13 | Liefje

NAPOLEON’19

Haidar BEM
|Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh! Napoleon 19!! Oy oy oy!! Semoga masih pada inget sama jargon angkatan kita yaa.

Amel Bolang
|Jir lah! Tiba-tiba. Ada ape nih Mas Bro??

Gerald 19
|Lapor komandan, saya sudah jadi mermaid di laut Natuna!

Daus Bongsor 19
|Aya naon, Bos?

Nirmala
|I smell something specious here.

Jessi BEM
|Yang pacaran sama bule emang beda @ Nirmala

Amel Bolang
|Jess, spesialis ngeledek Nirmala cuma khusus buat gue. Lu meneng bae dah!

Daus Bongsor 19
|Nir, goyang Marinul lagi, Nir! @ Nirmala.

Nirmala
|@ Daus Bongsor 19 Taik

Gerald 19
|Astaghfirullah, mulutnya tolong dijaga ya, domba tersesat!

Nirmala
|Ger, Menteng sama Pasar Minggu deket nih. Jangan sampe gue samperin buat siram rumah lu pake air Yasin!

Raden KSR
|Ada apa nih, Dar? Info bacakan, dong?
|Amel donatur 99%

Amel Bolang
|Anak setan.

Jessi BEM
|Menu pilihan:
1. Ikan bandeng +tempe orek + kangkung
2. Ikan bandeng + tempe goreng + capcay
3. Gas lah Saung Abah, donatur Amel.

Nirmala
|Nomor 3 paling kenceng

Raden KSR
|Gue sih setuju apa kata ayang @ Nirmala

Amel Bolang
|Gue mulu yang kena. Asu!
|@ Raden KSR hati2 bang, udah ada pawangnya. Impor langsung dari Belanda.

Nirmala
|Mel, bisa diem gak?

Raden KSR
|Sedih akuh tuh 😢

Gerald 19
|@ Haidar BEM. Buruan kasih tau, ini ada apa lu tiba-tiba nge-chat?!

Haidar BEM
|Temen-temen, kita ada undangan reunian angkatan 19 FPIK di tanggal 26 September. Lokasinya di Aula Kartini dari jam 7 malam sampai selesai. Barang kali ada yang mau ikut bisa list namanya yaa, nanti biar Haidar kirim ke panitia penyelenggaranya.
|Fee-nya per-orang 200k bisa bayar ke:
• Dana/Shopepay (08xxxxxxxx12) a.n Hetty
• BNI (1xxxxx7) a.n Hetty
|Tapi kalo mau reunian per-prodi, hayu boleh. Mau di rumah siapa nih yang ada di tengah-tengah?

Ucokque 19
|Alaah Macam mana ini?? Aku sekarang sedang di Sibolga, bah!

Amel Bolang
|BANG, RINDU KALI AKU SAMA KAU BANG @ Ucokque 19

Ucokque 19
|AMELL!

Amel Bolang
|Iyo, Bang!

Ucokque
|Aku pun rindu kali sama kau Mel!
|Sampai-sampai kuberi nama babik kesayanganku dengan nama kau, Mel

Nirmala
|😭😭😭😭
|Ucooook plis😭

Gerald 19
|WKWKWKWK.

Amel Bolang
|BANGSATT.

*

Nirmala keselek jus jeruknya kala membaca chat dari grup prodi kelautan angkatan 19. Nathan yang tengah duduk di hadapannya memperhatikan dirinya seraya memicingkan matanya.

Babe.”

“Hm?”

Put your phone back. Focus on your meal.”

Nirmala menatapnya sejenak. Mendapati ekspresi Nathan yang terlihat tidak suka dengan sikapnya di meja makan. Sejauh pengamatannya, Nathan ini tipikal orang yang tidak akan memainkan ponselnya saat sedang makan. Dia hanya akan fokus makan dan sesekali mengajaknya berbicara. Katanya, itu hal yang tidak sopan. Alhasil, buru-buru Nirmala menaruh kembali ponselnya yang terus bergetar karena grup chat prodi kelautan begitu ramai setelah bertahun-tahun berdebu. Teman-temannya pasti sedang sibuk memasukkan nama mereka pada list. Nirmala belum sempat list namanya sih, tapi dia yakin Amel pasti sudah memasukkan namanya juga. Di mana ada Amel, maka di situ ada Nirmala.

