7. Shiawase

Shiawase (keberuntungan)

Dia memegang daguku mengarah padanya,  dia menatapku tajam.

"Jangan menangis aku akan menjagamu. "

Cup,  Kento menciumku,  menghisap darah yang keluar dari bibirku.

......
Cklek..... Ayah datang,  sontak aku melepaskan dekapan Kento.

"Ayah...........! "rasanya jantungku mau copot,  terlihat Kento juga mulai panik. Memang benar cinta yaoi kini sudah tak tabu lagi,  tapi tetap saja itu pastinya membuat syok ayah.

"Tak apa,  teruskan ayah akan menunggu diluar. "menutup pintu.

Apa apaan ini,  apa maksud ayah coba tiba tiba bilang begitu. Dia suka atau tidak sungguh mengganggu pikiranku. Aku memandang kearah Kento,  Kento membalasnya.

"Apa.....? "tanyaku meninggikan suara, 
Namun apa balasnya dia hanya tersenyum padaku.

"Tadi hanya terbawa suasana,  pergilah aku ingin tidur. " menutup diriku dengan selimut,  menepuk pipiku mungkin kini mulai memerah,  sungguh aku sangat malu saat ini.

Terlihat Kento menampilkan senyum tipisnya.

"Oyasuminasai"....Kento membalas salamku.

"Aku meneriaki diriku sendiri,  bagaimana bisa aku terbawa suasana Jounju Romantika,  ah.... benar benar sesat. Trus apa yang harus kukatakan pada ayah,  tidak mungkin kan aku bilang lagi praktek ciuman. Kan gak lucu..... Kento....... Awas kamu ya..... " gumanku dibalik selimut, tak sadar aku jadi salah tingkah.

"Kanata...... " suara ayah.

Ya.... Ampun,  apa Ayah melihatku uring uringan,  aku membuka selimutku.

"Iya Ayah.... Maafkan Kanata, Kanata membuat Ayah kecewa.... Hmmm itu gak seperti yang Ayah kira......tadi itu hanya.... Kecelakaan,  kecelakaan Ayah. " aku mulai panik bicaraku mulai kacau dan aku memilih menenggelamkan kepalaku dalam selimut.

"Kanata.... Ayah mengerti,  apa kalian ingin menikah.? "

Jlep..... Pertanyaan Ayah membuat dilema, kenapa tiba tiba membicarakan pernikahan. Aku belum lulus SMU aku belum masuk Universitas dan.......

"Ayah.........."aku membuka selimutku mencoba mengklarifikasi apa yang dimaksud ayah.

"Ayah..... Sedang bercanda kan......? "

"Tidak..... Ayah meminta Kento untuk melamarmu. "

Wah.... Benar benar Ayah tak bisa ditolerir,  apa apaan ini kenapa menjurus ke pernikahan. Trus aku gak ada kerennya apa?  Masak menikah sama anggota cowok lebay.

Arggggggg,  aku menggertakkan gigiku mungkin ayah dengar.

"Seharusnya kamu senang Kanata.....? Ayah senang kini putra ayah sudah dewasa,  tapi aku lebih senang lagi bila dia benar benar menjagamu secara penuh (dalam artian pernikahan) "ucap ayah tanpa rasa berdosa.

"Ayah.... " teriakanku mungkin sampai membangunkan tetangga sebelah. Tapi aku tak bisa mengatakan tidak,  itu akan menyakiti hatinya. Aku akan berusaha bahagia mengikuti apa yang ayah inginkan karena itu yang membuat ayah bahagia. Cukup ayah bersedih dengan kematian ibu aku tak ingin membuatnya bersedih lagi.

.........

Kento.

Menutup pintu kamar Kanata membungkuk sopan kearah Ayah Kanata.

"Selamat malam,  maafkan aku atas kejadian tadi. "

"Hmmmmm,  apa kamu mencintai Kanata? "

Pertanyaan Ayah Kanata membuat keringat dingin Kento bercucuran. Dia mulai panik,  dia takut bila bilang menyukai Kanata Ayahnya tidak setuju dan bila mengatakan tidak dengan kenyataan Ayah Kanata melihat adegan ciuman tadi.

"Aku sungguh menyukainya...... " membungkuk ala orang Jepang.

"Nikahilah putraku, jaga dia dan jangan membuatnya bersedih. Karena aku tak bisa terus bersamanya. Aku cukup tua untuk egois memintanya untuk terus bersama ku"membalas membungkuk pada Kento.
Bibir Kento bergetar,  dia bingung harus jawab apa.

"Baik..... Aku akan menjaga Kanata. "membungkuk lagi.

