26 | Jellyfish
🎥🎥🎥
Tjoe_daily GEBRAKAN MACAM APA INI?!?!
Tiba-tiba banget jadi anak motor gede?? Mana gaulnya langsung sama MACI pula.
Fyi ges, MACI itu singkatan dari Motor Antique Club Indonesia. Kayak klub pecinta motor-motor tua. Kebetulan Papanya Nirmala wakil ketua klub MACI cabang Bogor.
Beuh ... klop bener yah, Nathie sama calon mertua😚🤭🤭
Komentar
Likaliku.lika NATH!!! LO PIKIR KITA BAIK-BAIK AJA LIHST LO BEGINJ?!?!
⤷lihat 23 balasan lainnya ...
Jess.no.farhan Anjayy menyala abangku🔥
⤷lihat 7 balasan lainnya ...
Riksasikat12 Gue liat mereka di pom bensin Sentul. Pengen banget nyapa, tapi takut. Om-om MACI serem-serem 😬
⤷Debbygsh.t @ rikasikat12 Nathie ikutan sangar juga nggak mbak?
⤷Rikasikat12 @ debbygsh.t Gue cowok anjir!
⤷lihat 10 balasan lainnya ...
Eden.manaya Sedang menunggu story Nirmala dibonceng paduka.
⤷Tjoe_daily @ eden.manaya Liat story Nirmala sama kayak liat story lakiknya. Kalau bukan posting kerjaan, OOTD, palingan posting Beru 😔
⤷Pepaya1212 @ tjoe_daily Real!! Kemaren bukannya foto pap bareng ayang, Nirmala malah foto bakso sama martabak. Si Nathan juga bukannya foto bareng pacarnya malah foto ikan mujaer lagi mangap.
⤷Tjoe_daily @ pepaya1212 Semakin gak sabar menanti keluarga Tjoe A On cabang Lazuli ini.
⤷lihat 30 balasan lainnya ...
Edo_sigit Joing bang. Tapi gue punyanya aerox gimana nih?
⤷Tjoe_daily @ edo_sigit Boleh lah ... Paling nanti pas konvoy barisan paling belakang wkwkwkw 😅😜
⤷lihat 8 balasan lainnya ...
*
Waktu Nathan di Indonesia cukup lama. Sekitar 1 bulan sebelum akhirnya kembali terbang ke Austria untuk menjalani jadwal club sepak bolanya di sana. Nirmala juga bingung, selama itu Nathan ngapain saja saat Nirmala pergi bekerja dari pagi hingga sore? Sampai akhirnya dia diceritakan kalau Nathan lebih sering menghabiskan waktunya bersama Rendy atau bahkan nyusul Papa ke Bogor untuk menemaninya ngoprek dan memancing di empang langganan pria tua itu dari zaman Nirmala masih SD.
Nirmala pusing. Dia mau marah sama Papanya, tapi melihat reaksi Nathan yang enjoy-enjoy saja, membuat cewek itu jadi bingung. Apa lagi saat melihat cowok itu memosting story sedang geber-geber motor Norton keluaran tahun 50-an yang baru dia beli beberapa hari yang lalu, dilanjut dengan dirinya yang posting video sedang konvoy di kawasan Sentul bersama Papa dan teman-teman klub motor antiknya. Tak hanya sampai di situ, gebrakan lainnya dilanjut dengan Nathan yang tiba-tiba random sedang menggunakan serokan ikan untuk mengambil hasil tangkapan mujaer yang dipancing Papa.
Asal kalian tahu, medsos ramai oleh tingkah cowok itu bersama calon mertuanya. Akun Nirmala ramai kena tag sana-sini, perkara banyak konten video (kebanyakan jedag-jedug) tentang dirinya dan Nathan. Meski cukup membuat Nirmala terhibur, tapi di sisi lain apa kabar sama jantung Nirmala yang dugun-dugun melihat ketampanan hakiki ini, Tuhan?!!
Jangan mengira Nirmala sudah terbiasa melihat Nathan mode ganteng! Kadang cewek itu juga bisa salting sendiri karena aura tunangannya itu suka aur-auran.
“Eh?”
