14 | Dejahoe
🎥🎥🎥
Tjoe_daily Oke Google, bagaimana caranya menjadi Nirmala Lazuli?
Beruntung banget sih, Mbak. Dapet cowok penuh effort yang dateng jauh-jauh dari Austria buat nemenin acara seminar 😭
Ya Allah pengen yang kayak Nathan satu😭
Komentar
Ulalala12 Udah nih ya, pecah telor kalian netizen! Jangan pada nanyain; “emang mereka pacaran? Emang mereka pacaran?” MEREKA TUNANGAN!!!
⤷Hanacaraka_ HOAX!
⤷Jujutsukaisen11 Kalo yang udah follow Nirmala dari dulu pasti ngeh, ada cincin baru di jari manis tangan kirinya.
⤷Raindeersy @ jujutsukaisen11 Kurang kerjaan amat lu merhatiin sedetail itu, bang!
⤷Hanacaraka_ Lagian emangnya cincin di jari manis pasti cincin tunangan? Nggak juga, kocak!
⤷lihat 73 balasan lainnya ...
Cegilnyamingyu Gue salah satu panitia di seminar itu. Jujur mereka emang sweet banget😍
⤷Endahgeulis Plis kak, kasih tau mereka kayak gimana? Kepo banget 😭
⤷Cegilnyamingyu @ endahgeulis Kayak ngekorin ceweknya ke mana-mana, nungguin dia di ruang tunggu sampai gabung duduk di kursi audiens paling depan buat liatin ceweknya pas jadi pemateri. Bahkan jadi asisten dadakannya, suka bawain barang-barang si ceweknya gituu.
⤷Hanadulset Alamaaaakk😍😍
⤷Cegilnyamingyu @ hanadulset Sumpah ya, si Nathan juga tipikal cowok yang asal nyosor! Ceweknya lagi diem tiba-tiba dicium, lagi anteng duduk tiba-tiba dipeluk. Apa lagi kalo dah manggil Nirmala pake bahasa indo kayak; ‘Sayang’ Askghskhts!
⤷Tjoe_daily @ cegilnyamingyu SPILL LAGI KAWAN!! Bagaimana sikap paduka pada mbak pacar!
⤷lihat 103 balasan lainnya ...
Horangee12 Postingan ini di-like mamanya Nathan, loh?!? 😱
⤷Tjoe_daily Iya, ini aku udah ketar-ketir dipantau sama beliau dari kemarin 😭
⤷lihat 22 balasan lainnya ...
*
Amel Bolang
|Lu mau langsung ke kampus?
|Gak ke rumah gue dulu?
|Gue lupa, Mel.
|Gue udah kepalang belok ke gerbang tol Serang.
|Yaudah, tungguin. Gue otw.
|Lu nunggu di es teh aja.
|Gue naik motor nih. 30 menit nyampe.
|Hati-hati, Mel
|Santai aja. Acaranya juga masih lama.
Pesan terakhirnya itu hanya dibaca. Nirmala mendengkus. Jika Mamanya bilang Nirmala yang kalau naik motor udah kayak orang gila, maka Amel naik motor kayak orang yang tidak takut mati. Dia bisa ngebut Serang-Cilegon 20 menit dengan kondisi jalan penuh lubang dan truk-truk besar. Bahkan cewek itu pernah 2 kali jatuh dari motor dan nyaris terlindas truk karena jalanan yang berpasir. Anehnya selain selamat dari maut, dia juga tidak ada kapoknya ugal-ugalan di jalan. Mungkin karena orang Banten terkenal debusnya, itu sebabnya Amel tahan lindes.
Setelah memarkirkan mobilnya, seperti yang Amel minta Nirmala mendatangi kedai Es Teh yang terletak di samping gedung FPIK. Dia belum menemukan siapapun yang dia kenal, terlebih dia menggunakan masker, meminimalisir orang-orang akan mengenalinya. Sadar atau tidak sadar, Nirmala akui dia mulai banyak dikenal oleh masyarakat. Terutama dari kalangan remaja hingga dewasa.
