Bioskop

Vinil tahu sekali dengan sifat cowok yang satu ini, pria galak yang ia telah taklukan, member boyband The Second yang sangat terkenal, tidak ada yang tidak tahu dengan sosok pria ini. Firo Novembri seorang pria yang kenal di media sosial, lebih tepatnya dari televisi karena pertama kali ia mengenalnya lewat televisi.

Pada suatu malam ia memberi pesan kepada Firo melalui akun media sosial pria bertampang tengil yang membuat para cewek naksir. Sebagai seorang idola yang baik Firo meladeninya, membalas pesan Vinil.

Vinil: Halo Firo, nama aku Vinil, aku fansmu loh.

Jawaban yang tak terduga dibalas, hanya selang beberapa menit sang idola membalas pesan Vinil. Sebuah pesan perkenalan yang membuat keduanya semakin dekat di media sosial yang penuh dengan foto.

Firo: Halo Vinil. Kamu cantik banget, namaku Firo. Terima kasih yang udah ngefans. Kamu sudah punya pacar?

Vinil merasakan tubuhnya melayang, seperti meminum segelas air es di kerongkongannya, pertanyaan Firo menghanyutkan dirinya yang semakin lama semakin tenggelam di dalam fantasinya mempunyai kekasih seorang anggota boyband.

Vinil: Aku belum punya pacar. Emang kenapa? Ini Firo kan?

Firo: Iyalah aku. Nggak, pengen tau aja, pengen kenalan, aku pengen punya pacar cantik kayak kamu.

Vinil: Heem gimana ya..... mau!

Firo: Oke mulai hari ini kita resmi pacaran ya.

Vinil: Tapi Orish gimana?

Firo: Nggak usah mikirin dia. Itu urusanku.

***

Vinil keluar mobil dengan sosok pria tegap, ya, Firo. Kekasih gelapnya kini tidak ada yang tahu termasuk Sofia, sepupunya. Vinil tidak pernah cerita ia dekat dengan Firo. Vinil tidak mau Sofia bertanya-tanya tentang Firo karena Sofia sedang teradiksi-adiksinya dengan kpop.

Tangan Firo menggandeng Vinil di tengah hembusan. Tidak seperti ada kendala, keduanya berjalan tanpa takut ada wartawan yang memotret mereka. Tampaknya mereka tidak bepikir hal ke depannya, mereka tak takut jika dipergoki Orish.

Sepasang yang sedang selingkuh di belakang itu berjalan ke bioskop, tiket sudah dipesan tinggal dicetak. Zaman sekarang tidak perlu ribet-riber ngantri, tinggal cetak saja. Semudah dengan Vinil dan Firo, tinggal mencari pacar baru di media sosial dapat juga. Perselingkuhan yang sangat mudah.

"Sayang, biar aku yang cetak," ucap Firo.

Vinil menggangguk malu-malu, biasa dia selalu terpesona jika diperlakukan istimewa oleh lawan jenis. Dari kecil dia selalu malu apalagi dia sekarang malu-malu dengan kekasih orang lain. Sebagai seorang wanita yang tampak anggun ia berdiri saja di dekat Firo.

"Nih tiketnya," ucap Firo sambil menatap Vinil. Vinil merasa tatapan mata Firo langsung menghujam ke matanya. Seperti dihipnotis, ia langsung tersenyum kemudian ia mengambil tiket dari tangan Firo.

Lembutnya tangan Firo sangat memikat hatinya, jiwanya melayang, langkah kakinya sangat ringan masuk ke dalam studio bioskop. Ketika sudah menemukan tempat duduk, keduanya duduk bersebelahan sambil sesekali keduanya tertawa, beberapa orang tidak peduli namun beberapa orang penasaran dengan siapa Firo berjalan. Public tahunya Firo selalu jalan dengan Orish, namun kali ini berbeda, ia nonton berdua dengan Vinil.

Waktu berjalan, menunggu detik demi detik film bertema romansa dimulai, keduanya menatap layar ketika film berlangsung, sesekali keduanya saling bertatapan. Tangan mereka bertautan, apalagi di awal film ada adegan mesra yang sangat menyentuh Vinil.

