01 | Mundur, Wir!

Mundur, Wir! Lo cuma bisa punya fotonya! Gue? Orangnya!

*

Pagi hari yang cerah untuk memulai hari dengan sebuah umpatan. Bajingan. Itu sangat cocok untuk dia berikan pada keadaannya sekarang ini.

Tiga tahun terakhir, dirinya dikenal sebagai influencer yang membuat beberapa konten edukasi mengenai ekosistem mangrove dan gambut, sesekali tipis-tipis memamerkan kehidupannya yang stable sebagai seorang cewek metropolitan sekaligus pencinta alam. Sungguh latar belakang yang menarik tanpa ada orang-orang yang menyangkut pautkan dirinya kembali dengan berita skandalnya atau rumor asmaranya dengan seorang atlet sepak bola yang sampai saat ini masih harum namanya di berbagai kalangan usia.

Ini sudah lewat sebulan sejak Nirmala dilamar oleh Nathan. Cowok itu tiba-tiba datang ke rumahnya setelah mereka putus 3 tahun yang lalu. Ah, pusing kalau dia harus menjelaskan kembali bagaimana perasaannya waktu itu. Ibarat gado-gado campur cokelat sama saus bolognese, saking campur aduknya, sampai orang-orang tidak tahu dia menangis karena sedih, bahagia, atau frustasi.

Kedatangan Nathan ke Indonesia pun tidak banyak pihak yang tahu. Dia benar-benar datang saat sedang masa bebas di club sepak bolanya. Terbang dari Belanda bersama kedua orang tuanya dan meminang dirinya di depan Mama-Papa.

Momen ter-what-the-fuck yang tidak akan pernah Nirmala lupakan seumur hidupnya selain pernah tertusuk akar pohon api-api di Teluk Bintuni.

Is she said yes?

Ya, iyalah! Masa nggak?!

3 tahun gagal move on perkara beda agama, kemudian tidak ada angin tidak ada hujan cowok itu datang dengan versi yang berbeda. Tidak ada lagi pembatas kokoh yang menghalangi mereka, tidak ada lagi perbedaan yang membuat mereka harus berhenti sebelum semuanya terlambat.

Nirmala jadi kembali teringat dengan perkataannya yang pernah dia katakan pada Nathan. That something like soul mate is not going anywhere. We will found it, in the right place, in the right time, and for the right people. Artinya, jodoh gak akan kemana-mana.

Ya, doain aja Nirmala sama si Pangeran Rempah itu bisa lanjut terus sampai ke janur kuning. Lagi pula kalau Nathan saat itu juga langsung ajak dia ke KUA, Nirmala tidak akan pusing-pusing untuk mikir dua kali.

“Bisa senyum dikit, nggak?” ucap seseorang yang duduk di sampingnya. Membuatnya tersadar jika dia kini tengah berada di acara launching produk brand pakaian lokal yang beberapa bulan lalu memintanya mempromosikan di kontennya. Kebetulan produknya berasal dari bahan yang eco-green dan sesuai dengan passion-nya.

Nirmala berdecak. Cewek itu mengibaskan rambutnya sejenak dan membetulkan kerah kemejanya. Ini semua gara-gara Jeanne dan salah satu temannya yang kemarin mengajaknya karokean.

Semalam, dia habis diteror oleh Mama-Papanya dan juga habis diomelin sama Nathan, perkara ketahuan karokean sambil minum-minum hingga tipsy. Itu bukan pengalaman pertamanya berurusan dengan alkohol anyway, tapi itu pertama kalinya dia mabuk dan direkam tanpa permisi lalu viral perkara perkataannya yang memancing kecurigaan orang-orang di sosial media.

Mundur, Wir! Lo cuma bisa punya fotonya! Gue? Orangnya!

Ya Tuhan, bisa-bisanya dia berubah jadi cewek sengklek kalau lagi mabuk. Mana videonya udah tersebar ke mana-mana lagi, perkara Safeera (temannya Jeanne yang merekamnya) ini juga sama-sama selebgram yang punya followers ratusan ribu. Dalam sekejap netizen langsung berasumsi yang tidak-tidak, dan banyak yang menyangkut pautkannya dengan seorang model sekaligus aktivis lingkungan yang pernah satu project dengannya. Mereka dekat, tapi hanya sebatas teman kerja saja.

Padahal dalam hati, Nirmala maunya disangkut pautkan sama Nathan. Bukan sama Jevais.

