22 | Indirect Kiss

Seingat Nathan, dia tidak membawa Rocky—anjing di rumahnya—masuk ke dalam kamar dan tidur bersamanya. Pasalnya dadanya terasa berat. Awalnya dia mengira Papanya iseng memasukkan Rocky dan kini anjing pudel itu sedang tidur di atas tubuhnya. Namun setahunya, Rocky tidak punya aroma feminim seperti perpaduan antara vanila dan melati.

“Yang, wake up, Yang!”

Dan lagi, sejak kapan Rocky bisa berbicara? Atau jangan-jangan ...

“Naith, bangun dulu sebentar! Ini jam 12 tetot. You are officially 27 years old!”

Seketika Nathan langsung membuka matanya. Dia terbelalak saat mendapati sosok Nirmala berada tepat di atasnya. Cowok itu nyaris memekik terkejut, namun cewek itu cepat-cepat menutup mulutnya dengan jari telunjuknya, lalu menarik tubuh cowok itu untuk duduk.

“Shhh! Jangan berisik!”

“Mala, what are you—”

Kalimat Nathan terhenti saat Nirmala tiba-tiba mengambil sesuatu di lantai. Sebuah kue kecil seukuran telapak tangan yang terdapat lilin kecil tertancap di tengah-tengahnya.

Saeng-il chughahamnida, saeng-il chughahamnida, happy birthday dear, Nathan~ selamat ulang tahun!” Nirmala bernyanyi dengan suara pelan. Takut membangunkan Mamamel dan Paparo yang mungkin saja sudah tertidur lelap.

Lang zal hij level, lang zal hij level, lang zal hij level in de gloria! In de gloria~ In de gloria~” Nirmala kembali bernyanyi. Kali ini versi Belanda yang kalau di bahasa Indonesia judulnya Panjang Umur. Cewek itu cukup effort buat hafalin lirik singkat tersebut dengan pelafalan yang benar.

Nathan tersenyum lebar. Cowok itu mengucek matanya sejenak sebelum akhirnya meniup lilin tersebut dalam sekali tiup. Nirmala berseru pelan, lalu mencubit ujung kuenya dan menyuapinya pada mulut Nathan.

Happy birthday to my lovely man! Semoga panjang umur, sehat selalu, banyak rezeki, banyak uang, sayang keluarga, sayang Nirmala, makin soleh, selalu istiqomah, jadi suami yang baik, royal and loyal, apa lagi?” Nirmala menatap Nathan. Tepat pada mata hazelnya yang terlihat gelap meski di bawah pencahayaan yang remang-remang. “Pokonya wish you all the best buat kesayangannya aku!” lanjut cewek itu.

Nathan sudah gemas. Alhasil menariknya dalam pelukannya. Mengusap punggung dan kepala cewek itu, sesekali menyesap aroma khasnya yang selalu menjadi favoritnya. “Thank you,” gumamnya lalu mengecup kepalanya.

Wait, Yang. I’m not finish yet!” Nirmala melepas pelukan cowok itu dan mengambil sesuatu di lantai, sebuah tote bag berukuran besar yang sepertinya di dalamnya terdapat banyak barang-barang. “Kado, gift, geschenk buat kamu.”

Cowok itu menerima pemberian tersebut. Nirmala turun sejenak dari atas ranjang untuk menyalakan saklar lampu. Kini ruangan gelap tersebut menjadi terang benderang. Nirmala mengenakan daster dengan balutan kemeja flanel yang barusan dia pakai saat pergi ke taman. Rambutnya dia ikat asal, membiarkan beberapa helai rambut hitamnya jatuh begitu saja di sekitar lehernya.

Actually, I’m kinda confussed to choose the best gift for you. Like—you know—you love something stylish, but you love something unique, and at the same time you really like the luxury stuff. So ... I put everything.”

Tangan Nathan bergerak untuk membetulkan rambut Nirmala yang menghalangi sebagian wajahnya, tak lupa membetulkan posisi kemejanya agar menutupi dadanya yang sedikit terekspos.

