1

Dia bekejaran dengan waktu, berlari mengejar bus karyawan yang sudah mulai bergerak meninggalkannya.

Dia yakin, Omelan Pak Bos akan kembali didengarnya pagi ini.

Ah! Rasanya ingin terlahir dari keluarga kaya, yang tak perlu pusing memikirkan uang, mau apa saja bisa, rumah, mobil, motor, jalan-jalan keluar negri, pasti bisa. Sayangnya, itu cuma tinggal mimpi, kenyataanya dia tetaplah gadis yatim piatu yang tak memiliki keluarga.

Menghempaskan pantatnya lega, saat bus akhirnya berhenti dan menunggunya. Tentu saja, diiringi Omelan supir yang telah dia hafal setiap pagi.

Jarak kos dengan kantor cuma sepuluh menit dengan bus jika jalanan lancar. Setelah bus karyawan sampai di tempat parkir, wanita berambut panjang itu langsung mendesak turun lebih dulu.

"Dasar, seenaknya aja," omel seorang wanita yang memiliki seragam yang sama dengannya. Tapi gadis berambut panjang itu tak peduli.

Satu tujuannya, jangan lagi sampai terlambat.

Kakinya berlari lincah, menuju tempat penyimpanan barang, dia bekerja di bagian pengawasan gudang, jabatan mendadak karena temannya cuti melahirkan.

Dia berhasil, jam tujuh kurang satu menit. Dia melepaskan nafas lega.

"Datang tepat waktu, tapi baju basah oleh keringat, hebat."

Gadis itu mengangkat kepala, bahkan dia masih kesusahan menata nafasnya sendiri.

Di depannya, bos besar tengah memangku tangan menatapnya remeh.

"Pak, tadi saya mengejar Bus, lalu berlari agar tidak terlambat lagi, kemudian...."

"Kamu curhat?"

"Pak,"

"Bereskan penampilanmu, kepala cabang yang di Jakarta akan berkunjung pagi ini, pastikan sepatu-sepatu kita sudah terletak di tempat semestinya. Dengan nomor yang lengkap. Aku tak mau alasan lagi."

"Baiklah!" sahutnya lemah. Pria tampan itu berlalu, meninggalkan sang gadis yang bahkan tak bisa mengeluhkan perutnya yang pedih minta diisi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top