“Tapi Nir, yang lu maksud kemaren itu siapa?” Jeanne tiba-tiba bertanya. Cewek itu tidak sengaja melihat jari manisnya yang terdapat cincin tunangan pemberian Nathan.

“Siapa?” Nirmala malah balik bertanya.

Jeanne memutar bola matanya. “Yaelah, mau keep private nih, ceritanya?” tanyanya.

Nirmala terkekeh. Itu bukan urusannya, kan? Untuk apa Nirmala menjawabnya dengan serius? Dia dan Jeanne belum bisa dikatakan seakrab itu. “Iya nih, biar kayak orang-orang,” balasnya.

Temannya itu tertawa kecil. “Kalo gue kagak diundang awas lu!” ancamnya. Tapi sayangnya tidak direspon oleh Nirmala.

Cewek itu masih kesal dengan keputusannya kemarin malam yang mengajak Safeera tanpa persetujuannya. Dia tidak mengenal cewek itu, dia juga tidak suka dengan sikapnya yang sok akrab dan menanyakan tentang dirinya yang pernah bekerja di PSSI dan dekat dengan orang-orang di sana. Sekilas, Safeera seperti mengingatkannya dengan Dian.

“Jen, next time kalo mau ajak gue jalan, kasih tau siapa aja yang join.” Nirmala dengan berani menegur Jeanne. “Seumur-umur gue belum pernah ketangkep basah lagi mabok. Bisa kena masalah gue ntar di kantor!”

Jeanne sepertinya terlihat mengerti. “Iya, sori ya.”

* * *

“Kapok aku, Yang. I don't wanna hang out with her anymore!” Nirmala duduk di meja tolet setelah membilas masker di wajahnya. Ponselnya dia sandarkan di balik botol minumnya.

Di layar terlihat Nathan yang mengenakan handsree di telinga tengah menatapnya lamat-lamat sesekali menyeruput es kopinya. Sepertinya cowok itu sedang berada di kafe. Terdapat perbedaan waktu 5 jam antara Jakarta dengan Kota Wina, Austria. Terlihat dari jendela kafe di sana yang menunjukkan langit masih cerah.

It's okay, Babe. You can hang out with anyone. But you have to ... You know, control yourself.

Nirmala membuka botol serum-nya dan menuangkan beberapa tetes sebelum akhirnya membalurkannya ke wajah. “Yeah, I know, my bad. I shouldn't drink and get drunk!” rutuknya.

Nathan hanya terdiam, menunggu cewek itu melanjutkan perkataannya. Dia sudah puas memarahi Nirmala tadi pagi, dan tidak ingin membuatnya kembali merasa bersalah.

“Ya memang seharusnya gak boleh minum alkohol! Ya Allah maafin aku!” ujar Nirmala yang tiba-tiba langsung berdoa sejenak sebelum akhirnya mengambil batu guasha untuk memijat wajahnya.

Mendengarnya, Nathan terkekeh. “Itu kamu tahu, ucapnya.

Tadinya Nirmala mau lanjut mengoles moisturizer, namun batal saat mendengar suara bel yang dilanjut dengan suara, “Permisi, paket!”

Nirmala meninggalkan sejenak aktivitasnya dan menghampiri tukang paket di depan pintu apartemennya. Cewek itu awalnya sedikit bingung, dia tidak merasa sedang memesan barang online apapun. Siapa yang mengirimkan paket ini?

Dari siapa? tanya Nathan.

“Gak tahu.” Nirmala mengambil cutter dan membuka box tersebut. Ternyata hanya berisi box karton bewarna biru yang terdapat selembar catatan kecil di atasnya.

Hi, Mala!

Thanks for your participation in last projects. I wish we can meet again someday. Hope you like it!
Jevais.

“Oh. Dari Jevais.”

Nathan merasa asing dengan nama itu. Alhasil, cowok itu mengernyit. Jevais? Who is Jevais?

My friend. Form work.”

He's a boy? tanya Nathan sekali lagi. Terdengar seperti pertanyaan retoris.

No. Actually he's a man. He's thirty years old.”

Dahi cowok itu semakin mengkerut. “I'm a man too.”

Atensi Nirmala yang tadinya hendak membuka kotak tersebut, langsung mendongak menatap layar ponselnya. “Well, I'm not asking you.”

Nathan terdiam. Apa yang barusan cowok itu katakan? Alhasil untuk mengalihkan perhatian, dia memilih untuk diam dan kembali meminum es kopinya.