What is it?” Cowok itu bertanya dengan tangan yang sibuk memotong daging steak di piringnya.

“Apanya?”

Your phone. You was smiling almost 30 seconds to your screen.”

Cewek itu terdiam. Suara getar ponselnya terus menerus terdengar. Alhasil dia meraih ponselnya dan menunjukkannya pada Nathan. “My College friends. They invite us to reunion event.”

Nathan menaikkan salah satu alisnya. “When?”

This month in 26.”

Cowok itu menghela napas. Lagi-lagi dia benci hubungan LDR. “Will you come?”

Nirmala mengangguk. “Pasti. Ikut atau nggak, Amel definitely will forced me to come along.”

Respon cowok itu berdecak. “Is there so many your boy-friends there?”

“Hah? I don’t have a boyfriend. I’m engaged to you.”

No. I mean your male friends.”

Tunggu sebentar, ini Nirmala gak salah tangkap, kan? Cowok di hadapannya ini lagi cemburu? Padahal dia lagi tidak ngomongin Jevais, loh! “Of course. Why?”

Nathan menggeleng. “No, nevermind. Be careful, okay. Don’t drink alcohol!”

There’s no alcohol, Naith.”

Just in case.” Nathan tersenyum singkat lalu meneguk sejenak air putihnya.

Kini gantian, Nirmala yang memandang Nathan. Cowok itu mengenakan kaus berkerah berwarna biru dongker dengan celana bahan panjang bewarna khaki. Rambutnya dia atur sedemikian rupa sehingga penampilannya sudah persis seperti Tuan Muda. Untung outfit Nirmala tidak terlalu jomplang dan bisa menandingi agar tidak dikira pembokatnya. Sekarang dia paham, kenapa cewek-cewek di acara seminar tadi pagi begitu tantrum saat melihat cowok itu.

Pantesan. Akhir-akhir ini Nirmala mendadak jadi public enemy banyak orang karena merebut idola para netizen.

Are you worry?” tanya Nirmala.

No. Why should I?”

Hm. Tidak perlu ditanya lagi, sudah jelas cowok itu cemburu. Ekspresi dan tanggapannya persis seperti Nirmala yang pernah menceritakan tentang Jevais padanya tempo itu.

Oh iya, Jevais! Besok kan, hari Minggu!

“Sayang.”

Nathan menoleh.

“Kira-kira ... kamu marah gak? Kalo besok aku dateng ke birthday party mamanya Jevais?”

Nathan berhenti memotong daging steak-nya sejenak. Dia mengernyit, entah karena tidak paham atau tidak setuju dengan perkataannya barusan. “What? Jevais’s mom birthday party?”

Oh, dia ngerti.

“Iya, aku diundang. Katanya, Mamanya suka sama aku, dia—”

Babe, please speak English!” potong Nathan.

Nirmala langsung mingkem. Pertama, dia takut liat ekspresi Nathan. Kedua, dia takut kalau ngomong pakai bahasa Inggris cowok itu bisa langsung paham apa maksudnya. Tapi, di sisi lain dia tidak mau berbohong dan menyembunyikan hal ini darinya.

He said his mother is one of my followers. I really remaind her when she was young. So she’s really wants to meet me.”

“Jevais said that?” tanya Nathan.

“Iya.”

Nathan terkekeh sarkas. “It’s a bullshit!” ucapnya begitu sarkas. Membuat Nirmala jadi menyesal mengatakan ini di waktu dan tempat yang salah.

But her mom’s is trully my follower. She’s texted me by DM, and invited me to her party!”

Jujur, Nathan bingung harus bagaimana mengambil sikap untuk masalah ini. Haruskah dia menemui Jevais langsung dan memberinya peringatan agar menjauh dari Nirmala?

“Nirmala, it just a trick!” ucap Nathan. Jelas ini pasti hanya akal-akalan Jevais agar mencuri kesempatan bersama Nirmala. Sebagai sesama pria, dia paham betul apa yang orang itu pikirkan.

Trick apa, sih?” tanya Nirmala dengan kening yang mengkerut.

Nirmala ini memang gadis yang masih terlalu polos. Sepertinya Jevais menggunakan kepolosannya itu dengan sangat baik. Brengsek. “No, don’t come. You better get rest for Monday.”

