J_A - Ketujuh belas
Baby, been thinking 'bout this lately
Would you come and join me baby and start forever now?
Baby, forever sounds crazy
But there's no doubt about it baby
Our love will keep us around
I say i do to you
And I'll sail the boat with you
'Cause you got everything ready
Look way up, sail up, starlight, sailor
My heart it beats for you
and I wade through with you yeah
Through every wave I'll be there baby
Yeah Ah ayayay ah
Oo-oo oo-oo oo-ooh
Oo-oo-oo-ooh
Oo-oo oo-oo oo-ooh
Oo-oo-oo-ooh
Oo-oo oo-oo oo-ooh
Oo-oo-oo-ooh
Way up, sail up, starlight, sailor ...🎵
°°°°
Lagu milik GAC yang sedang mengalun, dibarengi dengan suara merdu milik, Mitha. Menemani perjalanan kami menuju Hotel Sultan, Jakarta.
Hari ini, kami akan menghadiri undangan resepsi pernikahan adik letingku.
"Cerah sekali, pemandangan pagi ini!" seruku sambil meliriknya, yang sejak tadi tak berhenti menggerakkan bibir mengikuti alunan musik.
"Hehehe ... efek mau dateng ke kondangan kali, ya, Mas! Bawaannya seneng aja, gitu!" jawabnya dengan sumringah
"Biar awan pun gelisah, daun-daun jatuh berguguran.
Namun cintamu kasih terbit laksana bintang, yang bersinar cerah menerangi jiwaku.
Andaikan kudapat mengungkapkan perasaanku, hingga membuat kau percaya.
Akan kuberikan seutuhnya rasa cintaku, selamanya ...."
Entah mengapa aku justru menimpalinya, dengan mengikuti lantunan Selamanya Cinta, yang kini tengah mengudara.
"Ehm ... dasar gombal! Aku, nggak punya receh!" cibirnya padaku.
"Hahaha ... Mas juga sukanya yang utuh. Bukan receh!" Gemas rasanya.
Namun, aku hanya dapat membelai hijabnya.
.
.
💐💐💐
Prosesi 'Pedang Pora', kini sedang berlangsung. Aku menatap gadis yang berdiri di sisi kiriku. Sedari tadi netranya menangkap dengan jelas, perguliran setiap detiknya.
"Satu bulan lagi, kita yang berada di posisi mereka!" bisikku padanya.
Dia mengarahkan pandangan, menatapku, lalu mengangguk. Tampak bulir bening di sudut matanya.
"Mau salaman dulu, atau makan dulu?" tawarku.
"Makan aja, dulu! Kalo salaman pasti antri. Yang diduluin 'kan keluarga, sama tamu VIP!" jawabnya, dibarengi dengan cengiran.
"Dasar! Yang punya WO pasti tau ya, susunan acaranya!" ujarku sambil menggandeng tangannya menuju area prasmanan.
Cukup mencicipi hidangan, kami memutuskan untuk mengantri bersalaman dengan kedua mempelai
"Selamat, Desuh!" ujarku sambil memeluk Lettu Harun.
"Siap! Terima kasih, Bang, sudah menyempatkan hadir!" jawabnya dengan memberi tanda hormat padaku.
"Haduh ... hampir saja, geser ini, tanggal nikah. Gegara Pasi Intel Batalyon, lamaran di Surabaya!" lanjutnya terdengar seperti keluhan.
"Kau ini, menyindirku!" sergahku, mendengar ucapannya.
"Siap salah, Bang!"
Kami tergelak bersama.
"Selamat, Om, Dek Sari ... semoga menjadi keluarga yang Sakinah, mawaddah, warahmah!" ujar Mitha, saat menyalami mereka berdua.
"Siap! Terima kasih, Mbak, atas kehadiran dan do'anya!" jawab mereka.
Usai bersalaman dan akan keluar dari ruangan, kami berpapasan den Serka Rulli.
"Lho, Ndan ... sudah selesai 'kah?"
"Kalau kami sudah, Bang! Tapi, yang di dalam masih ada!" jawabku dengan candaan.
"Ya, ya, ya ... yang penuh dengan cinta, sudah pasti ceria. Bukan begitu, Ndan?!"
Aku hanya tersenyum menanggapi Serka Rulli. Gimana nggak ceria, kalo pujaan hati sudah bersedia menemani!
"Kami duluan, Bang!" pamitku.
"Hati-hati, Ndan! Selesai acara langsung antar pulang, Ndan ... jangan belok ke bangunan lain!"
Aku mengacungkan jempol, sebagai tanda pembenaran ucapannya. Wejangan orang tua yang sering diabaikan anak-anak jaman sekarang.
.
.
.
🍃🍃🍃
Fabiayyi 'aala'i rabbikumaa tukadzibaan
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah, yang kamu dustakan!?"
Seperti kalimat di atas. Sudah sepatutnya, aku mensyukuri segala nikmat Illahi Robbi.
Hari-hariku kini diisi dengan penuh warna. Tak melulu hijau dan hitam, alias doreng, yang menghiasi.
Dia yang dulu bak robot hidup, sekarang benar-benar berbeda. Dia bisa tertawa, manja, cerewet, dan berbagai macam hal lainnya.
Contohnya saja beberapa hari yang lalu, saat kami sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan ....
"Mas, jadinya mau beli bedcover atau satu set cangkir?" tanyanya padaku.
"Menurut kamu, bagus yang mana?"
"Ih ... malah balik nanya!" ujarnya dengan nada sedikit kesal.