Nirmala memesan segelas minuman varian red velvet dan duduk di salah satu kursi seraya membuka aplikasi WhatsApp yang dipenuhi oleh pesan dari grup kordinator BRGM, grup alumni kampusnya, dan juga chat dari Nathan yang sengaja dia pin paling atas.
Nathan Chu 🖤
|Liefje.
|Be careful. Don’t drink alcohol!
|Iya, Sayang.
|How bout u? Sudah latihannya?
|Sudah. I want to take a bath.
|Ragnar take so long time in bathroom!
|Sabar, sayang.
|Send my greetings to all, ya.
|I miss Rendy, Om Dion, and Bu Ayang so bad.
|You don’t miss me?
Send a picture
|😁😁😁😁
|Yang
|Yes, Liefje.
Send a picture
“Nirmala?”
Aktivitas chatting-nya terhenti saat seseorang memanggil namanya. Cewek itu mendongak sejenak dan mendapati seorang cowok mengenakan kemeja khaki dengan lengan yang digulung hingga ke siku dipadukan dengan celana bahan hitam. Nirmala memicingkan matanya untuk mengingat-ingat apakah dia mengenalinya atau tidak.
“Ini gue Chandra.”
Oh.
Agak pangling ya, pake pakaian semi-formal begini, biasanya yang sering Nirmala liat dia pakai pakaian ala cowok-cowok flamboyan di pantai.
Eh, tunggu.
Ini Chandra! Mantannya Amel!
“Uhhuk—uhhuuk!” Nirmala kagetnya telat. Keburu cowok itu mengambil duduk tepat di hadapannya.
“Hai. Apa kabar?” sapa cowok itu basa-basi.
Sumpah asli ini mah! Mel, buruaan dateng gak?! Gue bingung harus ngapain?!?
“Baik. Baik banget! Lu sendiri gimana?” tanya Nirmala seraya tersenyum ramah. Padahal di dalam hatinya sedang misuh-misuh perkara kelakuan bejat cowok itu yang pernah diceritakan oleh Amel.
“So far so good,” katanya, tersenyum simpul seraya menatap Nirmala.
Sumpah jijik gue.
“Anyway, lo masih di BRGM? Atau fokus jadi konten kreator?” tanyanya, lagi-lagi mencoba untuk memulai pembicaraan.
Jujur ya, Nirmala sudah lost interest sama cowok di hadapannya ini. Padahal dulu Chandra ini anak BEM yang siapapun mahasiswa dari semua fakultas gak ada yang gak kenal dia. Kalau bukan karena bantuan Chandra, proker divisi Nirmala tidak akan ada yang jalan tanpa adanya bantuan koneksi orang-orang kenalannya. Popularitasnya juga jangan ditanya, makanya Amel waktu itu klepek-klepek sama pesonanya yang merupakan anak dari prodi perikanan tangkap.
“Gue masih kerja di BRGM. Ngonten mah, cuma kerjaan sampingan.”
“Keren lo tuh Nir. Dikenal banyak orang. Temen-temen kerja gue aja pada ngefans sama lo.”
“Ah, masa?” Nirmala melihat sejenak layar ponselnya. Ada pesan baru dari Amel yang bilang kalau dia baru saja memarkirkan motornya di parkiran gedung fakultas. See? Sengepot itu dia naik motor. “Eh, Chan gue duluan ya. Mau ketemuan dulu sama temen gue.”
“Oh iya, silahkan. Nanti malem lo dateng ke acaranya, kan?” tanyanya.
“Ya dateng lah. Gue jauh-jauh ke sini buat apa emangnya?” jawab Nirmala terkekeh. Lalu setelahnya dia pun pergi meninggalkan kedai minuman tersebut dan langsung ngabrit ke parkiran motor untuk menyusul Amel.
* * *
Saat itu zamannya masuk kuliah masih menggunakan istilah SNMPTN dan SBMPTN.