Nirmala terkejut. Tiba-tiba tersadar dari lamunannya yang tengah melihat sepasang ikan pari berukuran besar yang melintas di hadapannya. Cewek itu selama beberapa detik terdiam menatap lurus pada sesuatu di balik aquarium raksasa tersebut. Hingga kemudian seseorang tiba-tiba mendekat dan mengecup pipinya, disusul dengan sebuah tangan yang merengkuh pinggang Nirmala lalu mengusapnya pelan.
“What are you looking at?” tanya Nathan, berbisik di samping telinganya.
Nirmala tidak langsung menjawab. Dia meneliti sejenak lokasi tempat mereka tengah berada sekarang. Aquarium bawah laut. SeaWorld, Ancol. “Lihat ikan. What else?” balasnya.
Nathan tersenyum. Cowok itu menyampirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Nirmala dan kembali mengecup pipinya.
“Naith, we’re in public place. Be polite, please!” Nirmala melepas tangan Nathan dari pinggangnya, dan berjalan lebih dulu ke spot lain.
Cowok itu mendengkus, namun tetap membuntutinya di belakang. Satu-dua orang menyadari keberadaan mereka, mencuri-curi pandang namun tidak berani untuk sekedar mendekat. Nirmala akhirnya berhenti di salah satu aquarium yang terpisah dari aquarium utama. Terdapat salah satu spesies ubur-ubur berbentuk peris seperti plastik transparan yang melayang di kolom air. Cewek itu mengetuk pelan kaca aquarium tersebut saat Nathan mendekat.
“Aurelia aurita. My favorite jellyfish species. Looks like nothing but actually can sting you. Absolutely dangers!”
Nathan mengernyit. “Is all jellyfish would sting everything who touch them, right?”
“No. Nggak semuanya, Yang.” Nirmala menggeleng. Matanya masih terpaku pada makhluk laut tersebut. Karena biota laut favoritnya selain terumbu karang dan mangrove adalah ubur-ubur. “In Kakaban island, there is a lagoon with the brackish water—”
“Brackish?”
“The water between fresh and sea water,” jelas Nirmala.
Nathan mengangguk-angguk baru paham.
“The lagoon have 4 species of jellyfish. Which one is Aurelia aurita or we called it Moon Jellyfish. And all species in that place are stingless.”
“Why?” tanya Nathan, cowok itu menoleh merasa tertarik dengan penjelasannya barusan.
“Because of evolution for more than hundred years. The lagoon is apart from the sea, and there isn’t much of biota diversity, so ...” Nirmala menggaruk kepalanya bingung. Sebenarnya kalau dia jelasin pakai bahasa Indonesia dia bisa saja buka kelas dadakan tentang pulau Kakaban dan ubur-ubur air payau di sana. Ditambah dia juga pernah ketemu ubur-ubur di sekitar mangrove. “Bahasa Inggrisnya susah, Yang!” keluh Nirmala.
Pasalnya, saat Nirmala ngomong sama Nathan itu level Inggrisnya bukan Inggris ilmiah. Lebih ke daily. Makanya dia bingung bagaimana jelasin tentang evolusi ubur-ubur di pulau Kakaban.
“Just use the language that you can speak, Liefje. I will understand you.” Nathan mengelus punggung Nirmala lembut.
“So the point is, the jellyfish in Kakaban lagoon itu lost their ability to sting. Because they are feel saved and no one predator can beat them. So they can live there with good of food sources—which is zooplankton. You know zooplankton?”
Cowok itu mengangguk.
“Nah itu!” Akhirnya selesai juga penjelasan singkat dari Nirmala yang berhasil buat otaknya sedikit ngebul. “Tapi kamu tahu nggak? What is the philosophy of jellyfish?”
Nathan menggeleng. “No. What is it?” Cowok itu menatap segerombolan ubur-ubur tersebut.
“Kalo kata Amel, jellyfish or ubur-ubur in Indonesia is representation of sincerity of love. Ketulusan cinta.” Nirmala menoleh menatap tunangannya itu. Ruangan di lorong aquarium tersebut memang didesain begitu remang, namun tidak melunturkan ketampanan yang cowok itu miliki terlebih saat Nirmala melihat pahatan wajah Nathan dari samping, “Jellyfish doesn’t have eyes, blood and brain. They just have that thing—” Nirmala meragakan bentuk mantel kepala ubur-ubur. “But they also have something reseptor in their tentacles to provide them to detect some vibration, light and chemicals in water. So they can swim freely in the sea. Bahkan scientist said that jellyfish can live for more than 600 years.”