I would love everything you gave, Liefje. Even you came along to my hometown and stay in my house is the best gift ever for me. Thank you.” Nathan menarik pelan tangan cewek itu untuk mengecup keningnya sebentar sebelum akhirnya membuka hadiahnya satu-persatu.

Seperti yang dikatakan Nirmala. Isinya sangat random. Ada kaus custom hasil desain buatan dia sendiri di Canva (akibat gabut), di kaus tersebut ada tulisan ‘No Blue No Greendengan perpaduan simbol laut dan hutan, soalnya mengingatkan Nirmala sama komentar cowok itu di live Instagram-nya bareng organisasi lingkungan beberapa bulan yang lalu.

Kemudian ada topi yang dia bordir huruf N, sandal jepit untuk sehari-hari (bukan mereka Swallow ya, dan juga bukan merek Gucci! Seenggaknya bermerek yang masih bisa kebeli sama isi dompet Nirmala), lalu ada gantungan kunci rajut DIY hasil buatannya sendiri yang berbetuk love bewarna hitam (emoticon yang dia gunakan pada kontak Nathan), parfume, tumbler berukuran satu liter biar cowok itu saat minum keinget Nirmala, action figure Akagami Shanks dan Monkey D Luffy (dua karakter populer di One Piece).

Why Shanks?”

Because you will amaze with this character! You know how amazing when he stop the war with effortless! Even all the Marines feel unwilling with him!”

“Yeah, but I—”

Did you know in Arc Reverie—”

Wait, Mala! I just watched the arc Fishman Island! Please don’t spoiled!”

Nirmala memutar bola matanya. “Yaudah, pokonya kamu bakal suka sama karakter ini! Believe me!”

Baiklah, lanjut. Terakhir ada kotak berisi jam tangan. Di antara semua hadiah yang ada, jam tangan itu adalah hadiah utama. Paling mahal. Harganya hampir 70% gaji Nirmala dalam sebulan. Kalau mau tahu gaji Nirmala berapa, cari aja di Google gaji staf koordinator tenaga lapangan di BRGM berapa. Belum dipotong pajak ya itu!

You like it?” tanya Nirmala. Cewek itu tersenyum. Begitu cantik di mata Nathan. Dibandingkan hadiah yang diberikan olehnya, menurutnya kehadiran Nirmala di hidupnya saja itu sudah hadiah terindah baginya.

I love it.” Nathan kembali menarik tangan Nirmala. Dari gerak-geriknya Nirmala gak bego kalau Nathan mau ngapain.

Wait, Naith! What are you doing?!”

Nathan tetap menariknya. Cowok itu meletakan tangannya untuk menutupi bibir Nirmala dan kemudian mencium punggungnya tangannya sendiri. Seakan-akan sedang memberikan indirect kiss pada cewek di hadapannya.

Nirmala tentu terkejut. Apalagi saat melihat Nathan sedekat ini. Bibir mereka hanya berjarak telapak tangan cowok itu. Sialan!

Selama 15 detik berlalu, akhirnya Nathan melepas ciumannya beserta tangannya. Meninggalkan wajah Nirmala yang memerah karena malu sekaligus kaget.

I’m sorry. I really want to kiss you. But I can’t,” ucap Nathan seraya mengelus kepalanya pelan. “Thanks for the gift. Now you better go back to sleep.”

“... Can I sleep here?”

No, Liefje. Back to your room!” ucap Nathan. Bisa lewat kalau Nirmala tidur dengannya malam ini.

Akhirnya dengan wajah cemberut Nirmala pun kembali ke kamarnya setelah mematikan lampu.

Good night, Nathie!”

Ah, panggilan itu lagi! “Hm, good night!”

* * *

🎥🎥🎥

Tjoe_daily Nath, Mama kamu aja udah post bareng calon mantu, masa kamu belom post apapun sama ayangnya sih? Kita nungguin loh!

Ps. Ini dari tiktok Mama Melinda. Lagi jalan-jalan ngerayain ulang tahun Nathie, kayaknya.