Dari SMP, Nirmala ini nggak pernah yakin punya mimpi selain dapet ranking satu di kelas. Jika ditanya apa mimpinya saat sudah dewasa, dia hanya bisa jawab jadi orang sukses. Tidak pernah menjawab secara spesifik ingin menjadi apa. Sampai akhirnya, waktunya pun tiba. Nirmala mendapatkan peringkat 5 besar sebagai siswa eligible yang berhak mengikuti jalur SNMPTN ke kampus negeri. Jika orang-orang berpikir Nirmala beruntung, namun bagi Nirmala ini adalah mimpi buruk.
Dia tidak tahu harus memilih apa. Dia tidak tahu ingin melanjutkan kuliah di mana dan jurusan apa?
Dia pintar matematika, tapi tidak pernah tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam. Dia suka sains, tapi berpikir untuk bekerja dengan menciptakan dan meneliti suatu fenomena itu terdengar menakutkan. Dia suka pelajaran bahasa, tapi tidak suka jika harus mempelajarinya secara akademik. Sekedar info, skill bahasa Inggrisnya ini dia dapat bukan dari sekolah atau kursus. Melainkan belajar otodidak dari lagu, film, cerita Wattpad server luar negeri, dan juga vlog-vlog orang bule di YouTube. Menurutnya, bahasa Inggris yang diajarkan gurunya tidak bisa menembus otaknya dan terkadang terasa membosankan.
Lalu apa?
Lintas jurusan? Belajar soshum dalam waktu 3 bulan? Yang benar saja! Meski sering mendapatkan peringkat 3 besar, bukan berarti dia bisa belajar sat-sit-set!
Akhirnya, beberapa jam sebelum submit pendaftaran jalur SNMPTN, dia asal milih jurusan setelah 2 jam scrolling website LTMPT untuk melihat jurusan apa saja yang tersedia. Hingga kemudian akhirnya Nirmala mantap (walau sedikit kurang yakin) untuk memilih jurusan tata boga di salah satu universitas negeri di Jakarta (karena dia suka masak) serta ilmu kelautan di salah satu universitas negeri di Serang (karena dia suka pantai). Alasannya memang klise banget.
Tapi tau gak?
Dia diterima di kampus pilihan kedua. Mind blowing banget.
Awalnya sih seneng. Mamanya aja sampai pamer ke tetangga, saudara dan teman-teman arisannya kalau anaknya keterima di kampus negeri yang cukup top. Jurusan kelautan lagi. Seketika Nirmala langsung dicap sebagai calon menteri Kelautan buat jadi the next of Bu Susi Pudjiastuti.
Nirmala berharap banget buat gak dijabah sama Tuhan. Soalnya ...
DIA BARU SADAR, KALAU SHE GOT NO INTEREST WITH MARITIME!!!
Apa itu fitoplankton dan zooplankton? Apa itu nekton dan benthos? Apa pula itu citra satelit yang mengharuskan dirinya berkenalan sama aplikasi software penginderaan jarak jauh yang membuat laptopnya jadi sering ongkek-ongkekan, belum lagi dirinya harus mengenal jenis-jenis gelombang, jenis-jenis patahan lempeng dasar laut. Terakhir yang bikin dia kena mental breakdown adalah dia juga harus mempelajari tentang dunia perikanan!
Ibarat nih ya, ilmu kelautan itu meliputi semua jurusan yang ada di FPIK. Awal-awal kuliah dia nyaris jadi Einstein betina karena dilanda kerontokan parah akibat stress tak tertolong.
Mau berhenti saja rasanya, tapi melihat Mamanya sudah kepalang bangga banget membuatnya mengurungkan niatnya.
Beruntung dia kenal Amel saat awal-awal ospek. Minimal setelah pusing tiap kelar kelas, dia bisa diajak hang out ke MOS (Mall Of Serang) buat cuci mata atau hunting seblak dan street food di stadion.
Hingga satu semester berhasil dia lalui dengan selamat sentosa. Nilainya aman meskipun ada beberapa nilai yang mendapat B- yang nilai sebenarnya adalah C, tapi Nirmala bareng Amel kompak ngemis-ngemis ke dosen pengampu buat minta perbaikan.
