Prolog
Lima belas bulan yang lalu...
Aku sering melihat dia selalu datang pada satu pusara setiap pagi. Setelan jas rapi menandakan dia bukan orang sembarangan. Yang dia lakukan hanya berdiri menatap lurus pada pusara dengan wajah kakunya. Tapi tidak bisa menutupi sorot mata sedihnya.
Terkadang dia tertunduk lama. Bibirnya seperti berucap tanpa suara. Terkadang juga bahunya terlihat bergetar. Mungkin dia menahan tangis. Atau tidak bisa menahan tangis? Aku juga pernah mendapati dia berlutut di hadapan pusara itu. Entah, dari sekian banyak orang yang datang ke tempat pemakaman itu hanya dia yang menyita perhatianku dari langkahku.
Aku, Fahsai Tristanaya, seorang wanita berusia 24 tahun bekerja di sebuah perusahaan creatives design.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top