Komentar

Cicicantik Sudah di tahap menerima dengan lapang dada. Soalnya emang CAKEP BANGET WOY NIRMALA DILIAT-LIAT! LANJUTKAN PADUKA! KITA PUN SUDAH KENA SIREP SAMA PELET NIRMALA! MENYALA PELET NIRMALA!
   ⤷Tjoe_daily @ cicicantik Wkwkwk gue gak tau ini pujian atau sindiran!
   ⤷Tikakit55 @ cicicantik Emang cakep! Pantesan Jevais demen! Makanya waktu itu paduka kagak nyante langsung go public tanpa aba-aba!
   ⤷lihat 23 balasan lainnya ...

Hahuhoheng Calon mantu? Emang yakin bakal nikah?
   ⤷Tjoe_daily @ hahuhoheng Waktu itu ada yang nanya di TikTok Mama Melinda, katanya mereka emang pacaran. Malah udah langsung dilamar sama Nathan.
   ⤷Gilagaseh_ @ tjoe_daily Sat set banget ye? Tapi kan mereka beda agama!
   ⤷Komenguhuyy @ gilagaseh_ Banyak yang bilang Nathan udah mualaf dari akhir tahun 2025.
   ⤷lihat 50 balasan lainnya ...

Fiskacintayono Nathan tolong jangan posting Beru dari hasil pap mbak pacar! Lama-lama Beru punya fandom entar!
   ⤷Berruuulovers follow aku ya kak!
   ⤷lihat 4 balasan lainnya...

Diahrubby22 Oh berarti bukan sama yang Gina itu berarti?
   ⤷Tjoe_daily @ diahrubby22 Nggak, kak!
   ⤷lihat 15 balasan lainnya ...

Liskookforever Sedang menyiapkan diri untuk hari patah hati nasional!
   ⤷lihat 7 balasan lainnya ...

*

Ameleeee.dump
|Cok! Akun Instagram lo masih hidup kan??
|Ini akun gue banyak yang ngirim DM nanyain kabar Lo!
|3 hari-an lu kagak bikin story atau update apapun!
|Plis gue kagak mau kecipratan populer ya! Hidup gue udah tentram!

|Weh, Cok!
|Gue bingung mau update apa??
|Foto gue cuddle sama Nathan?
|Atau foto gue makan eskrim berdua sama Nathan?
|Awokwokwok!

|Sombong amat!
|Ntar gue nyusul lu sama bule Jerman!

|Aamiin!
|Tinggalkan lah para lokal pride! Menjadi Nyai Meneer lebih menggiurkan!

|😬😬😬😬
|Buru update apa kek!
|Gue mendadak jadi narasumber lu sama Nathan, gila!

|Okey, sori ya Mel ngerepotin.
|Ntar gue bawain oleh-oleh seng buanyak!

|Jelas kalau yang itu wajib!

|Gue upload story foto sama bokapnya Nathan aja kali ya?
|Biar dikira gue lagi liburan sama bokap gue.
|Kan mirip tuh mereka.

|Terserah lu Nir.
|Yang penting update!

|Shapp

*

Rotterdam, Netherland.

(Source: Pinterest)

Disukai oleh nathantjoeaon dan 123.111 lainnya.

Lazulibluee last day before winter's come!

📸 by @ melindawoudenberg.

Komentar dinonaktifkan

* * *

Nathan menyesal telah membawa Nirmala menemui teman-temannya. Pasalnya, dibandingkan kehadirannya, teman-temannya justru lebih menaruh perhatian pada seorang cewek berambut hitam berkulit kuning langsat tersebut. Tak henti-hentinya mereka mengajak ngobrol Nirmala dari berbagai topik, entah tentang cuaca, pariwasata, hingga tentang dirinya yang ternyata memiliki followers lebih dari 400 ribu pengikut dan bertentang biru. Apa nggak shock mereka saat minta username Instagramnya Nirmala?

Dari situ, cewek itu jadi dekat dengan mereka khususnya Gina dan Rachael. Mungkin ini rahasia antara sesama wanita, tapi jelas Nathan berprasangka buruk jika dua teman wanitanya itu ada maunya saja dekat dengan Nirmala.