Lanjut ke semester dua, dia mulai kenalan sama yang namanya organisasi. Dia bersama Amel ikut himpunan mahasiswa ilmu kelautan di departemen sospol divisi adkesma. Membuatnya otomatis tertarik untuk gabung dengan organisasi lebih tinggi yaitu BEM fakultas. Di sanalah dia mulai menikmati masa-masa kuliah. Masa-masa di mana kita semua dapat berkembang, berpikir kritis dan mengembangkan relasi di luar program studi.
Dari sana Nirmala jadi kenal dengan banyak orang. Baik yang dari satu jurusan, lintas jurusan, hingga lintas fakultas. Di semester 3 dan 4 dia sedang sibuk-sibuknya mengurus 3 proker besar yang di mana dirinya lah menjadi salah satu BPH pelaksana.
+628xxxxxxx235
|Nirmala.
|Ini Chandra. Dari prodi perikanan tangkap. PJ divisi Humas.
|Mau nanya, buat narasumber udah ada atau belum?
|Eh? Ini Chandra Kadep Sospol BEM FPIK ya?
|Wkwkwk. Iyak.
|Lah? Lu ikut kepanitiaan seminar PP?
|Eh astaghfirullah, gue belom cek daftar kepanitiaan.
|Sori sori.
|Sans aja, Nirmala.
|Amel udah chat, katanya nama gue ada di list panitia.
|Oh, kenal Amel juga?
|Eh iya, anjir! Amel kan anak sospol BEM juga ya?
|Wkwkwkwk.
|Santuy Nir. Kalem.
|Sori sori. Gue lagi keder.
|Iya nih, gue sama Kadep gue lagi nyari pemateri. Nanti rapat perdana besok gue jelasin.
|Okee Nirmala.
|Kalo butuh bantuan kabarin gue aja ya.
|Gue kenal orang-orang yang related sama topik seminar lo.
|Eh serius?
|5 rius malah.
|😁
|Beneran nih?
|Siapa aja kalau gue boleh tau? Mau gue diskusiin sama Kadep.
|Oke wait.
Tidak ada angin tidak ada hujan, Chandra pernah mengirim chat pertama kali pada Nirmala terkait acara seminar. Saat itu, dia berterima kasih banget sama Amel yang cepu perkara ngebocorin list panitia ke anak-anak BEM yang padahal surat keputusan belum sah dikeluarkan. Sebab tidak sampai 2 hari, BPH pelaksana acara seminar berhasil menentukan narasumber dengan budget yang ideal (alias tidak terlalu mahal, mengingat dana yang diberikan oleh rektor hanya sedikit). Rapat dan persiapan terus dilakukan rutin tiap minggunya.
Nirmala kerap kali memosting story di WhatsApp tentang dirinya yang lelah terkait tugas akademi dan juga tugas organisasi. Sesekali dia pernah menyindir salah satu panitia yang apatis dan tidak ada progres sama sekali.
Chandra BEM
|Semangat Nirmala 😊
|Yuk, bisa yukk.
|Gak lagi masukin dia ke sponsor.
|Sok ngartis anjing kalau di-chat!
|Ntar pas eval gue abisin dia dari A-Z!
|Wkwkwk.
|Kata Amel lo kemusuhan banget sama dia.
|Emang!
|Btw, Amel mulu nih. Demen lu ya? 😜
|Wkwkwk. Nggak, Nirmala.
|Gue cuma temen.
|Temen apa demen?
|Kalo demen tembak aja.
|Galau dia kelamaan jomblo.
|Wkwkwkwk.
|Kalau misal ada yang nembak lo gimana, Nir?
|No, thank you.
|Udah ada pacar ya?
|Loh?? Kok tau?
|Wkwkwk.
|Orang mana pacarnya? Masih satu kampus?
|Mas-mas Belendong.
