Ulang Tahun


"Semua sudah siap ya!" ucap seorang penjaga restoran, lebih tepatnya penyelenggara acara, ya hari ini adalah hari yang spesial bagi Auris, anak itu berulang tahun dan berpesta ria di salah satu restoran terkenal di jagat ibu kota.

"Ma! Oom!" terima kasih," ucap anak itu kepada Sofia dan Rahdi. Ya, anak itu sudah menerima Rahdi sebagai pacar ibunya, dan kini ia hendak duduk di salah satu tempat duduk, ya tepatnya di depan, ia adalah putri cantic hari ini.

Tak lama berselang acara yang meriah hendak dimulai, lebih tepatnya ketika para tamu undangan sudah datang dan acara sudah siap. Hari ini sangat spesial untuknya karena ada Vinil, tantenya yang suka bermain dengannya bila ada waktu-waktu luang. Sepupu ibunya itu sangat ramah di matanya dan seperti bidadari dari khayangan.

"Terima kasih ya, sudah datang!" ucap Sofia, ia dan Vinil bercipika-cipiki lalu Vinil menghampiri Auris, menggendong lalu menciumnya.

"Ponakan tante udah gede ya, selamat ya Sayang."

"Terima kasih Tante."

Auris diturunkan dari gendongan Vinil. Host memulai acara, seorang pria bernama Mas Toto menyapa anak-anak dan para orangtua. Ada juga para wartawan dari berbagai media meliput pesta ulang tahun putri dari seorang model bernama Sofia Firneta. Acara hiburan dan nyanyi-nyanyi serta permainan dijalankan pada pagi hari itu. Anak-anak bermain, ada badut yang menghibur mereka, lebih tepatnya badut sulap.

Sementara, Vinil dan Sofia sedang mengobrol, mendadak tak disangka Firo dan Orish muncul, sepasang kekasih yang menarik perhatian media, keduanya difoto berdua, memantik kecemburuan Vinil. Rasanya baru beberapa hari yang lalu ia dan Firo bercumbu di ranjang, beradu desah seperti dua burung merpati yang beradu paruh.

"HAI!" sapa Sofia kepada mereka berdua. Keduanya membalas, Sofia lalu mengenalkan Vinil kepada Firo dan Orish. "Kenalin, ini sepupu gue."

"Firo!" sapa Firo seperti tidak kenal dengan wanita di hadapannya, Vinil membalas jabatan tangan Firo dengan senyum liciknya, seperti ada ide yang licin bertengger di otaknya.

Baru kita di ranjang beberapa hari yang lalu, dia udah lupa, boleh juga nih ceweknya, gue bikin sakit hari ini juga. Kata Vinil di dalam hati.

"Orish," kata wanita berambut sebahu kepada Vinil, ia membuyarkan ingatan Vinil saat-saat kemesraannya dengan Firo di kamar hotel.

"Vinil." Ketika mengucapkan namanya, wanita itu tersenyum dengan penuh penekanan di bibirnya. Firo dan Orish duduk di seberang meja dengan Vinil. Sebenarnya kedua orang itu hendak menyapa Auris tapi menunggu acara selesai dahulu. Mereka tidak mau menggangu putri cantik Sofia.

Sofia dan Orish mengobrol sementara Firo mencairkan suasana antara dia dengan Vinil, mereka harus berbicara seperti orang yang baru kenal, sementara beberapa kali Vinil memberi kode menuntut pertanggungjawaban kenapa ini bisa terjadi. Tak terasa waktu berjalan dan acara hendak selesai.

"Aduh aku kebelet," ucap Firo tiba-tiba, ia meminta izin kepada Orish dan Sofia untuk pergi ke kamar mandi, sementara itu Vinil menunggu momen sesaat, berusaha mencari celah.

"Eh Rish, Vinil itu ngefans banget sama The Second jadi dia itu senang gue punya hubungan sama Rahdi," cerita Sofia. Vinil merasa geram, ia merasa malu diperakukan seperti itu oleh Sofia.

"Rahdi cakep kan?" tanya Sofia dengan sedikit ledekan.

"Cakepan cowok gue, Firo," sergah Orish.

Vinil pura-pura tertawa saja menikmati perdebatan itu, namun tak lama ia langsung izin ke kamar mandi. Firo juga belum kembali, diam-diam secara cekatan kakinya masik ke dalam toilet pria. Ia menunggu Firo keluar dari salah satu bilik kamar mandi. Ia menduga pria itu sedang berak.

Suara pintu ditutup, Firo sudah keluar dari bilik, wajahnya terpaku, kaget, kakinya tak bisa digerakan sama sekali.

"Hay, honey!" sapa Vinil.

"Sayang, maaf aku nggak gubris kamu. Ini acara Auris dan aku nggak bisa—"

"Kenapa Sayang? Kenapa kacangin aku!" bisik Vinil dengan penuh geraman namun hanya bisikan yang terdengar.

