3.aku tidak ingin kau tahu.
Suzuran highschool
Club memanah
Aku sudah siap dengan seragam kyudo ku, lengkap dengan sarung tangan memanah. Aku membangun kekuatan ku, membuat gerakan menggambar dan mulai membidik.
Tepat sasaran, semua anggota club kegirangan pasalnya baru aku anak baru yang dapat membidik tepat sasaran.
"wow...... Kekuatan tanganmu cukup hebat, dan arah bidikanmu sungguh akurat. Apakah kamu pernah belajar sebelumnya. " kata senior dan juga ketua club seo matsushima.
Aku mengangguk padanya, dan meminta ijin pergi ke toilet.
Mei menghadangku.
"kamu hebat kanata...... Dari........... " mei belum sempat meneruskan perkataannya.
"nanti ya ceritanya..... " aku berlari ke arah toilet. Masuk paling ujung dan menguncinya.
Aku meringis kesakitan, aku menggenggam tanganku menggigit ujung bibirku. Sebenarnya aku ingin meraung tapi aku tak bisa. Aku tak mau terlihat seperti uke yang lemah. Seorang hongo kanata harus kuat. Aku meyakinkan diriku.
Jari tanganku terus bergetar, biasanya tidak terlalu sakit namun kini yang kurasakan sungguh menyakitkan.
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Aku harus bertahan, aku bisa menahannya. Aku keluar hendak mencuci mukaku. Saat aku keluar aku kaget diluar seperti seseorang menungguku, aku belum melihat dengan jelas rambutku menutupi mataku dan itu basah karena airmataku. Tanganku masih bergetar untuk sekedar menyibak rambutku tidak bisa.
Aku menyembunyikannya dibelakang tubuhku, aku menunduk memberi salam hendak pergi. Namun sepertinya dia menahanku.
Meletakkan tangannya dikepalaku.
Ingat aku paling benci dipegang di bagian bahu. Menahanku berjalan keluar dan menarik tanganku yang aku sembunyikan.
Aku langsung menatap keatas arah orang itu, yang menahanku, tidak begitu jelas namun pastinya dia seseorang yang kukenal.
Dia membantu menyibakkan rambut poniku dan menjepinya dengan capitan rambut dan membantu membasuh mukaku. Saat aku membuka mataku dan............
Aku melihat kento nakajima ada dihadapanku. Aku sontak mundur dua langkah dari tempatku berdiri.
"ke.... Kenapa kamu.? " kataku bergetar.
Dia enggan berbicara memaksa meraih pinggangku, mengangkatku dan mendudukkan aku di sela meja tempat mencuci tangan. Aku sempat memberontak tapi tubuh ku terlalu kecil dibanding ukuran tubuhnya.
Dia memijat tanganku, dari sumber rasa sakit itu perlahan dan pasti, dia mencari titik lemah syaraf dan mencari titik tegang syaraf.
"sepertinya dia ahli akupuntur. Tapi dia tidak menggunakan jarum" gumanku.
"apa merasa baikan....... " tanya kento.
Akhirnya dia bersuara,
"iya..... " kataku lirih.
"sebenarnya kemarin saat kamu membantingku, aku merasa tanganmu kaku dan bergetar dan kamu tidak jadi membantingku. Namun saat bantingan kedua aku merasa getaran itu semakin kuat. Apa kamu baik baik saja."
Kata baik baik saja yang dilontarkan kento membuat airmataku jatuh lagi, aku teringat ibuku, dia selalu bilang "hongo kanata.... Apa kamu baik baik saja." ibuku meninggal karena penyakit syaraf yang tiba tiba menyerang otaknya. Akhirnya ayah mensetujui saran dokter untuk mengoperasi ibu namun pada kenyataannya ibuku tak tertolong. Aku satu satunya anak mereka, dan mereka meyakini itu penyakit bawaan. Akhirnya dokter menyaranku untuk memeriksa diriku dan hasilnya aku positif seperti ibuku. Membuat ayah tiba tiba kalut. Ia tidak ingin kehilanganku seperti ibu. Dokter menyarankan aku untuk operasi dengan kemungkinan bahwa aku akan lama untuk pulih dan fatalnya mungkin aku akan mengalami kelumpuhan tangan. Namun bila tak segera di operasi gerakan itu akan semakin tidak terkontrol.
