J_A - Ketujuh

Dimohon untuk tidak menjadi silent readers.
Mohon maaf untuk typo-nya.
Terima kasih 🙏.

||

     Usai pertemuanku dan Zain, kemarin ... yang disebabkan oleh sebuah ketidaksengajaan semata. Aku segera menghubungi keluargaku.

     Kuceritakan secara singkat bahwa, aku mendapatkan titik terang tentang keberadaan Mitha. Dan esok hari, aku akan bertandang ke rumah keluarga kami.

~~~

     #16:24
     Sore ini, selepas dinas ... aku berangkat menuju ke kediaman orangtuaku. Zain beserta istrinya sepakat turut serta bersamaku. Dan kini, aku akan memastikannya via telepon ....

     "Hallo ... Assalamu'alaikum."

     "Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakatuh!" jawab suara dari seberang sana.

     "Jadi bertandang ke rumah orangtuaku, kan?"
 

   "Hmm ... sudah ngga sabar, ya? Jadilah, Ga! Istriku juga sudah siap kok!"
     "Oke ... aku share alamatnya ya, Zain! Sampai ketemu di sana, Assalamu'alaikum."
     "Sip, Ga. Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakatuh."

     Sambungan telepon pun terputus. Kuraih dompet dan kunci mobil yang tergeletak di atas meja, dan siap beranjak meninggalkan rumah dinas.

🏎🏎🏎


     Tepat saat adzan Maghrib berkumandang, aku tiba di depan rumah orangtuaku. Ada Pak Jaja, yang membukakan pintu gerbang. Beliau bekerja di sini sudah puluhan tahun, tepatnya sejak saat aku duduk di taman kanak-kanak.

     "Assalamu'alaikum! Sehat, Pak?"

     "Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakatuh. Alhamdulillah! Den bagus, makin gagah saja!"

   Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Pak Jaja.

     "Sudah ditunggu bapak sama ibu di dalam, Mas!" Beritahu beliau padaku.

     "Saya masuk dulu ya, Pak!" pamitku. Beliau mengangguk lalu mempersilahkanku.

     Rumah dengan ornamen kayu ini ... selalu tertata dengan rapi, karena ada sentuhan mama di setiap sudutnya.

     "Baru sampai, Nak?" sapa Mama. Beliau baru saja keluar dari dalam kamar.

     "Assalamu'alaikum, Ma! Iya, padat merayap. Mama sehat?" Kuraih lalu kucium punggung tangan kanan beliau.

     "Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakatuh. Alhamdulillah ... harus sehat, kan mau ketemu calon mantu!"

     "Mana Ma, calon mantu kita? Sudah datang ya!" sela Papa yang kini sudah duduk di samping Mama.

     "Sabar ya Ma, Pa! Tunggu teman Andra datang ... nanti dia yang akan bantu jelasin semuanya."

🍃🍃🍃

     "Jadi ... Nak Zein ini, bungsunya Mas Afif?!" tanya Papa.

     "Benar, Om!"

     "Dan ini, istrimu? Siapa namanya?" Kini mama yang bersuara dan bertanya.

     "Iya, Tante! Saya, Arisya."

     "Nak Zain aja udah loh, Ndra!"

     Aku tahu mama berusaha menggodaku, "hmm ... Mama, inikan lagi mau diproses!" sanggahku.

     Ucapanku ternyata mampu membuat mereka semua tertawa.

     "Terus ... Nak Zein ini, yang mau jomblangin, gitu?" tanya Papa.

     "Bukan jomblangin, Om! Hanya menjembatani saja."

     "Jadi bagaimana dengan Mitha?"

     Pertanyaan papa yang langsung pada intinya, membuat jantungku berdetak tak karuan. Apa papa dan mama, akan tetap menyetujui rencana? Terlebih setelah mengetahui apa yang telah terjadi dengan Mitha.

.
.
.
To be continued ....


*** Tolong voment-nya please ...🙏

Pc : ²²juli²0¹9
Published -> 22.7.19 18:19
Revisi : 11.4.20

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top