Awokwokwok.
|Belanda? Orang bule, dong?
|Wuidih, mantep 👍
|Yaelah, percaya lagi.
|Kagak ege. Bercanda gue.
|Yeee! Gue kira beneran.
|Jomblo lo berarti?
|Bukan jomblo lagi. Tapi joting.
|Jomblo lila teuing.
|🤣🤣🤣
|Mau punya pacar gak?
|Nggak. Makasih.
|Loh kenapa??
|Sori, Chan. Gak dulu.
|Oh oke.
Beberapa minggu kemudian, setelah acara seminar selesai, tiba-tiba Nirmala dapat kabar jika Amel baru saja jadian sama Chandra. Wah, sahabatnya itu bahagianya gak ketulungan. Nirmala sampai ditraktir makan ayam geprek plus pop ice cokelat depan kampus.
“Pantesan, Mel.” Nirmala tiba-tiba berceletuk saat mereka sedang naik motor menuju Cilegon tempat rumah Amel berada.
“Pantesan apa?” tanya Amel.
“Waktu gue chat buat bahas proker, dia nyangkut-pautin lu mulu! Gue isengin aja, bilang, ‘tembak aja sono, mumpung jomblo’. Lah, malah beneran ditembak!”
“Hahahaha! Sa ae lu!”
* * *
Bener kata Nathan. Acara reunian ini ternyata ada minuman alkoholnya. Sempet kaget, namun mengingat jika aula atau hall Kartini ini terbuka untuk umum. Bahkan ada spot di mana bisa dimasuki secara umum dari sisi lain sehingga tidak perlu masuk ke gerbang kampus utama.
Nirmala sebisa mungkin menolak tawaran minum dari teman-temannya. Bahkan dia juga menahan Amel untuk menenggak cairan alkohol tersebut.
“Mel, lu ke sini naik motor! Kalo lu sampe mabok, gue gak mau tanggung jawab buat nganterin lu balik!”
“Tch, siapa yang mabok si, jir? Orang dari tadi gue cuma makanin brownies doang!” senggah Amel.
Sahabatnya itu bersedekap seraya menatap ke sekeliling. Posisi mereka sekarang tengah duduk di meja yang berada di pojokan. Setelah selama 2 jam berada di tengah aula dan berbaur dengan orang-orang dari alumni semua prodi FPIK, akhirnya mereka melipir akibat kehabisan energi sosial. Benar, Amel dan Nirmala ini sama-sama ambivert. Ada saatnya mereka begitu semangat di antara kerumunan orang, namun ada juga saatnya mereka kehabisan energi untuk berbaur.
“Okay. Kalau gitu titip tas gue ya, gue mau pipis.”
Amel hanya mengangguk dan fokus pada ponselnya. Nirmala segera bergegas ke samping aula, lokasi di mana toilet berada. Di sana cukup ramai, mungkin karena sesak dengan hingar-bingar aula yang merangkap jadi diskotik dadakan.
Setelah selesai menuntaskan panggilan alam, Nirmala tidak sengaja berpapasan dengan Chandra. Iya, cowok itu ada di sana, bahkan dia dan Amel sempat melihatnya bersama circle-nya saat di aula tadi.
Sebisa mungkin cewek itu tidak membuat kontak mata dengannya saat berjalan berpapasan. Hingga kemudian, tanpa Nirmala duga, tangannya dicekal olehnya. Sontak membuat Nirmala menoleh dan tatapannya pun saling bertabrakan dengan miliknya.
“Sorry, bisa tolong lepasin tangan gue?” pinta Nirmala yang kemudian menyentakkan tangannya agar terlepas darinya.
“Nirmala, ada yang pengen gue omongin sama lo.”
“Sori, gue sibuk.” Nirmala berbalik badan. Ingin segera pergi dari sana dan kembali duduk bersama Amel.
Tapi rupanya Chandra sedikit bebal. Cowok itu lagi-lagi menahan tangannya dan menghadap dirinya. “Nirmala tolong dengerin gue dulu!” katanya.
Kini mereka jadi bahan tontonan orang-orang di lorong tersebut. Alhasil, karena tidak mau menarik perhatian lebih banyak lagi, Nirmala mengangguk pasrah. “Mau ngomong apa? Buruan!”
