39. Bukan drama
Hiroshima masuk dalam kamar dan tidur disamping Yamazaki. Mengecup kening Yamazaki.
"Selamat malam sayang, maafkan aku? "ucapan Hiro didengar Yamazaki yang sebenarnya belum tidur. Yamazaki meneteskan airmata, hatinya sakit Hiro yang dulu dengan sikap tegasnya selalu membuatnya hangat mengerti kenapa dia merajuk kini telah berubah. Kesibukan dirinya membuatnya jauh dari Yamazaki.
Yamazaki menggigit bibir bawahnya hingga terasa asin bahwasanya bibirnya terluka akibat gigitannya. Berbalik kearah Hiroshima dan kini saling berhadapan.
"Hiro..... bisakah dimusim panas besok kita kerumah orang tuaku?"
"Hmmmmm, aku sibuk..... kita liburannya di akhir musim panas saja ya..... " Hiroshima bernegosiasi, Yamazaki merengek bahwasanya orang tuanya lagi kesusahan di desa dan Yamazaki disuruh untuk pulang.
" Bisakah diawal musim panas? " merendahkan nada bicara Yamazaki menatap Hiroshima.
Hiroshima bangun dari tempat tidurnya, menatap tajam kearah Yamazaki.
" Aku tidak bisa, kenapa kamu tak mengerti. " Mulai meninggikan suara dan Yamazaki mulai menangis.
Disisi lain Kanata terbangun, dan Kento hendak berbicara pada Hiro karena hari sudah tengah malam. Namun Kanata melarang.
" Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka. " ucap Kanata dan Kento mengangguk. Memeluk Kanata dan sesekali mengusap punggung Kanata karena bayi mereka sangat aktif dan Kanata sangat kesusahan.
"Tapi aku harus pulang.....?! "
" Pulang saja sendiri!!!!"
Saat hendak merengek memegang tangan Hiroshima tak sengaja Hiro yang tadinya sedikit emosi bercampur rasa lelah mendorong Yamazaki agar menjauh.
Brak..... Yamazaki terjatuh dan menghantam dinding kayu, sontak membuat Kanata dan Kento harus turun tangan karena ini sudah keterlaluan. Mereka tak suka ada kekerasan di rumah.
Hiroshima dengan segala arogansinya terus saja marah marah.
Kanata membatu Yamazaki bangun karena sungguh terlihat Yamazaki sungguh rapuh. Rengekan atau rajukannya kali ini sungguh tidak didramatisir memang dia sungguh sangat sedih keluarganya dulu yang baik baik saja kini tengah hancur. Namun dia tak mau membicarakannya pada keluarga barunya kini, dia merasa sudah menjadi beban mereka selama ini. Uang gajinya dikirimkan pada orang tuanya sedangkan kebutuhan rumah tangga Kanata yang menanggungnya. Yamazaki sungguh sangat sedih menangis dalam pelukan Kanata. Dia sungguh tak tahan tidak ada tempat untuk berbagi, kekasihnya yang sempat melamarnya pun enggan peduli lagi dengannya.
Kento berhadapan dengan Hiro sedangkan Kanata membawa Yamazaki keluar dari kamar dan menenangkannya di ruang tivi.
" Berapa kali kamu memukul Yamazaku" bentak Kento, dia sungguh sangat kesal. Melihat Kanata terusik dari tidurnya yang sebenarnya dari awal Kanata sulit tidur. Sedangkan dia paling anti yang namanya memukul pasangan. Karena semuanya bisa dibicarakan baik baik.
Hiroshima tadi memang tak sengaja namun dia salah paham atas ucapam Kento, menganggap Kento sedang menyeledikinya.
" Apa dia mengadu? " mengarah bahwasanya kejadian ini juga pernah terjadi tanpa sepengetahuan Kento maupun Kanata.
"Dasar brengsek kamu....!!!" Kento sekali memukul Hiro tepat diwajahnya. Dan pergi meninggalkan Hiro yang tak merasa bersalah sama sekali.
Kento menuju ruang tivi dengan membawa segelas air untuk Yamazaki. Sedangkan Hiroshima membawa jaket dan pergi meninggalkan rumah.
" Urus bocah manja itu, aku sudah muak. Aku prrgi dan jangan cari aku. Dan untukmu Yamazaki hubungan kita cukup sampai saat ini saja. " ucapan Hiro membuat Yamazaki tambah sakit dia menangis histeris dipelukan Kanata.
Kanata yang begitu tegar kini ikut menangis, merasa yang diderita Yamazaki itu adalah luka yang dalam. Rapuh sungguh rapuh. Seme yang dikenalnya dulu kini semakin rapuh dan Hiro kakak yang dulu dibanggakannya kini berubah.
Karena apa gerangan?
Tidak mungkin hanya karena masalah pekerjaan pasti ada yang lainnya?
Pertanyaan demi pertanyaan menghantui Kanata yang sedari awal Kento juga pernah menanyakan apakah Yamazaki pernah dipukul Hiro sebelumnya.
"Wah benar benar, aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya yang terjadi? " guman Kanata.
Kento menutup pintu depan dan membatu Yamazaki kembali ke kamarnya.
"Besok aku akan kembali ke Okinawa, mungkin akan lama. Berkunjunglah kesana kalau mau Kanata bisa melahirkan disana. " ucap Yamazaki yang langsung mengepak bajunya.
Kanata mengangguk dan meminta Kento untuk meninggalkan Yamazaki sendiri. Karena mungkin Yamazaki lagi butuh sendiri.
Kembali ke kamar Kanata mulai membaringkan tubuhnya di kasur, punggungnya merasa sakit dan Kento yang telaten menggosoknya agar rasa sakitnya berkurang.
"Besok kita antarkan Yamazaki ke bandara setelah itu kita mampir ketempat kerja Hiro. " pinta Kanata
" Biarkan aku saja, kamu istirahat dirumah ya.....? " Kento bernegosiasi.
" Tidak, aku yang harus bicara pada Hiro..... " ucap Kanata final dan akhirnya Kento mengiyakan.
....
Keesokan paginya,
Di bandara Internasional Tokyo Kanata bersama Kento mengantarkan Yamazaki.
Yamazaki kembali kerumah orang tuanya di Okinawa. Memeluk Kanata dan Kento.
Yamazaki membungkuk sopan.
"Arigato......."
Melambaikan tangan, Kanata tahu Yamazaki merasa kehilangan. Namun dia tidak bisa berbuat apa apa orang yang bersangkutan saja sulit ditemui.
Kanata sudah sampai dikepolisian namun disana tidak didapatinya Hiroshima.
"Pergi saja ke penjara wanita sudah sebulan ini dia sering bolak balik kesana? "kata staff polisi yang menangani pengunjung yang mendatangi kepolisian.
Kanata dan Kento bergegas menuju di penjara wanita, sontak Kanata gemetar rasa marah bercampur emosi membuatnya roboh. Kento langsung membopohnya dan mendudukkannya agar lebih nyaman. Memberi segalas air putih pada Kanata dan Kento terus berusaha menengangkan Kanata.
"Kenapa..... kenapa Hiro bisa bertemu dengan Nazomi?!" guman Kanata mengepalkan tangannya.
Dan terlihat Nazomi begitu akrab dengan Hiroshima begitu sebaliknya.
........
Jangan lupa vote
Terimakasih sudah menyempatkan membaca semoga harimu menyenangkan musmuslove
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top