Chapter 31

Playlist

IU - Ending Scane

(Beberapa waktu lalu Jungkook nyanyi lagu ini kan?Tapi disini teruntung Joy - Rapmon wkwk)
.
.
.
Hi...Aku balik 😊
Dengan ff ini 😉
.
.
Adakah yang menunggunya????
.
.
.
Cepet baca deh wkwk 😂
.
.
VOTE X KOMEN
WAJIB YA!!!
.
.
.
Happy Reading
🙌🙌🙌
.
.
.
.

S

inb kembali, melihat Jungkook tak ada dikamarnya. Ia pergi keluar dan melihat Seulgi di dapur ditemani Suga untuk membuat menu makanan. Mina dan Taehyung duduk di depan TV dengan Mina yang fokus melihat, sementara Taehyung meletakkan kepalanya diatas paha Mina.

"Sungguh pemandangan yang tak biasa." komentar Sinb yang membuat mereka menghentikan aktivitas dan menatap Sinb canggung.

"Kapten!" Mina dan Seulgi langsung membungkuk malu.

"Kalian tidak harus seformal itu kepadanya. Benarkan Hwa-eun?" tanya Taehyung yang sesungguhnya mengajari kedua wanita malaikat ini menjadi tak sopan, namun Sinb tak mau ambil pusing. Ia kini duduk disebelah Mina dan menikmati camilan.

Tentu hal ini aneh menurut sepasang kekasih ini. Biasaya dia akan marah dan mulai berdebat dengan Taehyung, kali ini ia menjadi sependiam ini? setidaknya ia bisa menanyakan keberadaan Jungkook bukan? Tapi ini malah memakan camilan dan memandang TV dengan tatapan kosongnya.

"Kau tidak ingin menceritakan sesuatu?" tanya Taehyung yang terdengar oleh Suga dan Seul, membuat mereka berusaha menajamkan pendengarannya agar bisa mendengarkan respon Sinb.

"Ani." Jawab Sinb singkat, tidak biasanya ia menjawab singkat seperti ini.

Ada yang tidak beres, duga mereka semuanya. Apa lagi saat Sinb beberapa kali menghela napas. Dahinya terus mengkirut dengan fikiran yang entar berkelana kemana?

"Sepertinya memang ada sesuatu yang terjadi." Taehyung menduga, tapi Sinb masih dengan kebungkamannya.

"Makan ini, kapten pasti membutuhkannya." Seul duduk disampingnya dan menyodorkan kue. Sinb menoleh dan memakannya.

"Kau benar-benar tak ingin menceritakan kepada kami? Jungkook sekarang sedang membereskan beberapa mayat di dalam penjara saat insiden para tahanan kabur." ucap Suga dan Sinb mengangguk.

"Biarkan saja ia melakukan tugasnya. Kalian santai saja, aku baik-baik saja." bohong Sinb yang tentu membuat mereka tak bisa mempercayainya begitu saja.

"Baiklah, aku akan pergi. Selamat bersantai." pamit Sinb tapi sebelum itu, perhatiannya teralih pada televisi saat berita terkini tentang kekacau yang terjadi di beberapa penjara.

"Terjadi penyerangan dalam penjara dan para tahanan mencoba untuk kabur. Tidak hanya di Seol tapi tahanan di beberapa propinsi juga melakukan hal yang sama. Jadi, kami menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan tidak keluar dari rumah jika tidak penting, jika ada tindakan yang mencurikan langsung menghubungi 119 untuk panggilan darurat polis."

Sinb menatap TV dengan serius sebelum akhirnya menghilang tanpa mengatakan apapun.

"Apa yang terjadi kepadanya? Apa mungkin ia bertengkar dengan Jungkook?" duga Suga.

"Tidak mungkin hyung, tadi aku melihat mereka baik-baik saja. Sepertinya ia memiliki masalah lain tapi cukup pribadi, jadi ia tak bisa mengatakannya sembarangan. Mungkin, aku akan meminta Jungkook untuk menanyainya." ucap Taehyung dan semuanya mengangguk.

Kemudian, mereka menerima panggilan untuk segera bergabung dengan Jungkook.