“Tapi, Yang. Masa aku reject begitu aja?” tanya Nirmala cemberut. Dia bingung bagaimana menolak ajakan Jevais dan ibunya. Soalnya Jevais ini dari keluarga konglomerat terpandang di Indonesia. Dapet DM dari Ibunya lusa kemaren saja dia sampai terkaget-kaget. “He’s from a rich family.”

So what?!” Oke, Nathan mulai kesal. Apa hubungannya dengan pria itu yang berasal dari keluarga orang kaya?

“Ya gak usah marah gitu ngomongnya!” ujar Nirmala ketus. Cewek itu menggulung pastanya banyak-banyak dan memasukkannya ke dalam mulut. Cewek itu juga sepertinya mulai terlihat kesal.

I’m not angry, Mala. I’m just curious why you accepted the invitation?” tanya Nathan, mencoba mengatur gejolak emosinya.

Nirmala menelan sejenak makanannya. “I’m not feeling good to rejected them, Nathan. Just thinking what if you’re in my position?” tanyanya.

Nathan memutar bola matanya jengah. “I will reject them, with straight away. It’s a piece of cake!”

Oke. Jawabannya sudah jelas. Nathan akan (bahkan sudah) marah jika Nirmala datang ke acara ulang tahun ibunya Jevais. Kayaknya Nathan kemusuhan banget sama pria itu.

“Ya terus gimana?” tanya Nirmala pada akhirnya.

Nathan lagi-lagi memutar bola matanya. Makanan di meja sudah tidak menarik seleranya hanya karena topik pembicaraan ini. “Give me his contact.”

What?”

His contact, Nirmala. Give it to me.”

Wait, buat apa?” tanyanya.

Do you think I will let you just go with him?” tanya Nathan skakmat, yang pada akhirnya cewek itu mengirimkan kontak Jevais padanya.

Hening sejenak. Nathan fokus dengan ponselnya. Entah apa yang cowok itu lakukan, mungkin mengirim pesan pada Jevais. Sebisa mungkin Nirmala bersikap tenang dengan kembali menyantap pastanya yang masih tersisa setengah di piringnya. Hingga kemudian matanya terbelalak saat Nathan menempelkan ponselnya di telinga. Belum sempat Nirmala bertanya, cowok itu sudah lebih dulu berbicara dengan orang yang ada di sambungan telepon.

I need to talk about your Mom invitation for my fiance.”

Gila emang.

* * *

Nathan emang gila!

Nirmala tidak habis pikir, Nathan bisa se-berani itu sama Jevais! Dia saja tidak berani menelepon duluan pria itu jika ada urusan mendadak saat ada project bareng beberapa bulan yang lalu. Sedangkan Nathan yang belum kenal dan baru beberapa menit mendapatkan kontaknya, tanpa ba-bi-bu meneleponnya lalu membahas terkait undangan pesta ulang tahun ibunya.

Mau tahu bagaimana reaksi Nirmala? Wajahnya pucat, tangannya tak berhenti-henti meremas jari-jarinya. Sedangkan Nathan begitu santai dengan wajah songongnya saat berbicara di telepon. Singkat cerita, Nirmala diperbolehkan untuk datang, asalkan Nathan juga datang.

Padahal, besoknya di hari Senin cowok itu ada jadwal penerbangan ke Arab di pagi hari.

Nathan ini terkadang memang keras kepala banget. Kalau sudah milih A, maka tidak boleh ada yang mengganggu gugat. Nirmala saja bingung harus bereaksi seperti apa?

Pesta ulang tahun itu diadakan pukul 7 malam. Jevais menyambut mereka, namun sudah bisa Nirmala tebak, respon Nathan benar-benar tidak bisa dikontrol. Wajahnya sedari tadi terus tertekuk tiap kali pria itu mencoba untuk berinteraksi dengan mereka.

Where’s your mom, she’s really wants to meet My Nirmala, right?”

Kan!

‘My Nirmala’ gak tuh??

Nathan kalau cemburu nyebelin banget, sih?! Bisa kalem dikit gak? Ini jatuhnya malah Nirmala merasa dipermalukan. Tapi gemes juga sih. Kapan lagi bisa dicemburuin sama kulkas 7 pintu yang hobinya ngomel mulu?

Jevais tersenyum miring. Entah ini perasaan Nirmala saja atau bukan, tapi pria itu jadi jarang bicara. Padahal kalau mereka bertemu, dia selalu melempar topik pembicaraan padanya.

