32 | Paroxysm

Nirmala terbangun saat merasakan ada sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Cewek itu menoleh ke samping, mendapati sosok Gina yang masih terlelap dan tidak ada tanda-tanda akan terbangun meski sinar matahari sudah muncul dari sela-sela tirai jendela.

Pulang jam berapa mereka semalam?

Dielusnya tangan Gina dengan lembut, lalu perlahan dia melepaskannya darinya. Perutnya lapar, dia ingin makan sesuatu di dapur. Kalau tidak salah Seath kemarin membawa stok roti dan selai kacang cukup banyak. Makan dua lembar roti sepertinya cukup untuk mengganjal perutnya. Tidak butuh waktu semenit dia keluar dari kamar, masih menggunakan piyama dan rambut yang tergerai acak-acakan.

Jika Gina dan Rachael masih tertidur begitu pulas, pasti Seath dan Nicholas juga tidak jauh berbeda. Tidak seperti Nathan yang Nirmala sudah dapati sedang berada di dapur, membuka sebotol air mineral yang baru saja dia ambil dari lemari es.

Such a morning person, huh?” Nirmala tersenyum seraya melempar tatapan menggoda. Seketika lupa jika penampilannya begitu buruk dibandingkan Nathan.

Mendengar suara Nirmala, Nathan segera menoleh. Cowok itu mengenakan celana training selutut dan tanktop abu-abu. Memperlihatkan bahu dan lengannya yang sedikit berkeringat. Sepertinya dia sehabis jogging atau workout. Kebetulan memang di hotel tempat mereka menginap menyediakan fasilitas gym yang memadai.

Liefje?” panggilnya.

Nirmala berjalan mendekat, bersamaan dengan cowok itu yang mengambilkannya air mineral lainnya di kabinet.

“Habis ngapain?” tanya cewek itu, menerima pemberian Nathan dan meminum sejenak air mineral tersebut untuk menyegarkan kembali tenggorokannya yang kering.

Jogging,” jawabnya. Dia membasuh sebelah tangannya, lalu tiba-tiba menyentuh wajah Nirmala. Mengusap sudut bibirnya dengan lembut. “You wanna eat something? Breakfast section is over. But I can make you something with bread if you feel hungry.”

Bukannya menjawab pertanyaan Nathan, Nirmala malah dibuat terdiam. Dia bingung dengan perlakuan cowok itu barusan. “Ka—kamu ngapain tadi?” tanyanya.

Nathan terkekeh. Cowok itu hanya menggeleng dan membetulkan sejenak rambut Nirmala yang terlihat kusut dan mengecup singkat keningnya, sebelum akhirnya mengambil roti dan selai untuk dia bawa ke meja pantry.

Nirmala masih belum bisa merespon apa-apa. Dia malah menatap punggung Nathan sembari memegang sudut bibirnya yang sedikit basah. Hingga beberapa detik kemudian cewek itu tersadar sesuatu. Semalam sehabis pulang dari kafe sekaligus diskotik tersebut, Nirmala langsung mandi dan bersih-bersih. Setelahnya dia tertidur begitu pulas. Jangan bilang karena tertidur saking pulasnya, dia sampai ileran dan meninggalkan jejak macam sungai Kapuas?!

“YANG IH, GAK LUCU!” kesal Nirmala. Cewek itu langsung ngabrit kembali ke kamar untuk cuci muka. Meninggalkan Nathan yang tertawa lepas melihat reaksi lucunya tersebut.

Lima menit kemudian Nirmala kembali muncul dengan penampilan yang lebih rapi. Rambut panjangnya dia gulung dengan jedai, wajahnya terlihat lebih fresh dibandingkan beberapa menit yang lalu. Di meja sudah tersedia beberapa tumpuk roti untuk mereka makan.

So, you wanna walk around? To the beach?” ajak Nathan, sebab cowok itu tahu Nirmala tidak akan bisa menolak ajakannya itu. Apalagi cewek itu amat menyukai pantai dan sejenisnya.