"Sepertinya kita harus pergi, kalian jangan kemana-mana. Mungkin sewaktu-waktu Hwa-Eun datang dan akan memberikan perinta. Jadi, tunggu saja." Saran Suga.

"Ne, kami akan tetap disini." Ucap Seulgi.

"Baiklah, kami pergi." pamit Taehyung sambil mengecup bibir Mina singkat. Membuat rona merah di kedua pipi wanita ini terlihat begitu jelas.

Suga pun muncul dihadapan Seulgi, kemudian malaikat tampan ini mencium kening Seulgi. "Aku pergi." Bisiknya dan Seulgi mengangguk.

Akhirnya, mereka berdua menghilang. Hanya tersisa dua malaikat cantik dengan rona merah di pipi mereka.

---***---

Aku tak mencintaimu bahkan tak merasa sakit saat melihatmu menangis. Mungkin kata itu yang akan RM ucapkan ribuan tahun yang lalu, saat Joy marah dihadapannya. Namun, seiring berjalannya waktu, hati yang mengerasa ini menjadi lembut. Rengkarnasinya menjadi seorang malaikat membuatnya menjadi lebih baik.

Semua kenangan tentang dirinya, Joy dan Sinb berputar dalam otaknya. Ia beberapa kali menghela napas, berbaring diatas kasur dengan segala fikiran kalutnya.

"Mianhae..." ungkapnya untuk kesekian kalinya. RM sangat menyesal dan merasa bersalah membuat Joy menjadi seperti itu.

"Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Kau sudah berusaha untuk menjalani hukumanmu dan kau sudah tak memiliki tanggung jawab untuk meminta maaf kepadanya karena ia bukan manusia lagi. Bahkan, ia memiliki begitu banyak dosa, seharusnya ia mempertanggung jawabkan semua itu. Soyoung, sudah melangkah semakin jauh, itu kenapa aku tidak menyukai malaikat berdarah campuran seperti ini. Awal Sinb dan sekarang Soyoung, ah kenapa aku harus memiliki dua sepupu pembangkang seperti mereka." J-hope terus mengomel, ia duduk disebelah RM yang masih terus berbaring.

"Apa aku harus mengorbankan diriku untuk membawanya kembali ke neraka?" celetuk RM tiba-tiba yang tentu saja membuat J-Hope kesal.

"Kenapa kau harus mengorbakan dirimu? Lagi pula kau sudah melewati penderitaan selama di neraka dan melewati fase penebusan dosa dengan menjadi malaikat maut. RM, biarkan semua terjadi sesuai kehendak langit. Jika bahkan ia membuat kekacauan lebih besar dan merenggut dunia, kau tak harus bertanggung jawab untuk semua itu." nasehat J-hope yang tentu membuat RM mengirutkan keningnya, merasa tak setuju dengan perkataan sahabatnya ini. Ada sesuatu yang ia fikirkan dan cemaskan dalam bersamaan.

"Kalau pun pada akhirnya aku diam, apa kau bisa menjamin jika Sinb tak melakukan apapun? Meskipun kita cukup mengenalnya tapi kau atau pun aku jelas tak bisa memprediksi apa tindakannya bukan? Semenjak kita pergi setelah menemui Soyoung, ia tak mengatakan apapun." duga RM yang kali ini membuat kepala J-Hope merasa pusing saja.

"Dia marah padamu! Kau tak seharusnya bertindak gegabah seperti itu. Soyoung tidak seperti saat kalian bersama dulu, ia iblis yang beraura kuat yang pernah ada di dunia ini. Kau tidak akan sanggup untuk menanganginya. Jadi, aku berharap kau kembali pada dirimu yang dulu. Penuh pertimbangan dan kehati-hatian." J-Hope terus saja menasehati RM.

Helaan napas panjang terdengar dari RM. "Baiklah, aku tidak akan melakukan hal ceroboh lagi." katanya dan J-Hope pun mangut-mangut sambil tersenyum.

