Bolehkah Saya Berkomentar tentang Komentar?

Sekarang kita mudah sekali berkomentar tentang apapun yang kita lihat, kita baca, kita dengar. Entah komentarnya bermutu atau tidak, yang penting komentar.

Tidak peduli kata-kata yang keluar itu baik atau buruk. Masa bodoh orang lain senang atau sakit hati. Pokoknya apa yang ada di otak, kita tumpahkan semua sampai ampas-ampasnya.

Ah, memang sudah sifat mungkin ya, sudah tidak bisa dihilangkan itu kebiasaan asal njeplak. Namun, bukankah apa yang keluar dari pikiran mencerminkan isi pikiran kita?

Internet itu memang ruang yang asyik buat kita berceloteh. Media sosial yang mestinya jadi sarana silaturahim dan berbagi, kini jadi ruang perdebatan dan permusuhan.

Kolom komentar berisi sumpah serapah dan caci maki. Pesan di dinding berisi kalimat-kalimat benci.

Beda pendapat, hajar sampai babak belur. Komentar pendukung kelompok lain, caci maki.  Secara sadar, mata hati sudah dipasangi kacamata kuda. Mau salah mau benar, lari terus, kalau perlu tabrak, sebodo teuing!

Yang tadinya teman jadi bermusuhan gara-gara pendapatnya di media sosial bersebrangan. Hubungan antar tetangga jadi renggang hanya karena status BB, komentar Facebook, atau celotehan di Twitter. Bahkan sebab fenomena ini, tali kekeluargaan bisa putus. Aduh, dek. Dunia makin semrawut saja.

Huff...

Kalau seperti ini terus, Persatuan Indonesia cuma jadi sila ketiga yang bertengger di dada Sang Garuda, kurang punya makna bagi Indonesia yang sudah merdeka 69 tahun. Terbayang perjuangan pahlawan-pahlawan zaman dulu kala merebut kemerdekaan, mengorbankan jiwa raga supaya bebas dari penjajahan, bertempur dengan membawa panji "merdeka atau mati!".

Belum lagi perjuangan mereka yang pada zaman orde baru di mana kemerdekaan berpendapat belum sepenuhnya bisa dinikmati. Hingga kini, kita tinggal menikmati apa yang mereka perjuangkan: Merdeka.

Iya merdeka. Sangat merdeka. Saking sangat merdekanya kita bebas bablas komentar apapun sampai mulut berbusa dan jari-jari keriting dengan otak panas mengepul dan hati penuh kebencian antar sesama anak bangsa. Weleh-weleh...

Seiring dengan momen memperingati hari kemerdekaan Indonesia, semoga saja kita bisa benar-benar meresapi apa itu kemerdekaan berpendapat, sehingga kita bisa lebih bijak dalam berkomentar.

Ya, semoga...

*
*
*
*
*

Sumber : www.pe'a.com

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top