Pasti tak akan ada yang menyangka, bahwa gadis yang kini sedang merajuk padaku adalah, Mitha. Lonjakan dan perubahan sikapnya, memang luar biasa. Ini yang Mas tunggu, Nda!
"Udah! Aku pilih ini, aja. Nanya sama Mas, malah bikin kesel."
Aku tersenyum menanggapi gerutuannya. Tapi melihat apa yang dipilih Mitha, harus kuakui memang bagus. Bagaimana menurut kalian?
"Mas ...! Ayo,cepetan!" ajaknya sambil menarik tanganku.
"Iya, sabar, dong!" ujarku dengan mimik menggoda padanya.
"Kok Mas mukanya gitu! Emang kita mau ngapain?" Wajah bingungnya menatapku.
"Lho, kamu 'kan yang ngajakin tadi!" Aku menggodanya.
"Hufff ... ayo ke kasir, maksudnya!"
Aku mengikuti sambil menahan tawa, karena melihat semburat merah diwajahnya.
🛍️🛍️🛍️
"Mau jalan-jalan, atau langsung pulang?" tawarku pada Mitha, seusai kami beranjak meninggalkan kasir.
"Beli cemilan aja, terus pulang!"
"Yakin?! Gak mau beli apa, gitu? Mas yang bayar, deh!"
"Nggak! Emang, Mas mau beliin aku apa, sih?"
Mulai tampak gurat-gurat penasaran pada waja Mitha. Hal seperti ini sayang jika dilewatkan, jadilah Mitha korban dari kejahilanku.
"Ya, kita kan mau nikah. Siapa tau kamu mau beli lingerie? Atau mau lihat-lihat, dulu!" ujarku sambil mengerlingkan mata, dengan mimik yang kubuat senakal mungkin.
"Hiiih ... ngapain beli gituan!? Mendingan uangnya bisa buat yang lain. Lagian, Mas ada-ada, aja. Fantasinya, nyeremin. Awas aja, kalo ngajakin aneh-aneh sebelum nikah!" ucapnya dengan penuh peringatan dan ketegasan.
"Iya, ya ... nggak perlu beli itu! Mas juga lupa, kalo lingerie kan nggak ada yang gambar Paddington!" jawabku dengan senyum kemenangan.
"Mas, ngerjain aku?! Awas ya, tak bales nanti!"
Aku benar-benar puas melihat wajah merahnya. Antara marah, malu, juga ingin tertawa, tapi ditahan olehnya.
😆😆😆
"Bro! ... Andra!? Kapten Arganindra!"
"Siap, Komandan!"
Suara Bang Faris membuyarkan lamunanku.
"Kowe sopo, Le (kamu siapa)?!" tanyanya padaku.
"Siap! Saya, Arganindra, Bang!"
"Alhamdulillah ... Kupikir penghuni pohon depan yang nyasar kemari!"
"Astaghfirullah hal'azim, Bang!"
"Habisnya kupanggil sejak depan pintu, sampai berdiri di sebelahmu, kau tak menyahut."
"Ini, surat persetujuan pengajuan nikahmu sudah datang. Beritahu calon nyonyamu, segera!" lanjutnya.
"Siap. Terima kasih, Bang!"
"Good luck, Bro! Jangan ngelamun. Nanti ada lelembut yang naksir, bahaya!" ujarnya sambil menepuk bahuku.
Aku tergelak mendengar ucapan Bang Faris. Saatnya memberi kabar pada Mitha. Jika mengirim pesan pasti memakan waktu, sebaiknya langsung telepon saja
📱
[My.Tha]Nyonyaku
"Assalamu'alaikum ...."
"Wa'alaikumussalam!" jawabnya dengan nada cukup menghentak.
"Ada apa, Nda?"
"Gak pa-pa! Kesel aja, sama anak-anak. Masa, dari tadi aku diledekin!"
Kali ini ada sedikit nada manja.
Yaa Allah, Nda! Gemes banget. Pengen nyubit, pengennn ....
Astaghfirullah hal'azim! Istighfar, Ndra ... nyebut, tahan ....
"Tuh kan, Mas aja jadi diem!"
"Eh, enggak kok! Biarin ajalah mereka, begitu. Mungkin mereka pengen deket, dan begitulah cara mereka mengungkapkan rasa bahagianya ke kamu!"
"Mungkin. Hmm ... Mas, tumben jam segini udah nelepon aku!?"
"Iya, Mas mau ngabarin kamu, kalo suratnya sudah keluar. Jadi sudah bisa mulai Litsus, Rikes, dan lain-lain."
Mitha terdiam. Bahkan, suaranya nyaris menghilang. Hanya samar-samar terdengar hembusan nafasnya
"Nda ...."
"...."
"Halo, Nda!?"
"...."
"Damith-"
"Apa Mas, yakin, riwayat medisku nggak akan jadi masalah?!"
Kepercayaan dirinya kembali menurun. Yaa Allah ... mampukan hamba, agar hamba mampu menguatkannya, Aamiin yaa rabbal'alaamiin.
"Kamu, masih di kantor?"
"Iya."
"Tunggu, Mas! Mas, ke sana ...."
Jika kamu rapuh, maka aku yang akan merengkuhmu
Jika kamu lemah, maka aku yang akan menguatkanmu
Jika kamu ragu, maka aku yang akan meyakinkanmu.
.
.
.
Assalamu'alaikum, sesama pejuang yang merindukan cinta.
Bagaimana kabar kalian?
Terima kasih buat kalian yang sudah dan selalu setia singgah.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ....🙏
Salam Komando ✊
Pc : 0¹-05 Oktober 2019
Published -> 05.10.19 18:00
Revisi : 25.07.20
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top