Chapter 22

Hi 🙋
Maaf ya updatenya lama 🙏🙏🙏

Masih masa penyembuhan dan hampir 2 minggu cuti 😧
Bosen tapi tangan masih belum bisa buat angkat2 beban berat 😥 capek juga pakek tangan kiri kalau mau apa-apa 😳

Jadi curcol 😂😂😂

Cuman mau bilang, aku baca beberapa kali cerita favorit di Wattpad banyak yg kena unsur Plagiat...Cerita ini sih jelas banyak kemiripan sama k-drama Goblin 😂

Mengacu ke k-drama Goblin untuk masalah Malaikat sama Rengkarnasi...Untuk jenis Malaikat yang Murni atau Rengkarnasi itu aku mengacu pada K-Drama Black...Tau kan? 😅

Dan untuk masalah Gua Lilin Jiwa lebih mengarah ke k-drama tentang penyihir tapi lupa judulnya 😂 dan untuk masalah iblis sampai Jungkook berubah jadi Naga Hitam itu dari k-drama Hwayugi 😂

Jadi tau kan ya kalau aku tuh suka Plagiat 😂 dari K-Drama tapi aku nggak coba buat Plagiat cerita orang di Wattpad...Semua murni dari hasil traspalasi dari K-Drama dan pikiran absturd aku 😂
.
.
.
Jika kalian merasa cerita lain mirip dengan punya aku...Tolong bilang ya...Itu jelas Kloning dari cerita absturd ini 😂😂😂
.
.

🎶Playlist🎶
Dreamchater - You and I
.
.
.

Musim berjalan begitu cepat saat lingkaran waktu terus berputar, menjadikan dunia nampak jauh berbeda sepanjang waktu.

Dari semua yang berubah, rumah bergaya moderen tradisional ini masih nampak sama.

Sunyi, tenang dan dingin. Disinilah tempat dimana ketiga malaikat tampan itu berada. Melalui setiap waktu untuk menjalankan rutinitas dan tugas mereka.

Beratapkan sinar keemasan sang mentari yang seolah tak sabar untuk menerangi langit kala kehilangan pias kelamnya. Suara hewan penyemarak malam pun berganti dengan kicauan penyambut pagi dari sang pipit.

Menjadi pertanda bahwa sudah waktunya para manusia untuk membuka mata dan menjalankan rutinitas mereka.

Disisi tengah ruangan dengan nuansa dark, tubuh seseorang menggeliat, mencoba untuk mencari posisi yang nyaman tatkala dinginnya pagi menyapanya.

"Taehyung...Jungkook cepat bangun! Sebelum aku menghancurkan kamar kalian!" Suara Suga memenuhi inci ruangan membuat tubuh pria dengan sweater putih pucat ini semakin mengeratkan rengkuhannya pada guling.

"TAEHYUNG!"

"YAK!" Taehyung memekik kesal saat Jungkook sudah berdiri dihadapannya, lengkap dengan cengiran jahil itu.

"Kurangajar kau! Berani memanggil namaku seperti itu."

Brug

Taehyung menarik tubuh Jungkook dan mereka pun berduel diatas tempat tidur. Membuat tempat itu semakin berantakan saja. Mereka seolah melupakan eksitensi mereka sebagai malaikat, memilih bertingkah alami layaknya manusia.

Suga yang entah semenjak kapan sudah berdiri dihadapan mereka dengan menghela nafas lelah. Ia sangat membenci segala bentuk kekacauan.

"Apa kalian ingin mendapatkan cap tangan RM?" Kata Suga santai dan keduanya pun menoleh.

"TIDAK!" Pekik mereka bersamaan karena mereka cukup tau, sebesar dan sekuat apa tangan RM. Tanda itu akan hadir saat mereka melakukan kesalahan. Hanya bentuk dari sebuah kedisiplinan.

"Maka dari itu bersiaplah! dan ini juga kesempatan kita untuk mencari infomasi tentang mereka." Tekan Suga dengan serius membuat keduanya mengangguk paham.

Entah lewat dari berapa musim dan berapa tahun berlalu. Mereka masih setia menunggu berita tentang ketiga gadis itu, tapi langit seolah berusaha untuk menutupi semuanya. Membuat ketiga malaikat tampan ini cukup frustasi sampai J-Hope memberikan saran kepada mereka untuk bertanya langsung kepada tetua dihari perayaan yang akan diadakan 100 tahun.