“Sayang.” Nirmala meremas lengan Nathan. “Stop starring Jevais like that!” ucapnya.

Like what?”

Like you really want to eat him alive!” jawab Nirmala.

Nathan hanya berdecak. “I wish I can eat him up.

Nah, kan? Nyebelin.

“Nathan, please control yourself! Jevais have no interest with me!” ucap Nirmala. Suaranya sedikit pelan takut terdengar oleh Jevais yang berjalan 2 meter di depan untuk menuntun mereka menuju ibunya berada.

Are you sure?” tanyanya, yang malah membuat Nirmala mengernyit. “Nirmala, as a man I know that he’s really wants you. So stop denial, and let me do something as your fiance.

“Ya Allah, Naith. Emangnya mau ngapain??” tanya Nirmala frustasi.

To get rid of the disturber like him.”

Tidak tahu ya. Nirmala pusing. Suka-suka Nathan aja deh. “Naith, aku cuma mau ngingetin, mereka itu rich family.”

And I’m an state assets!” balas Nathan tidak mau kalah.

“Justru itu! They can buy state assets because they have a lot of money!” ucap Nirmala telak.

Nathan mencurutkan bibirnya. Tidak bisa membalas kalimat terakhir Nirmala barusan. Hingga akhirnya mereka pun sampai di halaman belakang rumah yang begitu luas. Terdapat banyak meja dan kursi yang diatur sedemikian rupa hingga mempercantik tema pesta outdoor. Beberapa pelayan EO berlalu lalang mengisi persediaan minuman dan makanan di meja panjang tepat di tengah-tengah lokasi.

Atensi Nirmala jatuh pada seorang wanita berusia 60-an yang tengah menatapnya dengan mata yang penuh binar. Sejenak Nirmala dibuat sulit untuk meneguk ludah.

“Mih, ini Nirma—”

“Nirmala Lazuli!” pekiknya kegirangan, lalu tanpa pernah Nirmala sangka, wanita itu memeluknya begitu erat.

Jevais terkekeh geli melihat tingkah ibunya. Sedangkan Nathan tidak usah ditanya gimana ekspresinya. Rasanya dia ingin segera mengadu ke Mamanya, kalau posisi Nirmala sedang terancam oleh wanita tua berpakaian nyentrik seakan-akan tidak ingat usia.

“Akhirnya, Tante bisa ketemu sama kamu! Aslinya kamu cantik banget, Ya ampun!”

Baiklah Nathan semakin kesal. Makin kesal lagi saat Jevais menarik tangannya untuk meninggalkan mereka sejenak. Tadinya Nathan ingin menolak, tatapannya sudah sangat tajam menghunus siapapun yang berani mengusiknya. Namun beruntung tatapan itu melunak sedetik setelah melihat Nirmala tertawa saat berbicara dengan wanita itu.

Akhirnya dia mengiyakan ajakan Jevais untuk melipir seraya menikmati segelas sirup, sembari memperhatikan Nirmala yang sedang asik berbincang dengan ibunya Jevais.

Don’t get me wrong. I just like her as a friend.” Jevais tiba-tiba memulai pembicaraan.

Nathan mengernyit, tidak paham apa yang dimaksud oleh pria yang berdiri di sampingnya. “Oh ya, really?” tanyanya sarkas.

Well, you right. I like her in romance between man and woman at the first. But then suddenly she had been engagement.”

Now you know. So, please stay away from her!” ucap Nathan.

“...”

It took so long time for us to healing each other, until we met again in our best version. So please, don’t take her from me. She’s my everything,” lanjut Nathan.

Terjadi hening di antara mereka. Jevais meneguk habis sirupnya dan menatap Nathan lekat-lekat. “But actually we don’t know what will happen in the future, Tjoe A On.”

Nathan memicingkan matanya.

If you hurt her and betraye her love. I will be the first guy who take her and give you the best revenge,” ujar Jevais.

“...”

I mean it. I really mean it.”

* * *

Nirmala menutup koper silver tersebut setelah memasukkan beberapa potong pakaian serta barang-barang milik Nathan yang sekiranya lebih baik masuk koper dibandingkan ranselnya. Setelahnya dia memasukkan semua pakaian kotor yang ada di keranjang ke dalam tas keresek untuk dia bawa ke laundry besok pagi.