Tanpa mereka sadari, Sinb mengintip mereka dan menghilang begitu saja. Kenapa malaikat wanita ini tiba-tiba ada disini? Jawabanya adalah karena ia ingin memastikan bahwa RM benar-benar istirahat. Ia tidak ingin malaikat tampan ini terlalu memusingkan perbuatan eonninya.

"Bagus J-Hope, sepertinya aku yang harus mengatasi semuanya karena sebenarnya kamilah sumber masalah itu. Keberadaan dan kelahiran kami." guman Sinb yang kini menghilang.

RM yang menyadari kehadirannya mencoba mencari, sementara J-hope hanya tertawa. "Sepertinya ia memang marah kepadamu." komentar J-hope.

"Ia tidak akan bertindak macam-macam kan?" RM cemas.

"Tenang, aku akan mengawasinya dan memberitahu Tetua serta Jungkook untuk bisa mencegahnya melakukan sesuatu." J-hope berusaha untuk terus menenangkan RM.

---***---

Angin bergerak cukup kencang, langit nampak suram tanpa sentuhan mentari. Hawa iblis begitu pekat, membaur dengan riuh suasana tahanan yang berlari kesana-kemari. Baku hantam terjadi antara petugas dan tahanan. 

Dor

Arrrggghhh

Dor

Akkkk

Jleb

Aaaakkk

Jleb

Tidak lagi ada ketenangan ditempat ini, melainkan hanya ambisi untuk saling membunuh satu sama lain. Seolah mereka kehilangan kewarasannya, mereka tidak pernah berfikir jika hal ini dapat menyebabkan kematian, seolah mempertahankan hidup bukan sesuatu yang berharga lagi.

Hanya ada satu hal yang tersisa, nafsu. Keinginan membara untuk saling melukai. Para sipir kalap dan para nara pidana pun menjadi bingas.

Pertempuran berdarah mengharu biru dan Jungkook serta malaikat lainnya hanya mampu melihatnya dengan ngeri.

"Aku benci manusia, kenapa Yang Maha Kuasa menciptakan makhluk seperti mereka?" seru seseorang yang berdiri disamping Jungkook.

"Karena hanya dengan cara seperti ini, kita dan manusia lainnya bisa mengambil pelajaran." ucap Jungkook bijaksana.

"Bahwa hidup yang kita miliki, bukanlah sepenuhnya milik kita. Ada sebuah tanggung jawab yang harus kita lakukan." Lanjut Jungkook dan mereka mengangguk.

"Ayo, kita selesaikan pekerjaan kita." ajak Jungkook dan semuanya pun segera melaksanakan tugas mereka.

Sinb melihat itu dan tersenyum. "Setidaknya, sebelum sesuatu terjadi, aku senang melihatmu lebih bijaksana seperti ini." guman Sinb yang terus melayang, mengamati Jungkook sampai ia merasa hawa iblis semakin pekat, bersama dengan aura jahat yang keluar dari tubuh para nara pidana.

"Eonni...Seperti inikah keinginanmu?" ucap Sinb pada udara kosong yang tercemar oleh bau anyir darah, hawa iblis serta aura jahat.

Sinb bisa menebak semenjak awal keinginan saudarinya itu. Menyerap aura jahat dari dalam tubuh para nara pidana ini untuk menjadikannya iblis terkuat.

Sinb pun telah lama menjadi iblis, begitu banyak ambisi para iblis yang ia ketahui. Namun, belum ada yang sampai pada level seperti saudarinya ini. Penyebab terkuatnya adalah karena di dalam tubuh saudarinya itu mengalir sebagian darah abojinya, yaitu sang tetua malaikat maut.

Sungguh, membayangkan dan mencoba untuk menerka-nerka hal kejam apa yang akan dilakukan eonninya saja membuat Sinb ingin menangis sejadi-jadinya. Eonninya itu, semenjak dulu, jika memiliki niat. Ia akan melakukannya sampai akhir.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa karena hawa iblis ini?" Jungkook datang menyapa, membelai lembut kepala Sinb membuat malaikat cantik ini memejamkan matanya. Menikmati sentuhan yang mungkin bahkan belum tentu ia dapatkan kembali.