“Tapi nggak di sini.”
“Di sini. Gue buru-buru!” bantah Nirmala.
Chandra menghela napas panjang. Dari jarak sedekat ini Nirmala bisa mencium sedikit aroma alkohol darinya. “Gue suka sama lo.”
Hah?
“Dari dulu. Dari awal gue kenal sama lo, gue udah ada rasa sama lo. Bahkan sampai sekarang.”
Nirmala mundur perlahan. Kepalanya mendadak pusing. Dia bingung dengan situasi ini. Pasti Chandra linglung dan hanya asal bicara.
“Gila lu!” ucap cewek itu lalu memilih segera berbalik badan meninggalkan Chandra.
“Nirmala! Tunggu sebentar!” Chandra mengejarnya.
Hal tersebut sukses membuat degup jantungnya berdetak begitu kencang. Buru-buru Nirmala memacu kakinya lebih cepat, bahkan dia paksa berlari meskipun tengah mengenakan heels 10 cm. Namun sayang, kecepatannya kalah oleh cowok itu yang berhasil menarik bahunya dan menyudutkannya ke tembok lorong.
“BRENG—”
Belum sempat Nirmala mengumpat, bibirnya lebih dulu dibungkam oleh ciuman mendadak yang diberikan oleh Chandra.
Mata Nirmala terbelalak. Dia kaget, marah dan jijik secara bersamaan. Selang beberapa detik setelah bibirnya bersentuhan, dengan sekuat tenaga cewek itu mendorong dada Chandra dan melayangkan tamparan yang terdengar begitu renyah.
PLAK!!
“ANJING LU!” teriaknya. Orang-orang yang melihat mereka juga dibuat terkejut. Nirmala dengan cepat segera menatap ke sekeliling, memastikan tidak ada kamera yang merekamnya. Hingga akhirnya matanya jatuh di ujung lorong, di mana terdapat Amel yang berdiri mematung di sana. “Amel ...”
Amel terlihat kaget. Saking kagetnya dia tidak sengaja menjatuhkan tas Nirmala yang barusan dia titipkan padanya. Sedetik berikutnya, sahabatnya itu berlari meninggalkan lorong.
“Amel!” teriak Nirmala. Cewek itu cepat-cepat melepas sepatunya dan berlari mengejar sahabatnya. Tak lupa dia memungut tas miliknya yang terjatuh barusan dan lanjut mengejar Amel ke parkiran motor.
“AMEL!! TUNGGU SEBENTAR!!”
Nirmala menghadang motor Amel yang hendak melaju. Cewek itu sejenak mengelap kasar bibirnya yang barusan dicium oleh pria brengsek macam Chandra, tanpa peduli akan merusak lip stick-nya. Nirmala melihat mata sahabatnya itu yang berkaca-kaca.
“Minggir Nir. Gue mau balik.”
“Dengerin gue dulu!” tolak Nirmala. “Tadi itu salah paham! Gue gak tau Chandra bisa jadi gila dan tiba-tiba main cium gue—bahkan kalo lu gak percaya lu bisa tanya orang-orang di sana! Banyak saksi mata di sana!” ujar Nirmala menjelaskan kejadian barusan.
Amel mengangguk lemah. “Iya. Gue liat semuanya. Gue udah ada di sana saat Chandra confess sama lu.”
“Te—terus kenapa lu kabur kayak orang ketangkep basah abis maling ayam?!” tanya Nirmala.
“Karena itu salah satu alasannya!” ucap Amel. Dia menatap Nirmala lekat-lekat. “Itu salah satu alasannya, Nir ... Alasan kenapa gue putus sama Chandra!”
“...”
“Dari awal dia gak ada rasa sama gue. Dari dulu gue hanya menjadi batu loncatan agar dia bisa mengenal lu lebih banyak.”
“...”
“Chandra ... Sebenarnya udah suka sama lu dari awal perkuliahan.”
* * *
Note:
Terima kasih sudah mau membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak.
Sincerely, Nanda.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top