“Naith, jangan lupa bangun pagi! Sarapan dulu, aku udah buat sandwich telor di kulkas, tinggal kamu angetin di microwave.”

“Iya.”

“Ya udah. Aku pulang ya! Kamu langsung istirahat, jangan ngapa-ngapain lagi.” Nirmala mengambil tasnya sejenak dan memeluk Nathan yang tengah duduk di kursi samping meja pantry. Cowok itu langsung membalas pelukannya begitu erat seakan-akan tidak ingin berpisah lagi.

Babe, can you stay with me for a night?” Nathan melepas pelukannya dan menatap wajah cewek itu lekat-lekat. “Please,” lanjutnya memohon.

Nirmala terkekeh. “Nggak. Gak boleh, Sayang.”

We’re just sleeping. We don’t do anything. Please. I will miss you so much after this.” Nathan menatapnya dengan tatapan sendu, yang sialnya itu membuat Nirmala sulit untuk menolak.

Pikiran Nirmala berkecamuk. Antara mengiyakan atau tidak. Pasalnya Nirmala juga pasti akan merindukan cowok itu. Mereka tidak akan bertemu hingga nanti di bulan Desember. Alhasil selang beberapa detik, Nirmala mengangguk pelan. “Bobok doang ya! Aku-kamu sama-sama bobok! Awas macem-macem!”

Ja, mijn liefje.” (Yes, Sweetheart) Nathan mengelus wajah Nirmala dan mengecup singkat keningnya.

Setelahnya mereka masuk ke dalam kamar. Nirmala yang kebetulan sudah mengganti gaunnya menjadi piyama langsung mengambil posisi di ranjang dan memeluk guling. Nathan menyusul. Cowok itu ikut memeluk guling lainnya dan mengarahkan posisi tubuhnya menghadap Nirmala.

“Bobok!” kata Nirmala.

I need some proses to fall asleep,” ucap Nathan. “Just talk something to me.”

Nirmala memiringkan tubuhnya menghadap Nathan. Kini mereka saling berhadap-hadapan. “Oke, I remember something. You said to Tante Shinta that you fall in love with me at the first sight. Tell me that just a lie!”

Nathan terkekeh, lantas kemudian dia menggeleng. “No. It’s true. You already catch my attention from the first time we met.

Why?” tanya Nirmala.

I don’t know. Maybe you’re too cute to be around by mature men.

So you think I’m not mature enough to be PSSI employee?!” tanya Nirmala. Alis cewek itu menukik, merasa kesal.

Nathan terkekeh. “Hm. For me you look like ten.

Mendengarnya, refleks Nirmala menendang kaki cowok itu hingga dia mengaduh kesakitan. “Ouch! I’m sorry, I’m sorry!” katanya.

Nirmala berdecak kesal, lalu memilih untuk berbalik badan dan segera tidur. Tapi buru-buru Nathan menahan pundaknya dan menariknya agar kembali  menghadap dirinya. “Apaan sih?!” tanya cewek itu kesal.

Listen to me, I said that you look like ten, because you’re ten of ten for me!

“...”

Kampret.

Bisa-bisanya ini Meneer satu!

Nathan tersenyum. Menunggu respon Nirmala yang terdiam menatapnya. Meskipun pencahayaan di ruangan itu terlihat remang-remang, tapi dia yakin cewek itu sedang salah tingkah.

“Mala. Are you alri—ouch!”

Menutupi perasaan salah tingkahnya, Nirmala kembali menendang kakinya. Bodo amat! Lagian belajar dari mana dia gombalan begituan?! Di sini tugas ngegombal itu Nirmala. Bukan Nathan! Enak aja ambil jobdesk orang sembarangan!

Sleep right now, or I’m leaving!”

Mendengar ultimatum dari Nirmala, Nathan langsung mingkem. “Oke. Oke!” katanya. Lalu memejamkan matanya untuk segera tidur.

Baru 2 menit berlalu. Cowok itu lagi-lagi bersuara. “Mala.”

“Apaan lagi, Sayangku, cintaku, permata hatikuu?!”

Nathan tersenyum. “I love you.”

Ho’oh, urang gek nyaho!”

Why you don’t say it back to me?”

I love you, Meneer!”

Ik hou nog meer van je, Liefje.*”

* * *

Note:

Ik hou nog meer van je, Liefje: I love you more, Sweetheart.

Terima kasih sudah mau membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak.

Sincerely, Nanda.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top