Nathan masih setia mendengarkan penjelasan Nirmala seraya masih menatapnya dengan tatapan yang tulus. Senyumnya sedikit tersungging saat dia merasa gemas dengan ekspresi yang cewek itu berikan.
“Is like a love. It’s blind, maybe it can be stupid. But love also have their sense to catch someone to feel how amazing it is,” jelas Nirmala
“...”
“But jellyfish might sting if you disturb them. Like a love is like how you play with fire. It would kill you,” lanjutnya.
Nathan tidak tahan. Dia mendekat dan kembali mengecup kening Nirmala, kali ini dia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tidak sekilas, namun cukup lama. “Jellyfish would sting to protect themself, Liefje. Is like someone would do anything to protect someone they love.”
Nirmala berdecak seraya memutar bola matanya jengah. Tapi anehnya dia tidak memberontak akan jaraknya yang begitu tipis dengan cowok itu. “Iya, itu maksudnya!”
“I love you, Liefje.” Nathan kembali mengecup keningnya, lalu menempelkan keningnya dengan kening Nirmala. Tidak peduli jika kini beberapa pasang mata mulai menaruh atensinya pada mereka. “With all I have. With all my life. I love you without any.”
“...”
“I think you are right. Love is like jellyfish. They blind, they hadn’t brain, they just only have that thing. But they can live a very long time with all the shortcomings they have.” Nathan mengelus kepala Nirmala. “I love you like a jellyfish. I’m not a perfect man, Mala. I’m broken. But I’ll always love you as best as I can.”
Kalimat Nathan barusan sukses membuat Nirmala terdiam. Dia menatap lurus pada kalung cowok itu yang tergantung liontin berbentuk huruf N. Perlahan senyum tulus tertarik di bibirnya. Dia tidak paham bagaimana detail perasaan Nathan untuknya. Dia tidak tahu pasti apa yang membuatnya tetap masih memiliki perasaan ini untuknya bahkan selama bertahun-tahun telah terlewati. Namun Nirmala tidak mau mengelak lagi untuk kesekian kalinya, jika dia juga memiliki rasa cinta yang begitu besar pada Nathan.
“Thank you for loving me, Naith. I love you with the same way.”
* * *
September, 2025
Akhirnya, setelah bertarung dengan pikirannya serta saran dari Seath, Nathan akhirnya berkonsultasi dengan psikiater. Sebab masalahnya ini sampai merembet ke kegiatannya sehari-hari. Dia jadi kurang fokus dan dia kesulitan untuk tidur. Jika ini terus berlanjut, maka akan merembet ke kondisi kesehatannya.
Tidak banyak yang berubah. Nathan tidak menceritakan secara spesifik siapa Nirmala dan mengapa efek dari eksistensinya dalam dunianya begitu besar. Namun treatment yang diberikan cukup membuat Nathan sedikit tenang akibat obat tidur yang berhasil membuatnya mendapatkan istirahat cukup di setiap malamnya.
Pun Nathan sudah sempat bertemu dengan Trisha dan menyelesaikan semuanya. Meski Nathan terkesan jahat, namun itu lebih baik ketimbang dirinya harus berpura-pura bahagia dalam hubungan palsu tersebut. Cowok itu ingat, dia mengatakan kalimat yang sekiranya cukup menyenangkan hati Trisha;
“Kau gadis yang kuat dan mandiri. Aku tidak tahu banyak apa saja yang telah kau lalui, tapi aku paham kau lebih dari itu. Maaf jika aku melukaimu. Kita masih bisa berteman dan jika kau butuh bantuanku, aku akan senang hati membantumu.”
“...”
“Dari awal hubungan ini sudah salah. Kau salah Trisha, aku pun juga salah. Kau tidak akan pernah bisa menjadi pengganti Nirmala. Meskipun ini terdengar menyebalkan, aku akan tetap mencintainya entah sampai kapan.”
Setelah pertemuan itu, mereka lost contact. Bahkan sampai nyaris sebulan berlalu.
Nathan kembali menjalani hidupnya yang dia sendiri tidak yakin apakah dirinya ini benar-benar hidup atau tidak. Namun setidaknya ini lebih baik ketimbang dia harus membohongi dirinya dan juga orang lain. Biarlah dia tanggung rasa sakit ini sendiri. Itu lebih baik.