"Aku—"

Vinil perlahan menanggalkan cardigannya lalu menghampiri Firo. Ia membelai lembut wajah serta leher pria yang masih merinding itu. "Touch me babe," pintanya. Ia terus merayu Firo hingga hanya beha dan celana dalamnya saja yang tersisa di tubuhnya. Tak tahan dengan pemandangan di depannya Firo pun langsung memojokkan tubuh Vinil, mereka bercumbu di sana, mengadu apa yang mereka bisa adu. Tali beha Vinil langsung terputus di tangan Firo, jatuh ke lantai.

Orish dan Sofia beranjak dari kursi mereka mencari keberadaan Firo dann Vinil. Di benak mereka mengapa mereka lama sekali di kamar mandi? Orish dan Sofia mengecek kamar mandi wanita namun tidak ada seorang pun di sana, akhirnya mereka berdua membuka kamar mandi pria. Tak disangka mata mereka berdua dikejutkan dengan kedua manusia yang sedang mengerang di atas wastafel yang panjang. Tubuh Sofia bergidik melihat Vinil hanya menggunakan celana dalam saja sementara tangan sepupu tercintanya meremas rambut Firo dan mulutnya melumat bibir pria itu.

"Firo! Bangsat kamu! Bejat kamu! Binatang!" teriak Orish sambil menghampiri mereka berdua. "Dasar pezina!"lanjut Orish. Ia tak terima melihat kekasihnya meremas bukit kembar milik wanita lain di hadapannya.

Vinil langsung melepaskan ciuman dann kehangatan Firo, dirinya panik langsung memakai cardigannya lagi. Sofia tidak berbicara sepatah kata pun ia langsun menampar Vinil. "Bikin malu!" teriak Sofia. "Lo bikin kacau acara anak gue?! Lo mau bikin itu?! Gak nyangka lo senista ini!"

"Gue emang nista Sof! Gue gak berhak emang dapetin laki-laki tampan kayak dia! Tapi seengaknya lo ngerti! Gue punya rasa biologis yang gak ketahan juga!"

"Cari cowok lain jangan dia! Lo gak bisa cari cowok yang biasa?!"

"Gue maunya artis!"

"Gue yang janda aja ya ga gatel kayak lo! Ini lo masih gadis tapi udah gelinjang sana-sini! Gatel gatau diri!"

"Oh jadi sekarang lo ngurusin urusan ranjang gue! Gue kira lo sefeminis itu! Lo pernah bilang tubuh wanita hak wanita itu sendiri sekarang! Sekarang lo babi ya!"

"Bukan gitu! Lo pikir pake otak! Orish itu teman gue! Dan lo tau diri dong lo bakal diliput wartawan! Dasar gadis gak punya otak lo!"

"Munafik! Lo juga seneng kan kalo puting lo diisap sama Rahdi?! Vagina lo gatel juga kan pengen dimasukin sosis?!" teriak Vinil tak terima.

Tamparan mendarat sekali lagi ke wajah Vinil, Sofia dan Vinil saling bersahut-sahutan sementara sepasang kekasih berdebat di tempat yang sama.

Kalau begini kita putus! Kamu udah main sama dia. Gimana? Enak susunya? Enak pabriknya Vinil? Banyak ya asinya? Kamu jadi bayi lagi ya?" pertanyaan demi pertanyaan dihujamkan Orish kepada Firo. Firo tidak bisa menjawab lalu Orish malah melanjutkan.

"Oh buahnya besar ya, pantes. Mulutmu basah tuh penuh susu. Apa tuh putih-putih di bibir. Ini mah bukan susu yang di minimarket."

"Sayang aku janji aku nggak selingkuh lagi."

Orish tidak bicara. Malah menghampiri Vinil lalu melabraknya. "Berapa banyak cowok yang udah sama lo? Udah berapa lama cowok gue lo susuin? Lo jangan ambil lahan sapi ya! Minimarket apa supermarket ga butuh tuh susu cair Vinil Milky apa gitu. Nggak. Cukup susu sapi dijual udah penuhin rak supermarket. Jangan susu lo mau menuhin rak juga dong. Ambil bidang yang lain. Greedy banget sih jadi orang!"

"Kalian kenal di mana? Di media sosial ya?" Sofia mulai berbicara sementara Firo hanya bisa berdiri mematung melihat dua orang itu melangsungkan perang dunia ketiga kepada selingkuhannya.

"Di media sosial, kenapa? Gak boleh?!"Mata Vinil menatap mata Sofia, menuntut jawaban.

"Boleh sebagai fans tapi gak gini caranya. Lo sepupu gue. Kita sama-sama gila. Tapi tahu batas.

Vinil tidak menjawab, ia lari dengan cepat menuju ke arah Mas Toto yang sedang memandu acara lalu ketika sudah jarak satu senti ia mengeluarkan pisau lalu menusuknya tepat di leher. Mas Toto menjerit sementara Sofia dan Orish berlari keluar kamar mandi karena mendengar teriakan Mas Toto, sementara Firo hanya bisa mengikuti mereka berdua.

Darah mengalir dari leher Mas Toto, Aurisbersama teman-temannya panik berlarian tak tahu arah, Auris berhasil dipegangibunya sementara Vinil sudah melarikan diri

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top