Mereka pun bergegas dengan memakai jas malaikat mereka dan menghilang bersama. Mereka muncul di sebuah tempat dengan banyak malaikat berlalu lalang, memakai pakaian yang sama dan menyantap beberapa makanan yang telah disajikan, berbincang dan saling menyapa.

"Kalian datang!" Sambut J-Hope yang menyadari kehadiran ketiganya meskipun banyak junior yang mengerubunginya.

J-Hope memeluk mereka satu persatu, seolah mereka adalah malaikat yang paling ditunggu-tunggu.

"Ayo ikut aku!" Pinta J-Hope yang kini menarik tangan Jungkook untuk mengikutinya dan tak lupa Suga maupun Taehyung juga mengkutinya. Bergerak mendekati sebuah ruangan pintu yang terhubung pada sebuah ruangan.

Saat pintu terbuka, nampaklah sosok yang cukup mereka kenal yaitu RM. Ia duduk dihadapan sosok yang terlihat begitu matang tapi terlihat begitu tampan.

"Tetua" J-Hope memberikan penghormatannya. Membuat mereka bertiga yang tak pernah bertemu dengan tetua mereka secara langsung, kelabakan. Memberikan hormat segera.

"Kami memberikan hormat kepada tetua." Kata mereka bersamaan. Sungguh sangat kompak, membuat baik J-Hope, RM dan Tetua Hwang geli sendiri.

"Akhirnya kita bertemu juga. Kata J-Hope kalian ingin menumuiku? Apa yang kalian inginkan?" Tanya Tetua Hwang.

Terlihat sekali ketiganya tegang, kikuk dan J-Hope yang merasakan itu segera mencoba mencairkan suasana.

"Anak-anak, perkenalkan beliau adalah Tetua Hwang. Aboji Hwa-Eun dan juga Paman ku." Kata J-Hope yang tentu saja membuat mata Jungkook semakin membulat.

Ini pertama kalinya, ia bertemu dengan seorang Tetua dan itu adalah Aboji Hwa-Eun? Kekasihnya? Jungkook terlihat bingung harus bertingkah seperti apa dihadapannya?

"Apa kau yang bernama Jungkook? Seorang monster yang tak mudah dikalahkan sampai-sampai harus aku yang membinasahkanmu dan takdir itu pun datang, putriku harus berurusan denganmu dalam berbagai masa." Semua cukup terkejut, hanya J-Hope yang terlihat biasa saja. Semua tak menyangka, bahwa cerita ini saling berkaitan seperti kumpulan takdir yang saling terhubung.

"Sesungguhnya, aku tidak begitu suka ia denganmu tapi karena aku membuat kesalahan dimasa lalu, putriku pun juga harus menanggung hukuman itu. Apa kau datang kemari untuk menanyakannya?" Lanjut Tetua Hwang dan Jungkook menangguk.

"Kami ingin menanyakan Seulgi dan Mina juga." Jungkook memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu sekaligus mengutarakan keinginan kedua hyungnya.

Tetua Hwang mengangkat satu alisnya, memandang RM dan J-Hope bergantian.

"Roh hilang yang selama ini bersama Hwa-Eun." Jawab RM tentunya dengan suara berat dan datarnya.

"Kalian belum mengurusnya?" Tanya Tetua Hwang.

"Sudah Tetua, Seulgi dan Mina sudah menjalani hukumannya sebagai Malaikat penangkap roh hilang yang merasuki jiwa manusia." Terang J-Hope membuat ketiga malaikat itu terkejut

"Lalu Hwang?" Tanya Jungkook dan ekspresi Tetua Hwang menunjukkan ketidaksukaannya saat Jungkook memanggil Sinb dengan sebutan Hwang. "Em...Maksudku Hwa-Eun." Ralat Jungkook dengan sikap salah tingkahnya.

"Dia ditakdirkan untuk menjadi malaikat pemburu iblis dan aku menyuruhnya untuk mempelajari cara menyegel kekuatan iblis. Jadi, ia tidak hanya akan tau cara membuka segel kekuatan saja." Mereka pun mengangguk mengerti. Berhadapan dengan seorang Tetua yang selalu menggunakan mulutnya untuk memerintah, membuat mereka tak bisa melakukan apapun selain mengangguk untuk menyetujuinya.

"Ada banyak hal yang harus ku urus. Aku harus segera pergi, ayo Rapmon!" Keduanya pun menghilang, hanya tinggal mereka berempat sekarang.