Akhirnya mereka pun meninggalkan hotel dan berakhir berjalan santai di pinggir pantai yang memang masih berada di kawasan hotel. Nirmala sibuk mengunyah roti selai kacangnya yang sengaja dia bawa dari hotel. Selain makan dia juga sibuk memotret pantai, pasir, langit, debur ombak, bahkan Nathan sekaligus yang berjalan di sampingnya (meski pada akhirnya cowok itu menolak untuk dipotret lebih banyak lagi).

“Yang, kamu kalau mau bisa masuk agensi model loh!”

Nathan mengernyit, butuh beberapa detik baginya untuk paham kalimat yang dilontarkan cewek itu barusan. “Being a model? Like Jevais?” tanyanya.

Nirmala tiba-tiba langsung tersenyum kecut. Mendengar nama Jevais disebut dia jadi teringat kejadian beberapa hari yang lalu.

Well—

No, bedankt.”

Sudah Nirmala tebak, Nathan pasti akan menjawab itu.

But I can be your model, Liefje.” Nathan mengeluarkan ponselnya, mundur selangkah dan mengambil ancang-ancang untuk memotret Nirmala. “Or I can be your photographer too. I can be both. I can be anything.”

Mendengar kalimat Nathan, respon Nirmala hanya mendengkus. Dia membiarkan cowok itu memotretnya sebentar sebelum akhirnya mereka lanjut kembali berjalan.

“Bener nih, you can be anything what I want?” tanya Nirmala.

Ja, dat doe ik.” (Yes, I do).

Nirmala langsung mengingat-ingat jika akhir bulan ada konser salah satu boyband terkenal asal Korea. Kebetulan dia sudah menyiapkan 2 tiket untuknya dan Amel. Tapi sayang sahabatnya itu belum yakin apakah bisa menemaninya atau tidak? Rencananya sih jika Amel berhalangan, dia mau mengajak Sania kalau adiknya itu tidak sibuk dengan urusan magangnya.

Could you be my concert partner, Yang? Seventeen akhir bulan nanti dateng ke Jakarta. Kamu tahu kan, aku Carat sejati! I wanna meet up with Kiming, Wonwoo and Eskop!” ucap Nirmala, menyebutkan 3 nama biasnya sejak masih duduk di SMA.

Nathan berdecak. Ekspresinya langsung menunjukkan jika dia tidak setuju. “No. That one is an exception. I can be anything except that!”

Nirmala langsung mengerucutkan bibirnya. “Emang kenapa sih? Kan cuma temenin aku doang!”

No. I won’t.” Bukan apa-apa, Nathan hanya tidak habis pikir Nirmala masih menyukai pria lain sedangkan dia saja bisa mendapatkan pria yang digandrungi oleh banyak wanita se-Nusantara.

“Yaudah, aku ajak Jevais aja.”

Mata Nathan langsung terbelalak. Tangannya refleks menarik tangan Nirmala sehingga cewek itu berdiri menghadap dirinya. “What did you just say?”

“Apa?” tanya Nirmala, sengaja membuat cowok itu jengkel.

Nathan menatap Nirmala lekat-lekat. Mata tajamnya benar-benar menusuk netra gelapnya yang sialnya, tidak ada tanda-tanda jika cewek di hadapannya ini akan mengelak. Hal tersebut membuat cowok itu seketika mendengkus. “Fine! I’ll come with you!”

Nirmala tertawa lepas. Padahal tadi dia hanya bercanda. Alhasil Nirmala memeluk cowok itu agar berhenti cemberut. “Bercanda, Sayang. I’m just kidding. I will come to the concert with Amel or Sania.”

Cowok itu menghela napasnya sejenak. Membalas pelukan Nirmala dengan mengelus punggungnya, dan menjatuhkan kecupan manis di keningnya. “Just tell me what you want, I will try my best.”

Cewek itu tersenyum. Menaruh dagunya di bahu Nathan sembari menikmati sentuhan tangannya di punggung dan kepalanya. Kalau boleh jujur, Nirmala kangen banget sama tunangannya itu. Kalau saja pekerjaannya bisa dibawa ke mana saja, dia sudah pasti ikut Nathan ke Austria.