Itu sungguh pilihan yang sulit, ayah sungguh mencemaskan aku. Aku sudah pergi ke pengobatan tradisional bahkan keluar negeri dan hasilnya sama, aku akan kehilangan tanganku.
Gerakan tangan tak terkontrol semakin cepat atau mungkin akan lumpuh.
"aku baik baik saja, terimakasih kento.... " ucapku dan menundukkan kepalaku memberi salam aku meninggalkan kamar mandi menuju ruang club.
.......
"kenapa dengan matamu...... " tanya mei yang melihat mataku sembab.
"ah. ...tadi aku sedikit menangis kepalaku membentur pintu. "
"aish....... Hati hati kanata.....? "
"mei..... Sebenarnya aku dulu atlit kyudo namun aku berhenti. "
" kenapa......? "
"lenganku tak cukup kuat menarik busur. "
"tapi kamu melakukannya dengan baik, kamu hebat kanata kamu bisa melakukan semua ilmu bela diri. " memelukku mencoba ingin tahu apakah hatiku sedang terluka.
" kanata...... "
"iya.......... "
"apa perlu kamu berhenti di club ini, aku akan membantumu bilang pada ketua club. " kata mei
"tidak perlu..... Ini hanya seminggu sekali aku hanya perlu banyak belajar untuk kekuatan tanganku. "
" baik..... Kalau itu maumu....... "
.............
Menjelang sore..... Anggota club sudah membubarkan diri tinggal aku seorang yang dihukum karena terlalu lama meninggalkan club saat adegan dramaku di toilet tadi.
"kau perlu bantuan......? "tanya seseorang dari seberang,
"tidak perlu, aku hampir selesai. "
Aku berjalan beriringan bersama kento member sezone pemimpin anggota cowo lebay.
"kenapa kamu tidak melepas seragam kyudo."
"aku suka mengenakannya, aku kangen moment ini. "
"pergilah kerumahsakit"
Kata kento membuat langkahku terhenti.
"aku tidak mau, aku tak mau kehilangan tanganku. "
"tapi kamu harus melakukannya, itu akan merusak syaraf otakmu. Karena kamu terus memaksa agar pergerakannya melambat. "
"kelumpuhan itu bersifat sementara kamu bisa mulai terapi agar jari jarimu bisa digerakan. "
"kemungkinannya 99%, aku benar benar tidak bisa menggunakan tanganku. "
"setidaknya mencegah merusak syaraf otakmu dan tidak membuat kelumpuhan di seluruh tubuhmu. "
"aku tidak peduli....... "
Aku berlari meninggalkan kento, aku merasa buruk tidak mengindahkan perkataan baik seseorang. Tapi kenapa dia sangat mengerti tentang kondisiku, apa mungking dia melihat riwayat medisku.
"aish..... Benar benar dia sulit di tebak. " gumanku
Menaiki kereta bawah tanah aku masih saja memikirkannya, dia sungguh baik dan hangat.
"apa dia sedang pura pura untuk membalas dendam padaku. " gumanku lagi sambil membenturkan ujung kepalaku pada pintu kaca kereta.
Namun tiba tiba terasa tidak sakit, sepertinya ada tangan seseorang sedang melindungi kepalaku, sontak aku langsung menoleh.
"hay kanata....... " kata seseorang itu, dia juga salah satu member kumpulan cowok lebay.
"siapa kamu. "
"ah...... Mungkin hanya kamu yang tak tahu aku, perkenalkan aku shori sato ketua club kendo. Maukah kamu ikut club denganku. Aku dengar kamu juga ahli dibidang ilmu bela diri kendo."
Hmmmm, aku ini hebat dalam segala hal, waktu smp aku juara satu olahraga tennis di tokyo, sabuk hitam di olahraga katta, pernah belajar olahraga kyudo walaupun sebentar aku juga pernah memenangkan mendali. Ayahku pelatih seni bela diri kendo otomatis aku pernah belajar dan yang terakhir basket itu hobbyku.
Dan semuanya menggunakan kekuatan tangan, pasca ibuku meninggal aku sudah jarang malakukannya membuat ayah khawatir. Aku hanya sering berdiam diri dikamar, aku takut saat mulai melakukan apa yang kusuka tanganku akan bergetar .
...............
Hehehe maaf ya bila di catatan medis tidak ada penyakit seperti itu, itu murni karangan saya.
.selamat membaca semoga harimu menyenangkan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top