"Jadi dimana Hwang sekarang?" Tanya Jungkook dengan tatapan memohonnya kepada J-Hope. Malaikat itu hanya menghela nafas sebelum mengatakan sesuatu.

"Bersabarlah! sebentar lagi saat ia telah menguasainya, ia akan segera menemuimu." Ucap J-Hope yang seketika mengubah ekspresi Jungkook.

"Lalu Mina? Jika dirinya menjadi Malaikat, itu berarti ia telah melupakan semuanya?" Taehyung mencoba untuk menduga.

"Ah, itu juga bisa terjadi kepada Seulgi." Guman Suga.

"Kenapa kalian masih menanyakan hal itu? Bukankah ini sudah menjadi ketentuan mutlak?" Kata J-Hope yang membuat Taehyung mendengus.

"Kalau kau tau dari awal dimana mereka, kenapa kau menyuruh kami untuk menanyakannya kepada Tetua?" Kesal Taehyung yang membuat J-Hope terkekeh.

"Taehyung jaga sikapmu!" Tegur Suga, biar bagaimana pun J-Hope adalah salah satu Kapten yang patut mereka hormati.

"Kau pikir kita dapat bertingkah sesuka hati? Aku harus meminta izin Tetua untuk mengatakan hal ini. Kalian harus mencarinya sendiri dan aku hanya bisa membantu kalian sampai disini." Kata J-Hope yang menghilang begitu saja membuat Taehyung semakin kesal saja.

"Sialan! Dia memang berniat mengerjai kita." Gerutu Taehyung.

"Dimana kita harus mencari mereka sekarang?" Suga menghela nafas dalam.

"Jin hyung akan membantu kita. Kalian tidak perlu khawatir." Kata Jungkook yang masih menunjukkan ekspresi kekecewaannya.

"Meskipun pada akhirnya kita menemukannya, kita harus memulai dari awal untuk mendekatinya." Keluh Taehyung yang merasa lelah sebelum melakukan tindakan untuk mendekati Mina.

"Sudahlah, berhenti mengeluh. Seharusnya kita merasa bersyukur, mereka baik-baik saja dan tidak berengkarnasi menjadi manusia karena itu akan sangat merepotkan." Untuk perkataan yang Suga katakan ini, Jungkook mengangguk setuju.

"Setidaknya kita tak harus melakukan banyak pelanggaran untuk berhubungan dengan manusia." Tambah Jungkook.

"Ah...Aku merindukannya." Desah Taehyung yang kini duduk dengan ekspresi sedihnya membuat Jungkook tak tega melihatnya.

Jungkook tidak terlalu banyak khawatir atau sesedih mereka berdua karena setidaknya Sinb tidak hilang ingatan karena gadis itu sudah menjadi malaikat dari awal. Jadi Sinb akan kembali kepadanya tapi entah kapan? Sesungguhnya Jungkook juga merasa tidak tahan, begitu merindukan wanitanya itu.

Sehari saja serasa setahun, sungguh menyiksa.
Hidup terasa hampa dengan rutinitas yang terus berulang. Setidaknya Jungkook sedikit mengerti arti dari keinginan Sang Maha Kuasa untuk menciptakan makhluknya dengan berpasang-pasangan.

Ternyata memang benar! Entah berada di jiwa yang mana? Hati yang mana? Fikiran yang mana?

Kekosongan itu nampak seperti lubang yang terus menganga dan tak mudah untuk ditutupi meskipun terkadang ia bersama yang lainnya tertawa renyah dengan sesuatu hal.

Kehadiran belahan jiwa itu mutlak dibutuhkan oleh seseorang sesuai dengan eksistensi penciptaannya.

"Kalian kembalilah kerumah. Aku akan menemui Jin Hyung." Kata Jungkook pada akhirnya. Ia pun menghilang dan meninggalkan Taehyung beserta Suga yang masih terjerembab dalam kelara hatian mereka.

---***---

Dua orang gadis tengah mengikuti sepasang kekasih yang tiba-tiba berhenti disudut tembok dan mulai bercumbu dengan panas.

"Kapan kita menyerang mereka?" Tanya gadis dengan setelan jas dan rok hitamnya yang kini memantap kesal sepasang kekasih itu.

"Tenganlah Myoui, kita akan menangkapnya sebelum roh sialan itu berhasil memakan energinya." Kata gadis berambut lebih panjang dengan pakaian yang senada pula.

