J_A - Ketiga

📣Voment ... Voment... 📣
Mohon maaf atas typo-nya 🙏

📿📿📿


     Delapan hari berada di Tanah Suci, memberikan pengalaman tersendiri untukku. Jika sebelum-sebelumnya, aku selalu betandang ke tempat ini bersama Mama, Papa, dan adikku. Kali ini adalah pertama kalinya, aku sendiri.

     Entah mengapa dua hari ini, aku sama sekali tak dapat memejamkan mata. Mungkin karena banyak sekali do'a yang ingin kupanjatkan. Mulai dari rasa syukur sampai permohonanku. Termasuk menyebut namanya dalam setiap do'a dan sujudku, baik fardhu maupun sunnah-ku. Percaya atau tidak?! Dia terasa begitu dekat denganku.

     Di sini, aku tak sendiri. Aku ditemani oleh Rahman, putra salah seorang imam di masjid Nabawi. Tugasnya tak hanya menemani, tapi juga membimbingku dan memberikan arahan tentang tata cara yang benar saat beribadah tanpa adanya Muthawif (pembimbing).

     Pukul 10:00 waktu Makkah, kami tiba di Jabbal Rahmah. Dia menceritakan tentang kebenaran sejarah bukit ini. Sontak saja membuat hatiku tergelitik, hingga mengulum senyum.

     Rahman terlihat penasaran dan bertanya padaku, "Kenapa Ndra?"
     "Eh ... ngga papa kok, Man."
     "Kamu baik-baik aja kan?" tanyanya lagi.

     Aku mengangguk, lalu menjelaskan padanya. "Kamu bilang, bukit ini bersejarah kan?! Tempat bersatunya Nabi Adam as dan Siti Hawa. Siapa tau jadi tempat bersejarah juga untukku. Allah mengijabah do'aku dan mempertemukan kami di sini!" ucapku penuh harap.
"Aamiin yaa rabba'alamin. Memangnya, kamu sudah punya calon Ndra?"

     Belum sempat aku menjawab, ada orang yang berbenturan dengan punggungku. Hampir saja ia terjatuh, namun dengan sigap kutarik nametag (papan nama) yang menggantung di bagian leher terluarnya. Untung saja hanya nametag-nya yang kamu tarik, Ndra! Sebab ... dia seorang wanita, yang baru kuketahui saat aroma parfumnya terhirup olehku.

     "Aduh! Maaf ... maaf! I'm really, really sorry (saya benar-benar minta maaf)!" ucapnya sambil menangkupkan tangan di depan dada. Suaranya begitu indah, hingga membuatku terkesima.

     "Mbak, ngga papa kan? Fotonya di sana aja, yuk! Di sini rame," sergah seseorang yang baru saja menghampirinya.
     "O ... orang Indonesia!" Perkataanku mampu mengalihkan perhatian mereka kepadaku.
     "Masya Allah!" seruku, dalam hati. Cantik! Wajahnya seperti tak asing bagiku.

     Wanita yang menghampirinya, bertanya padaku, "Mas orang Indonesia, juga? Bisa minta tolong fotoin kita?"
     Aku mengangguk.
     "Dek ... ih! Udah selfi aja! Kok malah minta fotoin orang, sih!"
     O ... jadi dia, kakaknya.

     Tanpa mengurangi rasa sopan, segera kuminta kamera yang tengah dibawanya. Hingga beberapa jepretan foto, kuabadikan untuk mereka.
     "Terima kasih, Mas! Maaf sudah merepotkan," ujarnya.
     "Iya, sama-sama. Ini punya Mbak, kan?! Maaf tadi tertarik tangan saya." Tanganku terulur, untuk menyerahkan nametag miliknya. Namun sebelum kuberikan, masih sempat terbaca olehku ....

🇮🇩
DAMITHARA H ATMOKO
- RIZAIN Tour&Travel -

     Aku terpaku dengan apa yang tertulis di tanda pengenalnya. Namun, tepukan di bahu & suara Rahman, menyadarkanku.

     "Yah, malah ngelamun! Udah pergi tuh, harim (perempuan)-nya."

     Masya Allah, Allahu Akbar! ... Mitha?!

     Aku harus mengingat nama biro perjalanan yang dipergunakannya. Agar aku dapat mengetahui keberadaanmu, Mith!

     Alhamdulillah! Terima kasih yaa Allah. Semoga inilah yang menjadi jawaban dari semua do'aku tentangnya, Aamiin yaa rabbal'Aalamiin ....

.
.

.
To be continued ...

***Jangan lupa BINTANG dan Komennya ya Friends ...
Terma kasih

Pc : 6juli2019
Published -> 11.7.19 21:07
Revisi : 4 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top