Bab 50 - Awal Kebahagiaan (End)


Anna merapikan peralatan masaknya. Baru saja dia, Jasmine dan ke tiga pria yang turut serta meramaikan dunianya selesai  sarapan pagi. Dan beberapa saat lagi, dia harus rela melepas Jasmine untuk kembali ke Perancis—meninggalkannya sendirian lagi.

Semua teka-teki dan kisah kelam hidupnya sudah berakhir di detik ini.

Tak ada yang membebani hidupnya lagi. Semuanya, seperti semula. Dari nilai nol sebagaimana memulai kehidupan barunya saat membuka mata. Bahkan monster bernama Luke tak lagi menakutkan baginya. Apa pun yang berkaitan dengan pria itu, sepenuhnya takluk di bawah kendalinya.

Ya, bahkan hanya dengan sekali ucapan saja, Luke akan melakukan apa pun yang dia minta. Tak bisa mengelak dari kenyataan, jika Luke yang juga mencintainya, membuat perasaannya berbunga.

Silakan katakan dirinya lemah, dan apa pun semau kalian. Tapi, siapa pun tak akan bisa berkutik jika cinta sudah berbicara dan mengambil peran.

Kau mungkin bisa mengendalikan dunia. Tapi hatimu? Maaf, bahkan kau sendiri tidak akan bisa mengendalikannya. Hanya Tuhan yang bisa. Dan terkadang, Tuhan menentukan takdirmu tak sesuai dengan keinginanmu atau anganmu yang tak tercapai.

“Anna, aku ke kamar dulu,” pamit Jasmine saat menyadari Luke berada di belakang mereka dan memintanya untuk memberi waktu sejenak berdua dengan Anna dengan isyarat menyatukan ke dua tangan.

Anna hanya mengangguk. Kepergian Jasmine dan Peter yang turut serta membawa Luke, tentu saja membuatnya sedih. Sialan! Dia tidak bisa mencegah hatinya lagi untuk mengendalikan emosinya sendiri. Bahkan air matanya mengalir, seiring gemercik air kran yang juga dia biarkan mengalir.

“Jujur saja kenapa sih? Terus terang gitu, kalau kamu nggak mau aku pergi.”

Celetukan suara seseorang yang Anna kenal, membuat sudut bibirnya terangkat. Gaya bicara Luke yang seperti itu yang dia rindu. Dia jadi ingat, masa-masa saat mereka masih muda dulu. Sering cekcok karena masalah sepele dan keras kepala mereka di usia pernikahan  yang se umur jagung.

“Ishh ... jangan mimpi siang-siang. Siapa juga yang nangisin kamu. Aku tuh kelilipan,” jawab Anna dengan wajah cuek. Padahal dalam hati, dia sedang menertawakan suasana hangat yang tercipta di saat terakhir kebersamaan mereka.

Luke melangkah mendekat. Memangkas jarak yang tercipta antara dirinya dan wanita yang sangat dia cintai itu. Wanita yang seharusnya berada dipelukannya, tapi malah takdir pisahkan begitu jauh.

“Apa keputusanmu tetap nggak mau berubah?” tanya Luke dari jarak yang dekat, sehingga wangi tubuh Anna yang tercium membuatnya tenang.

Wanita di depannya itu terlihat masih sangat cantik. Tak ada yang berubah. Dari dulu, Anna selalu berhasil membuatnya terpesona.

Anna menggeleng pelan. Tawa kecilnya terdengar seiring kepalanya yang menoleh dan mempertemukan manik matanya dengan Luke  yang sama-sama memancarkan kerinduan.

“Enak saja! Nggak akan, dan nggak semudah itu, Luke. Kamu harus tetap memperjuangkanku, dengan membuktikan jika kamu bisa memenangkan tantanganku itu,” jawab Anna dengan santainya, “dan aku nggak yakin, kamu bakalan menang.”

Luke menyela sambil menutup mulut Anna dengan telapak tangannya..

“Ssttss! Jangan mengambil opini sebelum fakta berbicara, Sayang. Perjuanganku baru saja dimulai. Dan aku akan memenangkan tantanganmu itu. Apa yang membuatmu meragukan kemenanganku, hm?”

Anna mengangkat sebelah alisnya. Tangannya terangkat untuk melepaskan tangan Luke yang menutup mulutnya. Setelahnya, bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman meremehkan.

“Aku ragu, karena di dalam tubuh Jim mungkin saja mengalir 99% darah berengsek darimu.”

Perkataan Anna, membuat Luke tertawa lalu menarik pinggang Anna sehingga tubuh mereka menempel tanpa jarak lagi.

“Aku tidak akan membiarkan Jim membuatku kalah, Anna. Jadi, bersiaplah untuk mengakui cintamu padaku di depan dunia,” bisik Luke sambil menatap dalam mata hitam legam milik Anna yang menghipnotisnya.

Anna tersenyum kilas. Bisa saja dia menerima Luke saat ini tanpa menunggu apa-apa  lagi. Tapi, semuanya belum berakhir. Masih ada kisah baru, dan dia ingin melihat bagaimana Luke berjuang untuk mendapatkannya kembali.

“Aku tunggu saat itu tiba. Jadi, selamat berjuang My Jerk Husband.”

Cup!

Anna mengecup  pipi Luke kilas. Kecupan tanda perpisahan, juga dimulainya babak baru dalam hubungan mereka. Entah bagaimana takdir akan mempermainkan hidup mereka.

Yang jelas, jodoh yang sudah dipersatukan oleh Tuhan, tak akan pernah terpisah walaupun diterjang badai dan gelombang besar yang bahkan bisa menghancurkan karang.

                       Tamat

***

Hanya bisa mengucapkan terima kasih untuk kalian semua yang masih mau membaca cerita yang tidak pernah update ini.  🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top