Nirmala masih sama. Dia hidup dengan baik, setidaknya itu yang Nathan lihat di sosial medianya, dan juga sosial media adik dan sahabatnya. Cewek itu masih bisa tersenyum dan Nathan sudah cukup bahagia melihatnya. Sesekali Nathan screenshot fotonya untuk dia kenang.
Panggilan dari Timnas pun dia tolak untuk sementara waktu, dengan alasan proses pemulihan psikisnya. Beruntung pihak PSSI mau mengerti dan menutup rapat-rapat alasannya barusan. Ayah atau Ibunya lusa akan datang menjenguk. Rupanya insting orang tua tidak pernah meleset. kekhawatiran mereka yang membuat mereka meninggalkan segala urusan mereka sejenak dan merencanakan untuk menjenguk anak bungsu mereka.
“Melamun terus itu tidak baik, Bung.”
Seseorang menepuk pundaknya. Nathan seketika tersadar dan kepalanya menoleh mendapati sosok Ahmed—tetangganya—yang datang dan mengambil duduk di sampingnya.
Beberapa menit yanga lalu, Nathan berhenti sejenak dari lari sorenya. Melihat kursi kosong di taman menariknya untuk duduk sejenak dan menikmati suasana sekitar. “Aku tidak melamun.”
Ahmed mengendikkan bahunya. “Yeah, terserah. Bagaimana kondisimu? Konsultasinya berjalan lancar, bukan?” tanyanya. Memang akhir-akhir ini mereka mulai dekat. Mungkin karena pria itu tetangganya dan mereka sering berpapasan di lift, basemen atau bahkan suka nge-gym bareng di hari Minggu.
Cowok itu mencurutkan bibirnya. “Not bad. Now I can sleep with properly.”
“Alhamdullilah.”
Nathan mengernyit. Sudah bukan rahasia lagi jika Ahmed beragama Islam. Nathan juga tidak begitu asing dengan agama tersebut, terlebih mantan pacarnya, Nirmala memeluk agama tersebut. Cowok itu menoleh pada temannya itu. “Ahmed, can I ask something?”
“Sure. You wanna get some discound in my restaurant?” tebak Ahmed. Pria itu memang memiliki sebuah restoran kebab di pusat kota.
“No. About your religion.”
Ahmed terdiam beberapa detik, ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi sedikit serius. “What is it?”
“Apakah mustahil bagiku untuk memiliki seorang gadis muslim?”
“...”
“Apakah tidak ada cara lain bagiku untuk memiliki Nirmala? Aku mencintainya. Bahkan aku tidak bisa menghitung seberapa dalam aku mencintainya. Apakah mungkin—”
Kalimat Nathan terhenti saat Ahmed tiba-tiba menggeleng.
Nathan mengepalkan tangannya dan meneguk ludahnya sejenak. “Tapi—” Lagi, Kalimat Nathan kembali Ahmed potong.
“Apakah kalian berpisah karena masalah ini?” tanya Ahmed.
Jujur, pertanyaan Ahmed terdengar begitu simpel, namun entah kenapa Nathan sulit untuk sekedar menjawab.
“Jika iya, maka hargailah keputusan gadis itu. Dia tidak ingin merebutmu dari Tuhanmu. Dia juga tidak ingin melanggar aturan Tuhannya,” lanjut Ahmed
“Tapi ... Aku mencintainya. Duniaku hancur saat aku kehilangannya ...”
Ahmed menatap Nathan lekat-lekat. Temannya itu terlihat jelas sekali jika selama ini menahan frustasi seorang diri. “Lepaskan dia, Nathan.”
Kalimat Ahmed sukses membuat keningnya mengernyit. “What? What do you mean?”
“Jika kau memang benar-benar mencintainya, lepaskan dia. Biarkan dia bahagia dengan orang yang sejalan dengan imannya.”
Tidak. Bukan jawaban ini yang ingin dia dengar. “Lalu bagaimana denganku? Bagaimana denganku yang terjebak mencintainya?!” suara Nathan sedikit meninggi.
Namun Ahmed meresponnya dengan tersenyum lembut. “Kau percaya Tuhan, kan?”
Deg!
“Tuhan tidak akan membiarkan hambanya menderita. Tidak akan, Nath.”
“...”
“Mungkin sekarang kau sedang kesulitan, tapi di depan sana Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untukmu. Jauh lebih spesial dibandingkan Nirmala.”