"Tapi Seul kita tidak bisa memunggu lagi dan mengorbankan wanita itu." Myoui masih bersikukuh. Seul menghela mendesah sebelum akhirnya bangkit.

"Aku akan memasuki tubuh wanita itu dan kau serang pria itu!" Pinta Seul dan Myoui mengangguk.

"Ayo kita mulai!" Seul pun menghilang dan memasuki tubuh wanita itu dan mendorong kuat tubuh pria yang telah dirasuki roh jahat.

"Brengsek!"

Brug

Wanita yang dimasuki oleh Seulgi mengumpat dan berhasil membuat tubuh pria itu terjatuh ke bawah.

"Yak! Apa yang kau lakukan?" Protes pria itu, segera berdiri dan berjalan cepat menghampirinya tapi Myoui seketika memukul kepalanya dari belakang.

"Keluarlah!" Pekik Myoui membuat pria itu tak sadarkan diri dan keluarlah roh pria dengan kedua mata yang hendak keluar dan pakaian robek dimana-mana menunjukkan perut buncit dengan tusukan dimana-mana, bahkan ususnya terlihat keluar.

"Kau! Sudah seburuk itu tidak mau kembali ke akhirat? Menjijikkan!" Omel Seul.

"Itu bukan urusanmu! Keluarlah dari tubuh wanitaku dan berhenti menggangguku atau aku akan menyerap energi kalian!"

Ancam roh itu membuat wanita yang dirasuki Seul tertawa.

"Wkwkwkwk...Sebagai roh jahat rendahan, kau cukup sombong ya. Myoui, cambuk neraka!" Kata Seul dan Myoui pun mengeluarkan cambuk hitam denga simbul tengkorak di ujung pegangannya.

Crettasss

"ARGGGGGHHHHH"

Teriak roh itu kesakitan. Seul pun keluar dari tubuh wanita itu dan menggerakkan tangannya, seketika sebuah lubang penghisab menganga diatas langit.

"Kau tak perlu pintu atau teh penghilang ingatan karena yang dibutuhkan adalah penyesalan sepanjang waktu. Nikmati siksaanmu di neraka! Myoui masukan!"

Lubang itu bergerak semakin mendekat dan cambuk Myoui yang masih melilit segera mengarahkan kepada lubang tersebut.

Gluguk

Lubang itu pun tertutup begitu saja dan kedua gadis itu terduduk sembari mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.

"Ini benar-benar menguras tenaga." Keluh Seul.

"Kita harus menangkap roh hilang sebanyak-banyaknya karena dengan itu kekuatan kita akan meningkat." Ungkap Myoui.

"Yah, kita masih paling bawah dalam tingkatan para malaikat. Kita baru sebulan menjalankan tugas ini dan hanya mendapatkan beberapa roh saja." Seul cukup menyadari seberapa lemahnya mereka berdua dan itu cukup membuatnya khawatir.

Mereka berdua adalah rengkarnasi dari sosok Seulgi dengan nama baru Seul dan sosok Mina dengan nama baru Myoui. Dengan ingatan baru tanpa masa lalu membuat mereka seperti anak yang masih harus banyak belajar.

"Apakah kalian akan menyerah secepat itu?" Kedua sosok mendongakkan kepalanya keatas.

"Kapten!" Pekik mereka bersama saat mendapati sosok RM duduk diatas tembok.

Seul dan Myoui langsung berdiri dan memberikan penghormatannya.

"Bersabarlah, sebentar lagi pemimpin kalian akan segera datang dan membantu kalian." Terang RM membuat keduanya merasa bingung.

"Pemimpin?" Seul mencoba memperjelas dan RM mengangguk.

"Seorang Kapten?" Myoui mempersempit dugaannya.

"Ya, ia seorang kapten sepertiku." Jawab RM.

"Kenapa harus ada lagi? Tak cukup hanya dirimu kah?" Seul sudah merasa cukup dipusingkan dengan kehadiran RM dan sekarang ditambah satu lagi? Yang benar saja?

"Ia memiliki pengalaman menangkap iblis dan memiliki keistimewan berbeda dariku. Kalian perlu belajar banyak darinya dan dapat dipastikan keahlian kalian akan meningkat." Mata Myoui berbinar sementara Seul memandang RM heran. Tidak biasanya Kapten yang satu ini banyak bicara, ini cukup mengundang rasa penasaran Seul.

"Dia sejenis kami atau dirimu?" Seul mencoba menebak dan senyum RM.