“Yang, ada es krim, Yang!” Nirmala tiba-tiba melepas pelukannya kala matanya tidak sengaja melihat truk es krim lewat di jalan raya. Lokasinya memang cukup jauh, namun mata Nirmala bisa kapan saja tajam jika melihat sesuatu yang mencolok seperti truk es krim yang terdapat kepala kelinci bewarna pink di atas truknya.

Where?”

“Itu, Yang! Yah! Yah! Dia gak berhenti!” heboh Nirmala. Beruntung di sekitar mereka sepi, tidak ada orang.

“Sshh, Liefje! I’ll buy you ice cream later,” ucap Nathan mencoba mengalihkan perhatian Nirmala.

Cewek itu jelas kecewa. Truk es krim tersebut sudah menghilang entah kemana. Padahal tadinya kalau memang berhenti dia mau nyusul dan beli, lalu mengambil foto truk-nya sekalian. Biar nanti bisa posting di Instagram dengan caption; ‘Ice cream chillin’

* * *

Nicholas bilang, pamannya memiliki beberapa kapal speedboat yang berada di salah satu dermaga dekat hotel mereka menginap. Pamannya itu pun juga menyewa jasa tour guide bagi turis yang ingin menikmati berenang di tengah teluk pulau Ibiza.

Nirmala yang biasanya naik kapal nelayan lalu tiba-tiba diajak naik speedboat mewah sih, senengnya bukan main. Apalagi saat Hansel (Pamannya Nicholas) juga menyediakan beberapa alat snorkeling seperti kacamata renang, pelampung dan fins (kaki katak), membuat cewek itu makin tidak sabar buat nyemplung berenang di laut. Makanya saat kapal mulai berjalan ke titik lokasi, Nirmala sudah persis seperti cacing kepanasan.

Gak bisa diam.

Nanya mulu.

“Udah sampe belum sih, Yang?” Itu salah satu contohnya.

Nathan menarik Nirmala untuk kembali duduk anteng di sebelahnya. Rachael yang memperhatikan sepasang tunangan tersebut ribut terus menggunakan bahasa yang tidak dia mengerti pun akhirnya terkekeh.

What do you guys arguing?” tanyanya.

Ze voelt zich gewoon opgewonden.” (She just feel excited) jawab Nathan. Tangannya masih sibuk menahan paha Nirmala atau sesekali pinggangnya agar tidak mencondongkan tubuhnya ke samping boat.

Nirmala tersenyum masam. Pasalnya dia masih meraba-raba bahasa Belanda yang menurutnya lumayan sulit. Tadinya cewek itu mau sinis sama Nathan, tapi tidak jadi saat melihat ada beberapa ekor ikan Barakuda yang muncul di permukaan air dan melompat satu persatu. Sontak membuat semua kepala di kapal tersebut menoleh termasuk Nathan dan Rachael.

“Woaw, wat is dat?” tanya Gina. Cewek itu langsung membuka ponselnya untuk menangkap momen tersebut.

Well ... It’s Barracuda, isn’t it?” jawab Nathan sedikit ragu. Cowok itu menoleh ke arah Nirmala, menunggu konfirmasinya.

“Iya. Itu Barracuda.”

Seath yang duduk di samping Rachael menoleh. “I thought the barracuda have the large size, though.”

Nirmala mengangguk. “Yeah you right. But they have so many species. It from bigger to smaller. And what have you seen just now is the small one.”

Semua terdiam sejenak. Hingga kemudian Gina tiba-tiba berceletuk. “Is it dangerous?”

Tottaly. But well ... They’re not attacking you as long as you are not wearing something silver.”

Why?”

Basicly because their prey has a silver colour.” Kali ini yang jawab bukan Nirmala. Melainkan Nathan. Sebab cowok itu sudah pernah diberikan penjelasan tentang Barakuda sebelumnya. Sedikit banyak dia tahu tentang ikan pelagis yang masih ada kerabat dekat dengan ikan Marlin tersebut.

Exactly. Be careful with silver,” ujar Nirmala mengangguk-angguk.

Seath terkekeh. “Well, I think now we know why.

What?” tanya Nathan dan Nirmala bersamaan.

Cowok itu hanya menggeleng, yang kemudian disusul oleh cengiran teman-temannya yang lain seakan-akan mereka sudah tahu sesuatu. Nathan hanya terkekeh, maklumi mereka yang sekarang tahu kenapa dirinya terkadang mendadak menjadi si ahli fakta unik tentang kelautan.