"Pulanglah besok atur pertemuan dengan Ayahmu. " Ayah Kanata masuk dalam kamar Kanata.

Kento mengembalikan nyawa yang berhamburan, dia mulai panik. Tapi itu harus dilakukan sebagai seorang lelaki dia telah lancang mencium Kanata dan dia harus bertanggungjawab.

Berlari menuju ruang kerja ayahnya.

"Ada apa Kento,  kamu seperti di kejar Ring hantu keluar dari sumur. "

"Bukan Ring lagi ayah,  tapi calon mertua..... "

"Apa.....apa maksudmu.? "

"Calon mertua ingin aku segera menikahi anaknya ayah, aku harus bagaimana?  Kalau aku menikah sekarang mau kukasih makan apa dia,  kalau aku tidak bertanggung jawab..... Ayah..... Aku tak mau kehilanggannya. " Kento merengek dengan perasaan galaunya.

"Apa.... Kamu menghamilinya,  kamu menidurinya.... Dasar anak berandal kamu. "

Kalo anaknya berandal brarti bapaknya?! "

"Aku hanya menciumnya Ayah dan Ayahnya mempergoki kami. "

Wajah Kento panik,  namun wajah ayahnya lempeng dan malah tersenyum.

" Baik.... Atur pertemuan utuk besok.  Ayah akan melamarkannya untukmu. "

"Tapi ayah..... Dia bukan seorang wanita melainkan pria dan dia Kanata putra Mr. Sakuragi. "

Ayah Kento terdiam,  membuat Kento semakin panik.

"Apa salahnya,  besok atur pertemuannya. Masalah biaya hidup biar Ayah yang mengurus jadi kamu harus belajar dengan giat dan masuk Universitas Tokyo"

"Baik..... " Kento menampilkan senyum sumringahnya.

.......
Keesokan harinya,

Pertemuan atar keluarga diadakan dikamar inap Kanata karena Kanata belum boleh keluar rumahsakit.

Terlihat Kanata tengah syok kenapa tiba tiba ada pertemuan keluarga, 

"Gimana Mr. Sakuragi apakah anda setuju hari ini mereka akan menikah,  aku hanya tinggal menelpon pegawai pemerintah untuk melegalkan pernikahan mereka. " tegas Ayah Kento.

"Boleh... Telpon mereka sekarang,  masalah tempat tinggal biarkan meteka tinggal dirumahku. Kanata tidak bisa tinggal ditempat lain dia akan gelisah. Hmmmm,  untukmu Kento Ayah mempercayakan Kanata padamu jangan buat dia bersedih,  kamu harus lebih bersabar karena dia sedikit kekanak kanakan"

"Baik..... Aku akan Menjaga Kanata untukmu. "

Mr. Sakuragi memeluk putranya dan menantunya,  karena dia akan melakukan penerbangan ke Korea Selatan untuk kembali kekampung halamannya.

Sedangkan Ayah Kento berpamitan untuk melegalkan pernikahan mereka. Memeluk menantunya dan Kento.

"Semoga kalian berbahagia. " ucap kedua Ayah yang keren padahal mereka gak tahu kalau mereka tidak lagi menjalin hubungan, musuhan aja belum kelar dan tidak tahu kapan selesainya.

Terlihat Kanata masih melongo,  dia tak mengerti apapun yang dibicarakan kedua orang tua tadi,  tentang melegalkan pernikahan diapun masih dalam tahap mencari pengertian di mbah Google.

Menatap wajah Kento dengan tatapan membunuh.,

"Apa ini rencanamu hah,.... " Kanata marah menggertakkan giginya hingga mau patah.

Kento tak mampu menjawab,  diapun keget dengan situasi yang terjadi.  Pernikahan itu memang selalu diinginkan Kento tapi kan gak secepat ini pula.

"Besok kamu boleh pulang,  istirahatlah aku akan mengemasi barang barangmu. "

"Jangan mengalihkan pembicaraan,  BAKA.!!!!!!!!!! " Kanata semakin marah.

"Bicaranya besok saja yah,  aku lelah. " merebahkan diri di sofa dekat ranjang Kanata.

"Apa ini yang disebut keberuntungan. " guman Kento dan mulai kealam mimpi.

Dan masih terlihat Kanata memasang wajah Zombie,  marah,  kesal,  semua tercampur bagai es campur.  Tidak nikmat karena belum ada gula, toh Kanata belum cinta dengan Kento tidak seperti Kento sedari awal memang suka Kanata.

.......

Terimakasih sudah menyempatkan membaca semoga harimu menyenangkan

Jangan lupa vote.

Musmuslove

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top