“Nggak, Yang! Justru aku yang ngefans sama temen-temen kamu!” Itu kalimat yang Nirmala ucapkan saat pertemuan mereka selesai.

Mereka sedang berjalan menuju tempat di mana mobil mereka terparkir. Sekalian melihat suasana langit sore menjelang malam. Udara benar-benar semakin dingin, saking dinginnya muncul uap halus dari mulutnya tiap kali Nirmala menghembuskan napas.

“Siapa? Gina? Atau Rachael?” tanya Nathan.

“Dua-duanya. Lagian kan aku cuma ngobrol biasa. Kamu juga sibuk ngobrol sama Seth dan Nicholas. Iya, kan?”

Nathan mengerucutkan bibirnya. “Iya, tapi ...”

Cowok itu menggantungkan kalimatnya. Dia menatap Nirmala yang juga sama-sama menatapnya. Mereka terdiam selama beberapa detik, bahkan sampai menghentikan sejenak langkah mereka di tengah-tengah trotoar.

“Yang, kamu sadar gak? Barusan kita full ngomong bahasa Indonesia?” tanya Nirmala.

Nathan mengangguk.

“Kamu emang ngerti?” tanya cewek itu lagi.

“Ngerti.”

Nirmala speechless. Cewek itu juga baru sadar jika saat di cafe tadi dia berbicara dengan Nathan menggunakan bahasa Indonesia. Mungkin karena merasa malu jika teman-teman cowok itu tahu apa yang dia bicarakan. Pun, Nirmala juga baru sadar kalau Nathan juga meresponnya dengan bahasa Indonesia.

Omo! Jinja daebak!” Nirmala menutup mulutnya terharu. “Back to English, ajalah Yang. Ntar aku malah males ngomong bahasa Inggris!”

Nathan terkekeh. “Maybe it’s your turn to learn how to speak Dutch. I can help you Liefje.”

No, thanks!” tolak Nirmala mentah-mentah. Dia trauma diajarin Nathan. Bukannya bener malah ngaco!

Why?” tanya Nathan. Cowok itu meraih tangan Nirmala agar kembali dia genggam.

Cause you always teach me wrong!” jawab Nirmala seraya bersungut-sungut. “That’s not cool!” lanjutnya.

Well, jangan salahkan Nathan. Sebab sangat menyenangkan melihat Nirmala kesal. Apalagi kalau sudah sampai memberengut dan memukul tubuh Nathan. Entah punggung, dada, lengan, paha, kaki dan lain-lain. Meski tidak sakit, tapi melihat ekspresinya seperti hiburan tersendiri untuknya.

Liefje, wait!” Tadinya Nathan mau mengatakan sesuatu terkait topik barusan, namun batal saat melihat sesuatu turun dari atas langit.

Malam sudah datang sempurna. Lampu-lampu di pinggir jalan dan di sepanjang toko telah dinyalakan. Suasana pinggiran kota Rotterdam tiba-tiba berubah menjadi sedikit romantis lantaran bintik-bintik putih perlahan turun menyapa bumi.

Nirmala mendongak. Matanya seketika berbinar saat menyadari jika ini adalah waktu di mana salju pertama kali turun di tahun ini. “Sa—salju!” pekiknya. Tangannya refleks terlepas dari genggaman Nathan dan menengadahkan ke depan untuk menangkap butiran salju yang perlahan turun semakin lebat.

This is your first winter, Liefje.” Nathan mengacak-acak rambut Nirmala. Merasa gemas melihat ekspresi senang bercampur kagum dari cewek itu.

Nirmala tadinya mau lompat-lompat untuk melampiaskan rasa senangnya karena akhirnya bisa merasakan salju yang asli, bukan lagi di Trans-Mart seperti dulu dia masih SMA! Namun batal saat seseorang dari arah berlawanan tidak sengaja menabrak bahunya. Beruntung Nathan sigap dan langsung menahan baju Nirmala agar tidak limbung dan terjatuh.

