan seorang wanita. Dan wanita itu sedang—hamil?

Tunggu! Siapa wanita hamil itu? Batin Binar.

Yang dia lihat sekarang, benar-benar tak masuk akal. Bagaimana bisa, suami Anna bermesraan dengan istri orang? Sedang hamil pula.

Lalu, berarti benar dong kecurigaannya, jika kegelisahan Luke sebelum pergi tadi mengandung maksud tertentu, dan sekarang terbukti benar.

Lalu, bagaimana nasib Anna dan bayinya nanti? Binar membatin lagi.

Binar mengusap lengan Anna dengan lembut. Anna tak seharusnya melihat semua fakta menyakitkan ini.

Rasanya sesak dan sakit. Dia mengerti perasaan Anna, karena dia pun pernah berada di posisi yang sama.

“Anna, kita pulang yuk?” ucap Binar dengan hati-hati. Bagaimana pun Anna sedang hamil. Wanita hamil biasanya sangat sensitif. “aku ngantuk nih. Besok ‘kan aku balik ke Indonesia.” Bohong Binar.

Yang dia inginkan sekarang adalah, dia bisa membawa Anna pergi agar tak melihat semua ke brengsekan itu.

Anna tetap diam mematung. Entah apa yang di pikirkan wanita hamil itu. Air matanya mengalir deras, walau tak sedikit pun terdengar isakan.

“Anna,  Rigel nyari in aku loh.” Bohong Binar lagi. Setidaknya, dia punya harapan, Anna mau menuruti permintaannya.

Anna mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dadanya bergemuruh hebat. Rasa sesak yang di rasakannya, harus dilampiaskan. Dia tidak akan menanggung rasa sakit ini sendirian.

Jika Luke mempermainkannya, maka dia harus membalas agar tak semakin di injak-injak. Dia tak sendirian. Ada bayinya yang juga butuh ke adilan.

Lagi pula, kenapa Luke harus perhatian sama Selena? Selena bukan apa-apa Luke lagi. Hubungan sebatas majikan dan pelacurnya sudah selesai. Luke hanya miliknya seorang sekarang.

Dia belum percaya jika bayi itu milik Luke. Belum ada bukti juga jika Selena mengandung anak Luke. Bisa saja, Luke menghampiri Selena karena sesuatu yang penting. Tapi, pelukan Selena itu, kenapa Luke biarkan? Seharusnya Luke menolak jika tak terjadi apa-apa lagi di antara mereka.

“Anna, ayo kita per—Anna!” usaha Binar gagal total.

Bukannya pergi, Anna justru melangkah cepat ke arah di mana Luke dan Selena masih terlihat makan bersama. Binar pun menyusul Anna. Dia tidak mau sesuatu terjadi di sana. Apalagi Anna sedang hamil. Tidak baik, jika Anna terguncang seperti ini.

Kalian tidak bisa mempermainkan aku seperti ini. Batin Anna sambil  terus berjalan walaupun hatinya sedang goyah sekarang.

Tidak. Dia tidak boleh menangis di depan Selena. Wanita licik itu, pasti akan merasa menang.

“Apa yang sedang kamu lakukan di sini Luxander!”

Suara tegas Anna menggema di ruangan itu. Luke dan Selena yang asyik menikmati makanan mereka, tentu saja mendadak berhenti dan melihat ke arah Anna dengan raut wajah terkejut bukan kepalang.

“Anna?” Luke tercekat. Dia tidak pernah menyangka, pertemuan rahasianya dengan Selena akan diketahui Anna. Tangannya yang di pegang Selena, sontak dia lepaskan.

“Jelaskan ini padaku!” suara Anna bergetar. Meski mencoba kuat, nyatanya air mata itu tetap saja lolos dari pertahanannya.

Pengkhianatan ini, jauh lebih sakit dari pada pukulan atau caci maki Luke terhadap dirinya. Dia kira, kepergian Selena dari rumahnya sudah menjadi tanda kandasnya hubungan mereka. Tapi ternyata,  Luke masih mempertahankan hubungannya dengan si jalang itu secara diam-diam di  belakangnya.

“Anna, kenapa kamu di sini?”

Plak!

Tangan Anna yang bebas, tak terasa mengayun dengan kuat, sampai mendarat di pipi Luke membentuk sebuah tamparan keras.

“Aku butuh penjelasanmu!” teriak Anna penuh emosi. Dia tidak bisa mengontrol dirinya lagi.  Dia butuh penjelasan, walaupun jawaban Luke akan sangat menyakitkan. “katakan! Kenapa kamu  bersama wanita murahan itu!”  tunjuk Anna ke arah Selena yang hanya duduk diam dengan wajah polosnya.

Dasar wanita sialan! Bisa-bisanya dia bersandiwara di depan Luke dengan wajahnya yang menjijikkan itu?

Luke memejamkan matanya sejenak. Sebuah tarikan nafas tersengal berembus dari dadanya, seiring jawabannya yang membuat Anna semakin muak berada di sana.

“Berhenti menyebutnya wanita murahan Anna!” tegas Luke dengan lantang. Tak perlu khawatir suaranya akan di dengar orang. Karena tempatnya dan Selena bertemu adalah privat Room yang kedap suara.

“Kamu membelanya sekarang?” balas Anna kemudian tertawa getir. Luke kembali menunjukkan seberapa berengseknya dia. “terima kasih sudah membuka mataku, jika kamu memang tidak pantas aku cintai! Kamu pembohong! Kamu pria paling berengsek di dunia ini,  dan aku membencimu!”

Anna pergi dari sana. Dia tidak tahan lagi jika harus melihat wajah Luke dan wanita murahan yang sangat ingin dia bunuh sekarang.

Binar tersenyum kilas. Dia mendekati Luke yang mematung melihat kepergian Anna.

Dengan sikap nya yang lembut, Binar pun berkata, “selamat Luke. Kau menjemput kehancuranmu.” Setelah mengatakan itu, Binar pun pergi. Menyusul sahabatnya yang saat ini pasti sangat terluka.

Luke mengusap wajahnya kasar. Semua rahasia ini, tak pernah dia kira akan  secepat ini terbongkar.

Selena yang sejak tadi hanya diam, mendekat ke arah Luke kemudian memeluk Luke dengan erat.

“Tidak ada yang perlu kita sembunyikan lagi, Tuan. Istrimu sudah mengetahui hubungan gelap ini, dan sudah saatnya dia pun mengetahui, jika bayi yang aku kandung ini, adalah anakmu,”
ucapnya dengan tenang.

Senyuman licik terbit di bibirnya yang berpoles lipstik merah menggoda. Kemenangannya, sudah di mulai dari sekarang.

Anna, tunggu kehancuranmu. Dan saatnya kemenangan untukku. Batinnya

*****

Jangan benci akyuuu😭😭😭
Akyu, juga cedih, Anna di giniin sama bang Jerk.😭😭


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top