Tangan Vinil makin mengadu ketika adegan mesra yang penuh dengan asmara menyala di layar lebar bioskop. Wajah Vinil tampak nyaman ketika tangannya beradu dengan Firo, tanpa ada rasa takut.

"HAHAHA!" Firo tertawa ketika melihat adegan lucu di film romantic comedy yang mereka tonton. Tawa Firo memenuhi studio beradu dengan tawa Vinil dan para penonton yang lain. Bukan tawa Orish yang selalu beradu di sebelahnya seperti biasanya. Tawa Vinil lebih keras dan nikmat didengar di telinga Firo.

'HAHHAA! GILA!" ucap Vinil di tengah tawanya. Tawanya terhenti ketika sebuah bibir mencium pipinya. Bukan senggolan tetapi seperti sengaja. Jantung Vinil berhenti, detaknya yang tadi melambat ketika dicium sekarang berhenti. Mulut Vinil menganga. Wajah yang menatap layar bioskop beroncet-ronet ke sebelah melihat paras seorang Firo, pemilik bibir lancang itu.

"I love you," bisik Firo.

"I love you too Ro," balas Vinil. Tangan Vinil mengusap-usap rambut Firo, kepala Firo ndusel-ndusel menyeruduk tangan Vinil. Keduanya tampak sama-sama agresif, tanpa malu Vinil langsung berpindah tempat, ia berdiri lalu duduk di atas paha Firo. Firo tidak sungkan memangkunya, tidak ada yang menegur mereka sampai film selesai.

Keduanya langsung berdiri dan keluar studio. Ada sapaan dari para pegawai yang berada di pintu studio mengucapkan terima kasih tetapi mereka tidak menggubrisnya karena Firo tidak mau ditanya-tanya atau digoda-goda oleh pegawai studio itu karena pernah di took baju ia ketika sedang bersama Orish digoda, biasa para pegawai biasa kalau melihat artis selalu menggoda-goda, pikirnya. Daripada tidak nyaman ia tidak menyapa mereka. Dirinya berjalan dengan tangannya yang menggandeng Vinil.

"Abis ini kita ke mana?" tanya Vinil.

"Terserah sih. Kamu?" tanya Firo balik.

"Pulang aja kali ya, aku takut ada orang yang ngenalin aku. Foto-foto gitu lagi sama kamu," jawab Vinil.

"Kamu mau pulang?"

"Iya."

Firo sedikit kesal namun ia lalu mengangguk, ia tidak boleh galak-galak dengan cewek barunya. Firo mengajak Vinil ke parkiran untuk segera mengantarnya pulang.

***

Suara lagu terdengar di telinga Sofia, ia baru berjalan ke dalam studio foto. Ia disambut dengan lagu yang sedikit mengganggu telinganya. Fotografernya, Rokat sepertinya belum datang, kru Rokat datang terlebih dahulu namun yang bikin kesal Sofia suara lagu dengan lirik yang mengganggu di hatinya.

Abang jangan lupa masukin

Ke sarang janda yang indah

Abang hanya satu

Di hati liang nikmat ini

"Ini lagu apa sih? Boleh matiin ga?" tanya Sofia sambil menuju ke meja make up di seberang layar putih yang ia tempati nanti ketika berfoto.

"Iya Mbak, maaf Mbak," ucap salah satu kru.

"Ih kesel deh lagu janda zaman sekarang, bikin malu gue aja," bisik Sofia kesal.

"Mau lagu apa Mbak?" bisik kru foto yang sedang mengatur lagu.

"Korea aja kalau ada," balas Sofia.

"Nah ini dong. Demenan gue! BLACKPINK IS THE REVOLUTION!" seru Sofia yang membuat para kru menggeleng-geleng. Apalagi ketika Sofia meletakkan tas nya di meja lalu menari-nari. Lagu Playing with Fire mulai mengudara di studio foto.

"Kayaknya Mbak Sofia lagi mabuk," bisik salah satu kru kepada kru lain.

Langkah-langkah kaki terdengar malam masuk ke studio. Ada dua orang yang melongo melihat tarian Sofia.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top