Kali ini Nathan benar-benar terdiam. Spesial? Siapa memangnya? Tidak ada yang spesial selain Nirmala. Tidak ada.
*
Masih di waktu yang sama ...
Jika ada yang bilang hidup Nirmala baik-baik saja, karena melihat dirinya yang pergi ke pantai tiap bulan, treatment kecantikan setiap beberapa bulan sekali, gaji nyaris 2 digit, hingga followers Instagram yang mencapai 20 ribu (centang biru pula). Siapa yang tidak mengira jika cewek berusia 23 tahun itu menjalani hidup yang begitu indah di usianya yang begitu muda?
Meski Nirmala akui tubuhnya terasa remuk harus bulak-balik Jakarta dan IKN, sebab ada beberapa projects di sana, bahkan nyaris membuatnya harus diimpus karena dehidrasi dan kelelahan di rumah sakit.
Tapi siapa yang peduli?
Keluarganya saja dia beri tahu jika anaknya ini sempat drop dan dilarikan ke rumah sakit beberapa hari setelah dia pulih. Cewek itu benar-benar tidak ingin mengganggu banyak pihak. Entah keluarga, teman, bahkan cowok itu.
Nyatanya, hidupnya tidak baik-baik saja setelah pertemuan terakhir mereka di London beberapa bulan yang lalu. Keputusannya yang mantap terkadang sempat goyah saat dirinya terjebak dalam kenangan-kenangan indah bersama Nathan.
Bagaimana kabarnya? Apakah sekarang cowok itu membencinya?
Nirmala sering kesulitan untuk menahan perasaannya. Dia akui, dia memang kejam. Dia akui, tidak seharusnya dia bersikap kasar pada Nathan dan meninggalkan cowok itu secara sebelah pihak. Tapi mau bagaimana lagi?
Hubungan mereka hanya akan saling menyakiti. Lebih baik untuk berhenti sebelum semuanya terlambat.
Mama bilang, suatu saat dia akan bertemu dengan orang yang lebih baik dari Nathan, walau Nirmala ragu dengan nasehat Mamanya itu. Sejauh yang Nirmala nilai, dari banyak pria yang pernah dia temui, tidak ada yang bisa menyaingi seorang Nathan baginya. Nathan hanya satu di dunia ini. Dan sialnya Nirmala bukan ditakdirkan untuk bersanding dengannya.
Ya Tuhan, membayangkan Nathan kelak akan menemukan jodohnya saja entah kenapa dadanya terasa sesak. Padahal siapa Nirmala, ngatur-ngatur cowok yang bahkan bukan siapa-siapanya lagi?
Nyesek banget ya, njing?
Padahal pacarannya hanya 2 bulan, tapi sakitnya bisa sampai satu tahun seperti ini. Tolong katakan pada Nirmala, ini dia yang goblok atau bagaimana ya?
Dia benar-benar mati rasa. Nggak ada gairah untuk menjalani hubungan baru dengan orang baru dan suasana baru. Dirinya hanya menjalani hidup dan bertahan selama mungkin.
Selama ini cewek itu terlalu pandai menutupi kesedihannya, bahkan di hadapan keluarganya sekalipun. Meski Sania dan Amel yakin ada sesuatu yang disembunyikan olehnya, yang tidak tahu sampai kapan Nirmala bertahan untuk sok kuat.
Nathan Chu
|Hey.
|Keberatan nggak kalau aku bilang, aku kangen?
|Aku kangen banget. Tapi nggak bisa ngomong itu langsung ke kamu.
|Maaf ya. Aku jahat.
Pandangan Nirmala memburam. Dia tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi. Hingga malam itu, di kamar apartemennya dia menangis sendirian dalam diam. Dadanya terasa sesak, berkali-kali dia mengelusnya kala rasa rindu itu begitu menguap amat menyiksa.
|Aku bodoh banget ya?
|Nge-chat orang yang udah aku blokir.
|Nathan, kamu baik-baik aja kan?
|Jangan lupa istirahat yang cukup. Minum air yang banyak. Jangan bergadang.
|Don’t too much playing with your phone.
|Aku tahu kita udah berakhir. Tapi aku cuma mau bilang ...
|Aku masih sayang sama kamu 🖤
* * *
Note:
Yang belum follow, yuk follow. Wkwkwk promosi nih. Nortonclassic
Terima kasih sudah mau membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak.
Sincerely, Nanda.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top