“Oh, dia ngasih hampers!” Nirmala mendapati 3 toples kue kering di dalam kotak tersebut. Cewek itu mengeluarkannya dan memperlihatkannya pada Nathan.

Sayangnya, Nathan terlihat tidak tertarik, terlebih saat mendapati ekspresi wajah Nirmala yang terlihat senang mendapatkan hadiah tersebut. “Looks like you really happy, huh?sindirnya halus.

Nirmala tidak menanggapi. “Jevais is a kind person, Naith. He's really humble.”

Nathan seketika memberikan ekspresi down smile-nya. I don't think so.”

Are you jealous?” tanya Nirmala. Cewek itu menyeringai menatap cowok yang ada di layar ponselnya.

“No. Why should I?” Nathan balik bertanya.

Cewek itu mendengkus jahil. “He's a famous model in Indonesia. I'm a fan of him.

Lagi-lagi Nathan memberikan down smile-nya. “Sounds cool.

Nah, but don't worry. He's not my type, anyway.” Nirmala menaruh kembali toples tersebut ke dalam kotak dan meletakkannya di bawah meja tolet.

So what's your type? You never told me you had it,” tanya cowok itu merasa terpancing.

Nirmala mengendikkan bahunya. “Gak tau sih, yang jelas kayak orang yang lagi ngobrol sama aku, nih.”

Nathan terdiam. Dia menatap cewek yang merupakan tunangannya itu selama beberapa detik, hingga kemudian. “Mala, I know you really try to teach how to speak Indonesian, but I don't get it.

Semenjak putus, Nathan mengakui kemampuan berbahasa Indonesia-nya jadi kian menumpul.

Nirmala tertawa sebentar. “Ya ampun! Maaf, maaf, Meneer!” katanya, lalu memangku tangannya pada dagunya seraya menatap cowok itu lekat-lekat. “My type is someone who video call with me right now.

Respon Nathan langsung mendengkus dan tersenyum seraya membuang muka. “What a flirt, Mala!

I'm learned it from you!” balas Nirmala.

* * *

Mundur, Wir! Lo cuma bisa punya fotonya! Gue? Orangnya!

Nirmala memejamkan matanya kala video itu muncul untuk yang kesekian kalinya di fyp. Sudah berkali-kali pula dia dibuat malu dengan tingkah konyolnya itu.

Kembali merasa penasaran, cewek itu membuka kolom komentar. Melihat deretan komentar yang berbeda-beda. Ada yang mengejeknya lah, ada yang bilang lebih baik main ke hutan mangrove saja lah, bahkan ada juga yang menyangkut pautkan kalimatnya itu pada Jevais yang jelas tidak ada hubungan dengannya sama sekali.

Tadinya, Nirmala ingin lanjut scroll saja, tapi batal saat melihat salah satu komentar beserta beberapa balasannya.

Firdausdee Nirmala itu dulu mantannya Nathan Tjoe A On, kan? Yang sempet heboh perkara cowoknya terlalu obsesi sampai hiatus dari jadwal Timnas?

Hannipan @ firdausdee Iya, dia mantannya. Udah banyak yang konfirmasi dari temen-temennya sama staff Timnas dulu.

Retnoyun1 @ hannipan Hah? Serius?? Kak Nirmala dulu mantannya Nathan Tjoe A On? Kok aku baru tau?!

Hannipan @ retnoyun1 Iya. Kejadiannya udah lama. Putus gara-gara beda agama, tapi cowoknya kayaknya gak rela sampe obsesi gitu. Sampe akhirnya Nirmala terang-terangan ngomong di IG-nya. Cek aja, masih ada kok postingannya.

Retnoyun1 @ hannipan Postingannya yang foto belakang punggung cowok di laut itu bukan, kak?

Hannipan @ retnoyun Iya. Katanya postingan itu buat mantannya.

Jeleleng23 @ firdausdee Pernah heboh pada masanya sih itu. Gak tau gimana sekarang kabar si cowok.

Teressast_ @ jeleleng23 Udah move on kayaknya kak. Udah masing-masing fokus sama jalan hidupnya. Nathan juga balik aktif lagi main bola di eropa. Makin bagus lagi mainnya sekarang.

Jeleleng23 @ teressast Bagus deh, jangan lagi pacaran sama orang indo, mending sama orang Belanda aja biar fokus.

Nirmala mengerutkan keningnya. Dia kesal dengan balasan komentar terakhir tersebut. Apa maksudnya? Apa hubungannya dengan kalimat 'Jangan lagi pacaran sama orang indo, mending sama orang Belanda aja biar fokus'?