"Aku sudah memeriksanya tapi para iblis itu dengan cepat pergi. Apa kau akan mengejarnya? Kalau kau ingin, panggil Seul dan Myoui, kau tak bisa mengatasinya sendiri. Aku juga tidak bisa membantumu, maafkan aku." ucap Jungkook dan Sinb pun mengangguk, sebelum tangannya menyentuh pipinya.

"Lanjutkan tugasmu, aku hanya akan mengawasi. Kalau para iblis itu kembali, aku akan menangkap mereka." kata Sinb dan Jungkook pun mendekat, mencium keningnya sebelum akhirnya menghilang. Membaur dengan mayat yang bergeletakan.

Sinb seketika menajamkan penciumannya dan sebelum akhirnya menghilang. Ia tidak pergi, hanya bersembunyi cukup jauh saat tiba-tiba sebuah lubang hitam menganga diatas langit. Itu bukan lubang menuju neraka, itu hanya sebuah portal dan semua aura jahat itu masuk dan terserap kedalamnya.

Sinb yang melihatnya, mengepalkan kedua tangannya. "Tidak akan ku biarkan kalian!" ucapnya yang kini melesat. Semua malaikat yang sibuk untuk mengambil roh melihatnya dan merasa bingung.

"APA ITU!" Pekik mereka.

"Sebuah lubang hitam? Apa itu menuju neraka?" mereka mencoba menduganya.

"Tidak, sepertinya itu buatan iblis." Duga Jungkook dan tiba-tiba saja ia melihat Sinb muncul dan mengeluarkan asap merahnya.

Zeezzzzttttt

Blendummm

Asap merah telah masuk dan kali ini pukulan udara, namun semua sia-sia. Lubang hitam itu tak mau menutup.

"Apa kau butuh bantuan?" Jungkook tiba-tiba hadir disampingnya lagi, melayang.

"Tidak, lakukan saja tugasmu. Aku akan baik-baik saja." lagi-lagi Sinb berbohong, nyatanya ia sedang sangat frustasi.

Ini hanya lubang hitam tapi Sinb tak bisa menutupnya dengan kekuatannya. Lalu, bagaimana jika nanti ia menghadapi eonninya? Sinb akan tumbang hanya dengan satu serangan dan itu cukup membuatnya shock.

Sinb pun berdecak. "Apa kau berusaha untuk mempermalukanku eonni? Aku tau kau pasti tersenyum sekarang. Selamat kau menang kali ini tapi tidak dengan lain kali karena aku akan mencegahnya." ucapnya yang kini melesat.

"HWANG!" Jungkook berteriak, ia panik melihat Sinb masuk kedalam lubang hitam tersebut.

"Aku akan baik-baik saja. Nanti aku akan menemuimu!" suara Sinb menggema.

"JAGA DIRIMU BAIK-BAIK HWANG!" pada akhirnya, Jungkook tidak bisa melakukan apapun kecuali memintanya kembali dengan keadaan baik-baik.

"Sepertinya aku harus mendiskusikan ini bersama para kapten." guman Jungkook yang kini pun menghilang.

---***---

Joy nampak tersenyum, ia mendengarkan teriakan Sinb dan menyadari jika dirinya akan bertemu dengan saudarinya ini.

"Persiapkan semuanya karena kita akan kedatangan tamu yang sangat spesial." perintahnya.

"Baik nyonya." kata beberapa pelayan dengan cepat.

"Selamat datang dongsaengku tersayang." guman Joy.

BRUAK

Tepat di halaman depan masionnya, Sinb tergeletak. Joy menggerakkan tangannya untuk mengangkat tubuh lemah Sinb yang tak sadarkan diri.

"Kenapa kau bersikeras menghadapiku sendiri, disaat kau bahkan tak mampu menghancurkan lubang hitam itu?" cibir Joy yang sudah meletakkan tubuh Sinb disebuah kamar.

Wajahnya tiba-tiba mendekati Sinb. "Tidurlah setidaknya 3 hari dan dengan itu aku bisa melaksanakan rencanaku tanpa mereka semua tau. Juga, sepertinya kau harus bersiap-siap untuk kalah." lanjutnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Aku akan segera menghancurkan dunia yang menyebalkan ini. Tunggulah, kalian semua!" lanjutnya yang kini menghilang, meninggalkan Sinb yang masih saja tak sadarkan diri.

