Rusa dan Perangkap

Guratan luka kembali kubuat, dengan penuh peluh kubiarkan aku kembali pada perangkap yang sama.

Seekor rusa itu terus memcari dan mencari, setitik cahaya di langit yang gelap. Harusnya aku paham, bahwa perangkap akan ada di mana saja, pemburu pasti dengan senang hati memasangnya di seluruh penjuru hutan, demi santapan daging tebal selama seminggu.

Aku bergidik ngeri membayangkan tubuhku dikuliti oleh pemburi, namun saat pagi kembali menyambut seakan lupa ingatan aku kembali berlari macam prema pasar yang petantang petetenteng.

Masih ingat waktu pertama kali kakiku terjerat, datang seseorang yang sangat besar dengan pakaian berwarna merah jambu dan rambut kemerahan yang dibuat kriting. Wajahnya berbentuk persegi dengan lemak hasil berburu yang tersebar di mana-mana.

Aku selalu meningat dan berakhir melupakan.

Jadi selagi aku mengingatnya, aku terus mencari setitik cahay tersebut. "Bagaimama aku harus mencarinya?" "Sebetulnya apa yang harus kucari?
Sampai suatu hari, di langit malam yang sunyi. Aku sampai tak mendengar sedikitpun suara pak jangkrik, hanya hentakan pelan dari kakiku yang kecil. Aku menemukan cahaya kecil yang terlihat kontras di tengah rimbunan hutan.

Mataku mengerjap tak percaya, perasaan ini terasa sama saat suatu hari aku menemukan kebun yang sangat luas. Rasanya sama ketika aku bisa berbaring di atas rerumputan lembut untuk istirahat.

Ada gejolak aneh yang membuat adrenalin ku meningkat, apakah ini yang dinamakan 'kebahagiaan?' Mendekatinya membuatku terus menagih ingin menyentu dan berbaur dengannya.

Menapaki sebuah kebahagiaan yang akan kita cari selamanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top