“Kenapa? Why are you guys smiling?” tanya Nirmala masih penasaran.

“Nggak. Bukan apa-apa. I’ll tell you later.”

Nirmala memicingkan matanya. Namun karena ini posisinya mereka sedang menikmati suasana, alhasil cewek itu mencoba untuk menahan egonya dan nurut apa yang Nathan bilang barusan.

* * *

🎥🎥🎥

Tjoe_daily Anjay, tiba-tiba Ibiza.

Komentar

Unknown123 Setiap libur liga pasti langsung mode bucin.
   ⤷Tjoe_daily @ unknown123 Gapapa bre, selama bisa bersikap profesional, ya gak masalah.
   ⤷Rebahanyuk_ @ unknown123 Nathan bucin ada waktunya. Tapi yang tau kapan-nya dia doang wkwkkw.
   ⤷lihat 6 balasan lainnya ...

Hapnas54 Bjir, ini di postingan Gina itu? Yang dulu sempet dikira pacarnya?
   ⤷Tjoe_daily @ hapnas54 Iya wkwkwk. Malah jadi bestie 😂
   ⤷Hapnas54 @ tjoe_daily Keren sih, nggak kebanting vibes-nya.
   ⤷lihat 3 balasan lainnya ...

Jasuke.enak Halah! Kemaren gue nonton dia jelek banget mainnya!
   ⤷Tjoe_daily @ jasuke.enak Yaudah bang, gak usah ditonton☺️
   ⤷Marina.dun @ jasuke.enak Tiap pemain pasti ada masanya lagi under perform, kocak lu!
   ⤷Gilingan456 @ jasuke.enak Woy, ini di video gak ada Nathan kenapa yang dibahas ceweknya bjir?
   ⤷Tjoe_daily @ gilingan456 Biasalah, netizen emang kadang suka kidding.
   ⤷lihat 26 balasan lainnya ...

Loly.ngamuk2 Lama-lama ini akun jadi akun fanpage shipper NaMa wkwkwk.
   ⤷Tjoe_daily @ loly.ngamuk2 Apa gue ganti username aja kali ya?
   ⤷Hutapea99 @ Tjoe_daily Up min.
   ⤷Emak2.aerox @ loly.ngamuk2 Loly apakah kamu sudah insaf?
   ⤷lihat 10 balasan lainnya ...

Fulan002 Diliat-liat kayaknya gak mungkin belom pernah test drive sih sama cowoknya.
   ⤷Tjoe_daily @ fulan002 Berdosa banget ketikan lo!
   ⤷Anjay.op_ @ fulan002 Yaudah sih, Bang. Itu urusan mereka. Jangan pusing dipikirin! Mending mikirin token listrik lu tuh, udah bunyi.
   ⤷lihat 32 balasan lainnya ...

Berulovers Ini mereka ke Ibiza kok gak ada update sama sekali?! Protes boleh gak sih?!
   ⤷Tjoe_daily @ berulovers Boleh banget, Cing. Kita sebagai rakyat paduka merasa terzolimi tidak diberi kabar sedikitpun😭👍
   ⤷Genagama.nan @ berulovers Eh, ini akun Beru beneran?
   ⤷lihat 12 balasan lainnya ...

* * *

Sehabis bersenang-senang di laut dengan naik speedboat serta menikmati hidangan cemilan di sore hari, malamnya Nathan mengajak Nirmala ke bar gelato di salah satu distrik yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Bar gelato yang dimaksud berada di deretan toko-toko berupa kafe, restoran, salon dan bahkan pusat oleh-oleh. Mereka hanya jalan berdua. Teman-temannya yang lain sepertinya paham jika mereka ingin pacaran berduaan saja, memilih untuk tidak mengusik dan mencari tempat lain untuk menikmati malam ini.

“Yang, pengen cerita deh.”

Tiba-tiba Nirmala memeluk lengan Nathan, membuatnya sedikit memelankan langkahnya. “What is it?”