---***---

Tetua Hwang tiba-tiba saja menemui RM. Membuat pria yang beristirahat itu berusaha untuk duduk.

"Tetua..." J-Hope yang masih setia menemaninya pun terlihat penasaran.

"Apa anda ingin membicarakan sesuatu dengan kami?" tanya RM yang nampaknya juga ikut penasaran.

Tetua Hwang nampak mengela napas dan tiba-tiba memegang tangan RM. "Tolonglah aku kali ini saja." ucapnya diluar dugaan membuat baik RM dan J-Hope terkejut.

"Apa yang anda katakan? Anda tidak harus memohon seperti ini tetua." bagi RM, Tetuanya ini tak perlu sampai harus memohon seperti ini, seharusnya sudah menjadi tanggung jawabnya untuk melaksanakan permintaan sang tetua.

"Apa yang kau inginkan paman?" J-hope semakin penasaran saja.

"Bujuk Soyoung. Dia tak harus melakukan ini. Sekarang, ia menyekap Hwa-eun."

"Apa?" reaksi kedua malaikat itu bersamaan. Terkejut tentunya, bagaimana bisa Sinb sudah bersama Joy lagi? Bukannya ia melarang RM untuk menemui saudarinya itu?

"Sebenarnya apa rencana Hwa-Eun paman?" J-Hope masih tak bisa mengerti.

"Ia ingin menghentikan sendiri perbuatan saudarinya. Tapi, aku tidak ingin mereka saling melukai lagi. Jadi, bisakah kau membujuknya RM? Ini untuk kebaikan semua dan kelangsungan dunia." mohon Tetua Hwang.

RM mengangguk dan J-Hope yang nampak tak setuju tiba-tiba menyela. "Kenapa paman mengumpankannya? Soyoung lebih tak terkendali dari Hwa-eun paman!" tolak J-Hope yang sepertinya juga mengkhawatirkan RM.

"Kalau begitu dunia akan hancur dan Soyoung akan lenyap untuk selama-lamanya." ucapnya lirih membuat J-Hope menghela napas dan RM berfikir keras.

"Tidak, itu tidak akan terjadi karena akan mencoba untuk membujuknya lagi." kata RM penuh tekat.

"Terima kasih banyak RM, lakukan apapun untuk membuatnya membatalkan semua rencana kejamnya." lirih Tetua Hwang yang nampaknya sangat mengkhawatirkan puteri pertamanya ini.

"Kenapa paman tak mencoba membujuknya sendiri? Kalian kan belum saling bertemu setelah ribuan tahun lamanya.

"Bukan aku tidak  mau menemuinya, ia lah yang menolak untuk menemuiku." terang Tetua Hwang membuat mereka memahaminya.

"Kapten!" itu suara Jungkook yang tiba-tiba muncul, sedikit bingung dengan adanya tetua disini.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?" RM bertanya.

"Hwa-eun masuk kedalam lubang hitam dan aku tidak tau kemana ia pergi?" kecemasannya muncul kembali.

"Tenanglah, sekarang masalahnya bukan itu karena ia akan baik-baik saja bersama saudarinya. Hanya saja Kook, kau perlu membantu Hwa-eun untuk membawa para iblis pengikut manusia dan mengambil jiwanya juga. Mereka sudah mengacaukan tatanan. Bawa serta malaikat pemburu iblis lainnya." pinta Tetua Hwang dan mau tidak mau, Jungkook harus mematuhinya meskipun sebenarnya ia masih ingin mendengarkan keadaan Sinb.

J-Hope yang memahaminya menepuk bahu Jungkook. "Hwa-eun baik-baik saja karena mereka saudari dan Soyoung tak akan berani bertindak terlalu jauh." kata J-Hope dengan yakin membuat Jungkook nampak lega.

"Baiklah, aku akan pergi." ucap Jungkook membungkuk memberikan hormat sebelum akhirnya pergi.

-Tbc-

VOTE & KOMEN
♨♨♨

T H A N K S
🙏🙏🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top