PROLOG

Varin telah memikirkannya jutaan kali.

Terjebak dalam aturan tak masuk akal terkait cara pakaian yang membuatnya terus berkhayal dirinya terbebas dari ketentuan memakai hijab yang memaksa itu. Namun, bagaimana dia mewujudkan khayalannya itu. Dia tumbuh dari keluarga agamis. Ayahnya seorang imam masjid di Masjid Al-Ikhlas. Menutup aurat hal yang familier di keluarganya.

Varin telah menjalankan kewajiban itu seumur hidupnya, tujuh belas tahun memakai busana muslimah dengan hijab sebagai penyempurnanya. Sekarang, hijab itu terasa berat di kepala. Hijab itu seperti tembok tinggi yang menghalanginya dengan dunia luar. Terlebih lagi penghujung tahun ini, masa-masa SMA-nya akan berakhir sebentar lagi. Hal itu membuatnya lebih sering terlihat murung.

Varin melepas hijab sewarna tanah yang bertakhta di kepalanya, perlahan-lahan tangan kirinya melucuti ciput yang menjadi tabir terakhir. Rambut hitamnya yang panjang terikat dalam cepol. Varin menguraikannya, tatapannya tetap tertuju pada cermin besar di kamarnya.

Dia terkesima.

Rambut hitamnya sepanjang dada, dia merapikannya.

Mahkota secantik ini, kenapa harus ditutupi?

Senyum Varin terbit, tetapi hanya sesaat. Senyuman itu memudar sepenuhnya mengingat perkataan ayah. Tiba-tiba, ketukan pintu mengagetkannya. Varin terkesiap menyampirkan pashmina ke kepala sekenanya. Sosok ibunya kini berdiri di ambang pintu, matanya memelotot tajam menatap Varin.

“Benerin hijabnya, Varin.”

“Kata temen-temen, Varin cantik kalo nggak berhijab, Ma.”

Sebuah tamparan mendarat bersama teriakan ibunya, “Varin!”

“Ma, Mama tampar Varin gara-gara kain ini?” Suaranya terdengar bergetar. Tangannya secepat kilat melepas hijab yang dikenakannya. “Varin nggak mau berhijab!”

🪷🪷🪷

Haiii, kenalin Kaelan Varin Elshandra cewek labil yang tengah berusaha mencari jati dirinya, terima kasih sudah berkunjung. Mari temani perjalanan Varin dengan mendukungnya melalui vote dan comment~

~12.01.25~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top