“Kalau misal aku ambil S2—wait, I should speak in English.” Cewek itu berpikir sejenak, menyusun kalimat di kepalanya sebelum akhirnya kembali lanjut berbicara. “What if after we married, I’m going to take magister program? I mean there’s so many potential if I’m continue my studies.”

Nathan menghentikan langkahnya. Dia menatap Nirmala yang juga sama-sama menatapnya. “Yeah of course.”

You don’t mind if I’m ... You know ...” Nirmala agak ragu untuk melanjutkan percakapan ini.

No, I don’t mind to. It’s meaning for you, right? So what’s the problem?” tanyanya.

Nirmala tersenyum kecil. “The problem is, are you okay if we keep doing this long distance relationship for almost two years after our wedding?”

Mendengarnya Nathan dibuat terdiam. Namun tatapannya masih setia tertuju pada Nirmala. “Where?”

“Bu Manda said there’s magister program in IPB. One of the University in Bogor. They give me a chance to study there, Naith.”

Tatapan Nathan tiba-tiba melunak. Beberapa detik yang lalu perasaannya tidak enak, membuatnya harus menahan sesuatu di dadanya agar emosinya tetap stabil. Namun saat melihat dan mendengar penjelasan Nirmala, Nathan sedikit bisa menenangkan perasaannya.

Liefje, I marry you is not for cut off your dream.” Nathan menyentuh kepala Nirmala. Mengelus rambut hitamnya dan menyelipkan jemari tangannya pada kulit kepala cewek dengan lembut. “You can still catch you dream, Mala. And I’m here who will always support you no matter what happen. Always,” lanjutnya diakhiri dengan mengecup keningnya.

“Beneran?”

You can count on me.” Nathan mengangguk. Sekali lagi mengecup keningnya.

“Cius, mie apa?” Kumat. Nirmala kembali ke mode randomnya.

Alhasil Nathan mencubit gemas sebelah pipinya itu sampai yang punya mengaduh kesakitan. “Shut up, girl! Or I kiss you more than this.”

Respon Nirmala langsung tersenyum genit. “Mau dong, di-kiss!” ucapnya sambil memonyongkan bibirnya.

Nathan berdecak. Lantas memukul pelan bibirnya. “You are naughty girl!” ucapnya, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Nirmala yang memberengut kesal.

Alhasil Nirmala berlari kecil untuk mengejarnya dan menyamakan langkah mereka. “Yang, toilet di mana sih? Aku mau pipis tau dari tadi!” tanya Nirmala.

Nathan pun melihat ke sekeliling dan menariknya melipir, membawanya ke salah satu toilet umum. Cewek itu tanpa berpikir panjang langsung masuk ke toilet khusus wanita dan Nathan menunggu di luar. Tepat saat Nirmala masuk, salah satu bilik kamar mandi terbuka. Membuat dirinya berpapasan dengan orang yang baru saja keluar tersebut.

Excusme,” bisik Nirmala sopan. Lalu masuk ke dalam bilik untuk menuntaskan panggilan alamnya. Beberapa menit kemudian cewek itu pun keluar setelah terdengar suara flush toilet.

Dia sedikit dibuat terkejut saat orang yang barusan menggunakan bilik kamar mandinya masih berada di tempat itu, tepatnya di depan wastafel sembari memakai lipstick bewarna merah maroon. Nirmala mendekat ke wastafel satunya lagi, mencuci tangannya sembari mencuri-curi pandang dengan mata fasetnya. Entah kenapa dia merasa pernah bertemu dengannya namun dia tidak ingat kapan dan di mana?

“Hai.”

Eh?

Nirmala sedikit tersentak saat cewek di sampingnya ini menyapa. Buru-buru Nirmala balas walau dengan nada yang sedikit gugup. “Ha—hai!”

I think I know you,” ucapnya. Logat asianya terdengar sangat kental. Namun sayangnya itu bukan berasal dari Indonesia. Mungkin dari negara tetangga.

“Oh, well ... I guess so?” Nirmala tersenyum kuda. Jujur, dia jadi sedikit takut.