Maksudnya kalau pacaran sama dia, Nathan jadi gak fokus, begitu? Karena kesal, Nirmala langsung mengetik sesuatu untuk membalas komentar tersebut. Kebetulan dia memakai akun rahasianya yang tidak diketahui oleh siapapun.

Lazulibluee @ jeleleng23 Apa hubungannya ya bang?

Sudah merasa puas, Nirmala menaruh ponselnya sejenak di samping laptopnya. Bersamaan dengan datangnya makan siang yang baru saja diantar oleh jasa order delivery. Orang-orang di kantor langsung mendekati meja tengah dan mengambil jatah makan siang mereka masing-masing. Hingga kemudian muncul seorang OB yang datang seraya memangil Nirmala.

“Mbak Nirmala, ada kiriman bunga sama kue!”

Semua kepala menoleh. Nirmala juga ikut menoleh. Buru-buru dia menghampiri OB tersebut dan menerima sebuket bunga mawar merah berukuran cukup besar serta sekotak kue dari merek yang cukup terkenal.

“Dari siapa?” tanya Nirmala.

“Nggak tau, Mbak. Tadi ada ojol yang nganterin. Buat Nirmala Lazuli, katanya.”

Kening Nirmala semakin mengkerut. Siapa?

“Dari siapa tuh, Nir?” goda Saka, teman kantornya.

Nirmala tidak merespon. Dia justru memperhatikan buket tersebut dan, melihat ada catatan kecil di antara bunga-bunga tersebut.

Hope you like it. I love you. Tjoe A On.

Tidak bisa berbohong. Bibir Nirmala mendadak langsung tersenyum lebar. Bahkan dia sampai lupa jika sedang berada di kantor. Orang-orang yang tidak pernah melihatnya bereaksi seperti itu langsung menatapnya skeptis.

“Ya ampun, Nir! Sampai bersemu-semu begitu! Dari siapa sih? Dari ayangnya, bukan?” goda Siti.

Nirmala menatap cewek itu dan langsung tersenyum misterius. Dia memilih untuk kembali duduk di kursinya dan buru-buru menghubungi Nathan detik itu juga.

|Sayaangg
|Makasiiiih 🫶🥹
Send A picture

Tidak butuh waktu lama, muncul balasan dari Nathan.

Nathan Chu 🖤
|Anytime 👍

Kali ini, dia tiba-tiba jadi tidak nafsu makan bebek goreng. Dia lebih nafsu makan kue pemberian Nathan. Pokoknya tidak boleh ada yang minta. Kalau ada yang minta, Nirmala tabok!

Ting!

Baru saja Nirmala mau membuka kotak kuenya, tiba-tiba muncul notif pesan WhatsApp. Bukan dari grup divisinya atau Nathan. Tapi dari Jevais.

Mas Jevais Bounce Ent.
|Gimana, Nir?
|Udah nerima paketnya belum?

Oh iya! Dia lupa bilang makasih sama Jevais kemarin malam. Sebab terlalu lama video call dengan Nathan sampai Nirmala ketiduran.

|Mas Jeva, maaf baru hubungin.
|Iya, aku udah nerima paketnya.
|Makasih loh, Mas!

|Sama-sama, Mala.
|Next time, kalo saya ajak jalan, kamu keberatan?

Nirmala terdiam membaca chat tersebut. Apa-apaan nih maksudnya? Kok, ambigu?

|Maksudnya, Mas?
|😅😅

|Maksudnya kalau ada event, Mala.
|😅😅

Oh. Dia kira apa. Tadinya Nirmala mau langsung menjawab. Tapi batal saat muncul pop-up notifikasi WhatsApp dari Nathan.

Nathan Chu 🖤
|Have you eaten?
|You want me order for your lunch?

Ah, bodo amat sama Jevais. Chat dari calon suami lebih menggoda.

|Ini aku lagi lunch with the employees.
|Have you breakfast?

Send a picture
|Yes I have.
|Tell me if you need something, okay?

|Okaaayy
|I love you sayaang

|I love you more.

* * *

Note:

Tiga tahun banyak yang berubah. Tapi perasaanku padamu tidak ada yang berubah, jiah!—Mala.

Di sini Mala jadi FL jamet yang jinak-jinak merpati. Tapi emang dari dulu jamet gak sih?

So what do you think?

Terima kasih sudah mau membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak.

Sincerely, Nanda.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top