"Sejenis kalian." Jawab RM.

"Ah pantas saja, apa kau menyukainya?" Sosok Seul yang sekarang ini cukup terus terang dalam menyampaikan pendapatnya.

"Seul..." Myoui mencoba memperingatkan rekannya ini.

RM tersenyum lagi. "Kurasa tidak akan ada yang tidak menyukainya, semua orang akan menyukainya saat tempramen buruk itu tidak muncul." Guman RM.

"Baiklah Kapten, kami akan menunggunya!" Myoui tidak ingin Seul berkata sesuka hatinya lagi, jadi gadis ini berniat untuk mengakhiri pertemuan ini segera.

"Bersemangatlah dan lakukan tugas kalian dengan benar!" Kata RM yang sekarang menghilang dan dengusan Seul mulai keluar.

"Ah, kenapa harus ada Kapten lagi? Sejenis kita lagi...Aku yakin, ia hanya pandai mncibir." Omel Seul.

"Kita bahkan tidak mengetahui namanya?" Kata Myoui membuat Seul tambah kesal saja.

"Sial! Kenapa kita sesial ini? Dosa apa yang kita perbuat dimasa lalu sebenarnya? Kenapa harus semenyebalkan dan serumit ini sih?" Lagi-lagi Seul mengeluh.

"Sudahlah...Sebaiknya kita nyadarkan mereka berdua." Myoui menunjuk kedua manusia lawan jenis yang masih tak sadarkan diri.

Tanpa banyak kata, mereka menyelesaikan tugasnya dan segera meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan pemburuan mereka.

---***---

Disisi lain, dikaki gunung dengan bukit terbelah oleh sungai dengan air terjun yang memukau. Dibalik air terjun tersebut terdapat sebuah gua tempat dimana Sinb duduk bersila dengan telapak tangan saling terkatub dan mata yang terpejam.

Ekspresi wajahnya cukup tenang meskipun gemuruh air yang jatuh di dasar sungai menjadi suara yang dominan disini. Namun ia seketika membuka matanya saat merasakan sesuatu.

Gelembung-gelembung air tiba-tiba melayang-layang dihadapannya dan Sinb cukup tau, siapa yang menjahilinya saat ini.

"Keluar bedebah!" Kesalnya.

"Wkwkwk...Kau menyukai hadiah kecil dariku?" J-Hope sudah berada dihadapan Sinb.

"Ani!" Jawab Sinb dingin membuat J-Hope lagi-lagi tertawa.

"Kau marah padaku? Seharusnya kau marah pada Tetua saja." Kata J-Hope membuat Sinb mendesah.

"Katakan apa maumu?" Sinb selalu kesal saat J-Hope berbasa-basi seperti ini.

J-Hope pun terkekeh. "Waktumu untuk kembali telat tiba. Tugasmu selanjutnya adalah membimbing dua malaikat baru untuk memburu roh hilang." Ekspresi Sinb semakin suram.

"Apa kau bercanda? Aku sudah terbiasa bekerja sendiri. Membimbing Malaikat baru? Yang benar saja! Apa kau ingin aku menendang mereka setiap saat?" Sinb tak berhenti menggerutu.

"Mereka wanita sepertimu." Kata J-Hope lagi.

"MWO? Yang benar saja! Kau ingin aku merobek mulut mereka karena terus berdebat dengan diriku?" Sinb cukup bisa menduga, meskipun seorang malaikat jika itu ketiga-tiganya adalah wanita maka perdebatan tak bisa terelakan.

"Hm...Benarkah? Apa kau akan tetap merobek mulut mereka, jika kau tau siaps mereka?" J-Hope masih mencoba bermain-main dengan Sinb.

"Memangnya siapa mereka?" Tanya Sinb dengan kekesalan yang memuncak.

"Seulgi dan Mina."

"MWO?" Mata Sinb melebar seketika.

Sang Maha Kuasa selalu memberikan balasan untuk setiap kesalahan yang telah diperbuat. Entah saat ini? Atau diakhirat nanti.

Maka selayaknya sebagai makhluknya yang hanya mampu kita lakukan adalah menjalani dengan melakukan perbaikan dan terus berharap pengampunan darinya.

-Tbc-

Nggak banyak bicara lagi aku ya 😂

Uda banyak diatas 😂

Jadi VOTE & KOMEN
Wajib!!!!

T H A N K S
🙏🙏🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top