9. Musim Dingin.
Musim dingin kali ini sungguh menyiksaku, flu berat melanda takkala disaat ujian akhir tahun. Seperti biasa Kento selalu repot, lebih tepatnya merepotkan diri.
Menjagaku seperti bayi, namun karena terbiasa akupun mulai nyaman dengan apapun yang dilakukannya untukku.
Seperti saat ini membungkus tubuhku dengan mantel tebal, syal tebal, topi bludru tebal bahkan penutup telinga tak lupa sarung tangannya. Saat berjalanpun susah, tapi Kento tak hilang akal selama musim dingin dia rela bekerja paruh waktu hanya ingin membawaku naik taxi saat pergi kesekolah.
"Terimakadih Kento.... " ucapku saat taxi berhenti didepan gerbang sekolah.
Lagi lagi dia menampilkan senyum manisnya.
" Cukup katakan kamu mencintaiku Kanata"
Aku terdiam membisu, Kento menarikku keluar dari taxi menggenggam tanganku erat. Tak terasa pipiku semakin memerah bukan karena dingin melainkan hatiku sedang berbunga.
"Apa ini yang dinamakan cinta"
Aku menepuk dadaku kasar, aku serasa kehilangan nafas beberapa detik.
Uhuk uhuk.....
Kento menghentikan langkahnya,
" Apa kamu merasa sakit, nanti setelah pulang sekolah kita pergi kerumah sakit. "
Dengan telaten Kento membenarkan syalku yang mulai berantakan.
"Aku tak apa.....? "
"Kita akan pergi kerumah sakit, tadi malam aku dengar kamu merintih kesakitan. "
Iya... Memang benar pasca gipsku dilepas dan kini cuaca sangat dingin tanganku terasa ngilu, tapi bagaimana Kento tahu?
" aapa semalam kamu masuk dalam kamarku.....? " tanyaku menyelidik
" Ayah memintaku untuk memeriksamu, dicuaca yang seperti ini pasien setelah operasi biasa merasakan ngilu. Saat aku hendak melihatmu di kamar aku mendengar rintihanmu. Aku tak ingin membuatmu marah dan ku urungkan niat dan kutanyakan esoknya saja. "
Hmmmm, Ayah yang minta. Tapi aku lebih senang karena kamu yang ingin memeriksanya Kento.
Mulai muncul rasa suka.
.......
Salju pun turun, langkahku mulai perlahan. Aku ingin menikmati salju pertama, menengadahkan wajahku ke langit, tetesan salju yang dingin itu menerpa wajahku, udara dingin keluar dari mulutku. Besok pengumuman ujian kelulusan masuk Universitas, aku meminta pada Tuhan agar Kento lulus, aku senang pabila melihatnya senang. Dia akan masuk Fakultas kedokteran.
........
Flasback
Makam ibu Kanata. Mereka memutuskan berziarah sebelum melaksanakan ujian.
"Ibu....Kanata baik baik saja ibu, ibu harus bahagia diasana. Ayah pergi ke Korea kekampung halamannya. Dan kini aku telah menikah. Ini akal akalannya ayah ibu, dia beralasan biar aku ada yang menjaga. Padahal dia ingin kembali.
Ibu.... Kanata bahagia disini, ada yang menjaga kanata, dia juga mengurus kanata dengan baik. "
Aku tak kuasa menahan airmataku, kento memelukku dan membiarkan dadanya basah karena air mataku. Dia menepuk pelan punggungku, menenangkanku.
Kami memberi hormat pada ibu, dan kembali kerumah.
Setiba dirumah aku tak bisa menahan air mataku jatuh. Pergi berlari meuju kamarku dan menagis keras. Lagi lagi Kento datang menenangkanku aku merasa hangat dalam pelukannya.
Flashback end.
.......
Rumah sakit
Aku bertemu Ayah mertua, dia sungguh baik. Memberiku resep selama musim dingin. Dan memberi arahan pada Kanata untuk memijat lagi tanganku.
Ayah memberi arahan pada Kento agar mengingatkanku paling sedikit satu hari satu kali melakukan peregangan tangan dan pijatan kecil. Karena beberapa hari belakangan aku sedikit melupakannya. Aku terlalu fokus dalam belajarku dan fokus membantu Kento belajar .
.......
Sesampai dirumah aku mengambil surat dalam kotak surat. Karena penasaran aku membukanya. Surat dari universitas Tokyo. Kento yamazaki diterima dengan nilai memuaskan.
Sontak membuatku bahagia, aku berlari menju dapur karena Kento sedang memasak.
"Kanata jangan berlari.... "
Aku mendengar teriakan Kento tapi aku tak memperdulikannya, berlari dan memeluknya dari belakang (teringat adegan di komik dan aku praktekkan saja, karena waktu sedang mendukung) sontak membuat Kento kaget. Dia membalikkan tubuhnya kearahku. Mengangkatku untuk duduk diatas meja dapur tangannya ditaruh pada sisi tubuhku, mencondongkan tubuhnya kearahku.
"Ada apa..... Kenapa kamu begitu senang. "
"Kento kamu hebat..... Kamu lulus.... "refleks aku memeluknya.
Satu....
Dua......
Tiga......
Aku segera melepas pelukanku, pipiku kini mungkin sudah memerah. Kento tersenyum kearahku.
"Apa kamu sungguh senang? "
"Iya..... "aku mengangguk.
Kento memegang pinggangku dengan tangan kirinya, memegang tengkuk leherku dengan tangan kananya, dia semakin dekat mencondongkan badannya bahkan kini aku bisa merasakan hembusan nafasnya menabrak wajahku.
Zzzzzzzt.........
"Berikan satu ciuman keberhasilan untukku. "
Ucap kento yang membuat pikiranku jalan jalan ke Eropa.
.......
Jangan lupa vote
Terimakasih sudah menyempatkan membaca semoga harimu menyenangkan
Musmuslove
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top