[10] Hadiah Untuk Someone

Semburat orange menyapa Cantika yang terlihat sibuk mengeluarkan baju-bajunya di lemari. Cantika mengambil satu kaos berwarna hitam, dengan celana jeans. Ketika Cantika mencocokkan ke tubuhnya, Cantika menggeleng. Lagi, Cantika mengambil baju kaos lain yang menurutnya cantik. Hampir seluruh isi baju di lemari, Cantika keluarkan. Mulai dari dress sabrina selutut, hingga celana kodok kesukaannya. Cantika menghela napas, ketika mencocokkan dengan tubuhnya-sempit. Cantika duduk di kasur menghempaskan bokongnya. Sepulang sekolah tadi, Cantika kelelahan memutuskan untuk tidur sebentar tanpa memikirkan permintaan Vero. Namun, Cantika yang merasa tidak enak hati karena telah ditolong Vero, mengiyakan permintaan Vero.

"Sayang... kamu udah bangun?" Suara Rida di depan pintu membuat Cantika gelagapan melihat tumpukan baju yang berserakan di kasur. Cantika terlambat merapikan, ketika Rida membuka gagang pintu. Rida menggeleng melihat tumpukan baju di kasur Cantika. Sementara Cantika menyengir. Rida mendekati Cantika yang duduk di kasur.

"Ada apa Sayang? Kenapa semua bajunya dikeluarkan?" tanya Rida duduk di samping Cantika mengelus rambut ikalnya yang digerai.

Cantika menatap Rida dengan tatapan sayu.

"Ma, Cantika bingung mau pakai baju apa. Semua baju Cantika udah sempit ...," lirih Cantika menunduk.

"Sayang... kalau udah sempit, jangan dipakai lagi. Masih banyak kan, baju kamu yang longgar?"

Cantika mendongak, kembali menatap sang mama.

"Longgar banget Ma... Cantika kelihatan makin gendut," Cantika memanyunkan bibir.

Rida tersenyum, Cantika-nya sudah mulai beranjak dewasa. Rida membantu memilihkan baju untuk Cantika.

"Ini, cocok untuk kamu, Sayang," kata Rida memberikan setelan baju baby doll kriwil bagian bawah baju berwarna hitam dengan celana jeans berwarna denim.

Cantika mengambil setelan baju dan celana dari tangan Rida.

"Ma, apa ini cocok buat Cantika? Cantika nggak pede," keluhnya.

"Sayang... setelan ini cocok kok. Kamu kan, nggak terlalu gendut. Lagian, anak Mama ini mau ke mana sih? Nggak biasanya kayak gini?" Rida menjawil dagu Cantika menggoda.

"Mama ih... anaknya mau tampil cantik, salah, tampil jelek juga salah," Cantika cemberut.

"Pasti kamu mau jalan ya, sama pacar kamu? Kenalin ke Mama dong," kata Rida semakin menggoda Cantika.

Pipi Cantika memerah. Cantika berusaha menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipinya.

"Nggak kok, Ma. Cantika mau pergi sama teman. Boleh kan Ma?" elak Cantika.

"Boleh kok, Sayang. Yaudah, kamu sekarang mandi ya. Tapi, jangan lupa bersihkan kamar, rapikan bajunya lagi ke lemari ya," peringat Rida bangkit dari kasur.

"Iya, Ma."

Pukul 17.30 wib.

Sesuai janji, Cantika menunggu di depan kompleks rumahnya. Penampilan Cantika hanya sederhana, memakai lip gloss serta bedak tipis di wajah. Godaan terus saja dilayangkan Wira pada Cantika, ketika melihat Cantika tiba-tiba berdandan. Namun, Cantika berdalih hanya karena tidak ingin mendapat gelar ejekan baru dari teman-teman lainnya. Ya, alasan Cantika adalah hang out bareng teman-teman lamanya.

Mobil Audi hitam terlihat memperlambat laju kecepatan, berhenti di depan Cantika. Cantika tanpa ba-bi-bu langsung membuka pintu tanpa dipersilakan masuk lebih dulu.
Cantika menutup pintu kuat, kemudian memasang seatbelt tanpa memperhatikan raut wajah seseorang disamping kemudi menatapnya garang.

"Dasar paus! Duduk aja mobil goyang kayak gempa," komentar orang itu menginjak pedal gas.

Cantika mendelik kesal pada laki-laki disampingnya.

"Apa lo bilang? Yaudah, gue turun!" gertak Cantika.

Laki-laki itu mendengkus, melihat Cantika sekilas sebelum mengalihkan pandangan ke jalan raya. Cantika memperhatikan penampilan laki-laki di sampingnya. Baju kaos hitam dengan celana chino tiga perempat, serta sepatu adidas. Merasa diperhatikan, laki-laki itu menoleh. Cantika tertangkap basah.

"Kenapa lo lihat gue? Naksir?"

Cantika bergidik, mendengar laki-laki di sampingnya sangat pede sekali.

"Siapa yang naksir sama cowok tukang bully kayak lo," cibir Cantika mengalihkan pandangan ke luar jendela.

"Ck, siapa yang tukang bully? Seorang Vero tukang bully? Ck, mata lo katarak? Emang selama ini gue ada bully lo?"