I’m sorry, I’m sorry.” Wanita itu menunduk beberapa saat sebelum akhirnya mendongak menatap wajah Nathan.

Keduanya terkejut. Sangat terkejut. Belum sempat cowok itu mengatakan sepatah kata, Nirmala lebih dulu berbalik dan hendak melayangkan omelannya seperti biasa.

Are you nuts?!—oh ... are you okay?” Cewek itu tiba-tiba batal meledak.

Lantaran mendapati penampilan orang yang menabraknya barusan terlihat mengenaskan. Pucat, lesu, dan terdapat beberapa luka lebam di kening, sudut mata dan bibir.

Wanita itu menatap Nirmala selama beberapa detik, yang tak lama kemudian dirinya kembali terkejut. Dia seperti melihat penampakan hantu. Membuatnya mundur dan sedetik kemudian berlari meninggalkan mereka berdua.

“Eh? Wait—”

Liefje.” Nathan menahan tangan Nirmala lalu menggeleng saat cewek itu mendongak menatapnya kebingungan. “There’s a lot of weird people here. Let’s go home. You're getting cold.”

Nirmala mendengkus. Akhirnya mengangguk setuju dan kembali berjalan menuju parkiran.

* * *

Juni, 2025

Nathan rupanya menjilat ludahnya sendiri.

Tawaran Trisha terus menerus terngiang di kepalanya. Bukannya melupakan Nirmala, dia justru malah semakin mengingatnya. Dia bahkan sampai repot-repot membuat akun Instagram baru untuk melihat kabar terbaru Nirmala, lantaran akun utamanya telah cewek itu blokir. Pengikutnya semakin bertambah, dirinya semakin aktif di kegiatan-kegiatan sosial di tempatnya bekerja. Di satu sisi Nathan merasa lega Nirmala baik-baik saja, namun di sisi lain dia tidak rela melihat cewek itu dekat dengan seseorang yang Nathan tebak bernama Windu Handaru. Cowok yang pernah cekcok dengannya di stadion The Den waktu itu. Cowok yang berhasil membuatnya merasa seperti tersambar petir saat melihat kemesraannya dengan gadis kesayangannya.

Sial! Bagaimana cara melenyapkan Windu dari muka bumi?! Nathan benci melihatnya berada di sekitar Nirmala!

Noël, cobalah untuk pergi ke psikiater. Jika terus begini, yang ada kau justru membuat kami khawatir!

Tiba-tiba dia teringat dengan percakapan beberapa hari yang lalu bersama Papanya di telepon.

“Tidak perlu, Pa. Aku baik-baik saja. Aku tidak sakit!”

Terdengar suara helaan napas kasar dari Papanya. “Kau memang tidak sakit, Noël. Tapi apa salahnya kau berkonsultasi? Aku tahu kau tidak baik-baik saja setelah hubunganmu berakhir dengan Nirmala. Setidaknya—”

“Papa, het gaat goed met me! Aku hanya perlu waktu untuk melupakannya. Jadi tolong, jangan menanyakan hal ini lagi padaku!” (I’m fine!).

Setelahnya sambungan telepon pun terputus. Nathan tidak lagi menerima telepon dari pria itu. Namun setiap hari Mamanya rutin menanyakan kabar tentangnya. Meskipun cowok itu mengaku dia baik-baik saja, nyatanya dia jauh dari kata baik. Kalau dapat diibaratkan, maka Nathan sudah persis seperti cangkang tanpa isi. Isinya sudah sepenuhnya direbut oleh Nirmala.

Ya Tuhan, dia sangat merindukan gadis itu!

“Terima kasih. Maaf aku jadi merepotkanmu.”