Cewek asing itu menaruh kembali lipstick-nya, dan mengenakan tasnya. Bersamaan dengan Nirmala yang selesai mencuci tangannya. Mereka keluar dari toilet secara bersamaan. Awalnya Nirmala mengira itu akan berjalan normal. Cewek yang barusan dia temui akan pergi dan Nirmala akan melanjutkan perjalanannya kembali bersama Nathan. Namun tiba-tiba semuanya terasa berubah saat Nirmala justru mendapati ekspresi Nathan yang terkejut, seperti seseorang yang baru saja melihat hantu di siang bolong.

“Hai, Naith. Long time no see!”

Nirmala semakin kaget lagi saat cewek asing tersebut justru sama-sama mendekat ke arah Nathan dan menyapanya. Detik itu, perasaan Nirmala tiba-tiba terasa tidak enak. Siapa dia? Dia kenal cowok gue?

“Trisha?”

Sial. Apakah ini yang namanya Trisha? Sosok cewek yang pernah diceritakan oleh Nathan sebagai mantannya dulu. Kenapa bisa pas banget ketemu di sini?

Glad if still remember me.” Trisha menoleh sejenak ke arah Nirmala yang masih mematung menatapnya. “You’re right. We have a look a like, but she’s more beautiful than me.”

Kening Nirmala mengernyit mendengar perkataan cewek itu. Alhasil dia menoleh ke arah Nathan yang juga sepertinya tengah mati kutu di tempat.

Anyway ... He miss you so bad.” Trisha tersenyum, dan entah kenapa melihatnya membuat perasaan Nirmala semakin terasa tidak enak. “Delano. Our son.”

Napas Nirmala tiba-tiba terasa tercekat. Entah kenapa dia merasa seperti ada suara guntur di dalam kepalanya. Apa yang barusan Trisha bilang? Delano? Anak mereka?!

Wajah Nathan langsung menunjukkan ekspresi tidak suka. “Trisha! Watch your mouth!” ujarnya dengan nada yang dingin. “You and me was done for so long time ago!”

Trisha terkekeh seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. “I know. I know it. I just wanna tell you that your son—

Kalimat Trisha langsung dipotong oleh cowok itu secara sebelah pihak. “Technically, he’s not my son!”

Tatapan Trisha langsung menajam. “Oh ya? So you don’t admit it anymore?” tanyanya.

Tiba-tiba lidah Nathan terasa kelu. “Trisha please—” Cowok itu segera menoleh ke arah Nirmala yang perlahan mundur. Cewek itu melayangkan tatapan yang sulit untuk diartikan. Namun jelas, Nathan bisa menangkap ada sinyal cemburu dan salah paham darinya. “Mala, wait! This is not like you think you are!”

Sayangnya, Nirmala terlalu syok mendengar hal tersebut. Anak? Mereka berdua punya anak? Jadi selama ini Nirmala tidak tahu tentang hal itu? Sejauh apa gaya pacaran mereka dulu? Sial! Situasi ini membuat Nirmala merasa deja vu!

“Anjing lu!”

Itu adalah kalimat yang bisa Nirmala keluarkan dari tenggorokannya, sebelum akhirnya memacu kakinya berlari meninggalkan Nathan dan Trisha ke dalam keramaian orang-orang di malam hari. Tidak peduli dengan teriakan kencang dari Nathan yang memanggilnya. Sebab kepalanya tiba-tiba terasa penuh. Yang dipikirkan olehnya saat ini adalah kabur, menjauh dari Nathan dan mencoba untuk memproses segalanya.

Bangsat!

* * *

Note:

Paroxysm (n.) a sudden outburst of emotion.

👤: kenapa sih lama banget update-nya?

Saya (dengan kesadaran penuh):

(Sedang menikmati keributan yang ramai diberitakan oleh media)

Anyway, kayaknya Jellyfish gak bisa selesai di bulan November ini deh. Semoga kalian masih betah ya. Soalnya konfliknya baru mulai setelah menunggu cukup lama. Mohon maaf kalau nanti konfliknya aneh.

Udah sih itu doang.

Oh iya, cuma mau bilang, aku kangen kalian!! Tapi aku sibuk parah. Sibuk main. Ehe.

Terima kasih sudah mau membaca dan meninggalkan jejak.

Sincerely, Diamond Rose.


(Ikan Barakuda)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top