"Ada, lo selalu merecoki gue dengan ejekan nggak bermutu dari lo itu," balas Cantika ketus.

Vero menghela napas. Percuma berdebat dengan Cantika, kalau tak ada ujungnya. Mobil yang dikendarai Vero memasuki parkiran mall ternama di Jakarta. Dahi Cantika mengernyit.

"Loh, kok, ke sini? Kata lo, mau ke toko buku?" protes Cantika ketika Vero memasuki basement mall.

"Di sini juga ada kali toko buku. Buruan turun!" perintah Vero.

Cantika berdecak kesal, turun dari mobil Vero. Vero yang keluar dari mobil merapikan penampilannya. Mereka berjalan bersisian. Setelah memasuki mall, pandangan tertuju pada mereka. Cantika memberhentikan langkahnya melihat tatapan iri, serta bisik-bisik yang membuat Cantika tidak pede.

"Lain kali aja deh, gue malas," tolak Cantika dengan raut wajah cemberut.

Vero mendekati Cantika, berdiri tepat di depannya. Vero memegang bahu Cantika. Cantika mendongak, karena Vero lebih tinggi dari dirinya.

"Lo nggak usah perduli apa yang mereka omongin. Jadi diri lo apa adanya. Kalau lo dengarin omongan sampah, hidup lo nggak bakal tenang."

Cantika menatap mata kecoklatan milik Vero. Kata-kata Vero, berhasil membangkitkan semangat Cantika kembali. Cantika tersenyum lebar.

"Yuk, masuk," ajak Cantika tanpa sadar menarik tangan Vero yang bertengger di bahunya.

"Ck, sabar paus. Ngeri banget tenaga lo," gerutu Vero mengikuti langkah lebar Cantika.

***

Vero dan Cantika menuju konter aksesoris perhiasan. Dahi Cantika mengernyit.

"Lo mau beli perhiasan?"

Vero menoleh pada Cantika sekilas, sebelum mengalihkan pandangan melihat banyak perhiasan cantik dihadapannya.

"Iya, buat hadiah ulang tahun mama gue. Soalnya, gue bingung beli hadiah buat cewek."

Cantika hanya ber oh ria, ikut memilihkan perhiasan yang terpajang di etalase. Pilihan Cantika jatuh pada gelang emas putih yang sederhana tapi manis. Gelang tangan berlian rantai dengan lapis emas putih berwarna putih dengan permata biru zamrud.

"Vero, kayaknya ini bagus buat mama kamu," tunjuk Cantika pada gelang pilihannya.

Vero mendekat pada Cantika ketika Cantika menunjukkan gelang yang sangat cantik.

"Wah, iya, cantik."

Vero segera memerintahkan pelayan toko untuk mengambil gelang itu, dan melihat dengam saksama.

"Mbak, saya pilih ini," tutur Vero memberikan gelang ditangannya pada pelayan toko.

Setelah keluar dari toko perhiasan, Vero memberhentikan langkahnya.

"Makasih ya, paus. Pilihan gelangnya bagus. Gue nggak tahu gimana kalau nggak ada lo," kata Vero.

"Sama-sama. Hutang gue lunas ya," kelakar Cantika.

Vero hanya terkekeh mengacak-acak rambut ikal Cantika. Cantika mengubah ekspresinya.

"Vero, Cantika," sapa seseorang yang tidak sengaja bertemu dengan mereka.

Cantika menelengkan kepala melihat siapa yang menyapanya.

"Orion?"

Berbeda dengan ekspresi wajah Vero yang terlihat masam. Orion mendekati mereka.

"Kalian belanja apa?"

"Kita beli hadiah buat ma-"

Vero menarik lengan Cantika pergi, sebelum ucapan Cantika selesai.

"Kita pergi," tukas Vero.

"Tapi, kenapa?" tanya Cantika melepaskan tangan Vero di lengannya.

"Orion bukan cowok baik. Gue nggak mau lo dekat-dekat sama dia," terang Vero.

"Darimana lo tahu? Kalian aja baru kenal," bantah Cantika mengerutkan dahi berpikir.

"Karena-"

"Vero!" Orion tanpa sadar melangkah mendekati mereka. Orion menepuk pundak Vero.

"Jaga Cantika. Jangan sampai lo menyakiti dia."

Orion pergi meninggalkan Vero dan Cantika. Tanda tanya besar menghinggapi benak Cantika. Ada apa sebenarnya? Apa hubungan Vero dan Orion? Menyakiti, maksudnya?

Lamunan Cantika buyar, ketika Vero mengagetkannya dirinya.

"Eh, apaan sih lo," ketus Cantika ketika Vero mendekatkan wajahnya.

"Ge-er. Gue lihat lo. Siapa tahu kerasukan penghuni mall. Lo melamun gitu," tambah Vero.

"Ish! Ngeselin lo! Udah, gue mau pulang," putus Cantika lebih dulu berjalan meninggalkan Vero.

Memang dasar Cantika, tidak pernah lepas dari makanan. Cantika bukannya jalan menuju keluar mall, tapi membelokkan diri ke konter makanan. Vero hanya menggeleng, melihat tingkah Cantika yang menurutnya lucu. Eh.

TBC

Jangan lupa saran dan kritik 💞

Hayoo... gimana? Makin penasaran nggak sih?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca 💞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top