Lamunan Nathan buyar saat dia tersadar jika dia tengah mengendarai mobil menuju sebuah flat kecil di pinggiran kota Swansea. Kesadarannya semakin terkumpul saat dia mengingat jika 30 menit yang lalu dia tidak sengaja bertemu Trisha di grocery. Dikarenakan cuaca sedang mendung, bahkan nyaris hujan (padahal seharusnya sekarang ini masih musim panas). Entah mengapa membuat Nathan tergerak untuk mengantar cewek itu pulang. Bukan apa-apa, hanya ingin sekedar membantu. Mereka sama-sama perantau di negara ini. Apa salahnya, bukan?

“Ya. Tidak masalah.”

Trisha tersenyum. “Kau ingin mampir dulu?” tawarnya. “Di luar hujan, dan juga dingin.”

Nathan menggeleng. “Tidak. Tidak perlu. Aku berada di dalam mobil, dan tidak kebasahan. Masuklah.” Nathan membukakan kunci pintu, mempersilahkan cewek itu untuk keluar dan masuk ke dalam flatnya yang cowok itu tebak berada di lantai atas.

Cewek itu menghela napas. “Biar kutebak, kau pasti masih merindukannya.”

You act like you know it all,” sindir Nathan seraya terkekeh.

Tch, orang bodoh pun tahu kau masih terjebak dengan masa lalu.” Trisha menyenderkan punggungnya. Tidak ada niatan untuk pergi. “Tawaranku masih berlaku. Aku bisa menjadi Nirmala selama kau membayarku.”

“Uangku terlalu berharga untuk menyewa wanita nakal sepertimu. Turunlah Trisha.”

“Naith, aku butuh uang.” Kalimat Trisha berhasil menyihir Nathan. Pelafalan cewek itu saat memanggilnya persis seperti yang biasa Nirmala katakan. Sial. Mau apa cewek ini??

“Kau butuh uang berapa?” tanya Nathan. Dia sudah terlalu pusing untuk berpikir.

“Aku tidak suka meminjam.” Trisha menatap Nathan lekat-lekat. “Aku tahu kau juga menginginkannya. Bagaimana jika kita melakukan sebuah perjanjian.”

Apa? Tunggu! Ke mana arah pembicaraan ini bermuara?

“Trisha hentikan!”

“Tidak. Kaulah yang harusnya berhenti.” Cewek itu melepas sabuk pengamannya, dan mengubah duduknya menghadap sedikit condong ke arah cowok itu. “Berhentilah mengharapkan sesuatu yang tidak ada ujungnya. Kau akan lelah sendiri, Naith!”

Tatapan mereka saling beradu. Nathan terdiam. Trisha pun juga terdiam. “Trisha—” kalimat Nathan terpotong.

Cewek itu tiba-tiba mendekat, memegang kedua bahu lebar milik Nathan dan menyatukan kening mereka hingga jarak di antara keduanya begitu tipis.

Forget her.”

No ... I can not!

“Dia tidak bisa kau jangkau.”

Bisa. Pasti bisa!

“Aku bisa menggantikannya. Even more better.”

Verdomd!

Tidak tahu siapa duluan yang memulai. Yang jelas kedua bibir mereka saling terpaut. Saling mengecup dan bercumbu. Tangan Nathan yang tadinya terpaku di kedua pahanya kini beralih menarik pinggang Trisha agar gadis itu berpindah duduk di atas pangkuannya.

Selama 30 detik ciuman itu berlangsung semakin panas. Nathan melepas pautan bibirnya dan mengecup cerukan leher cewek itu dalam-dalam.

Trisha mengatur napasnya sejenak. “So ... What do you think?”

Cukup lama Nathan terdiam. Hingga kemudian tiba-tiba dia berkata, “Do you have a condom?”

Senyum di bibir Trisha mengembang. “Yeah. I do.”

* * *

Note:

Yang mau marah silakan. Tidak ada yang melarang.

Gue ingatkan itu adegan masa lalu, di tahun 2025. Sedangkan set alur normal di cerita ini tahun 2027. Paham? Jadi plis semoga gak ada yang bertanya lagi ke depannya. Kalo masih bingung sini, nanya di sini. Ntar aku jelasin satu-satu soal alur. Aku gak galak kok, santuy.

Terima kasih sudah mau membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak.

Sincerely, Nanda.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top