Beruang dan Belalang

Pada suatu pagi yang cerah, seekor beruang madu tengah bersiap mengenakan seragam sekolahnya. Beruang selalu menyiapkan sarapan, dan seragamnya sendiri, katanya papah dan mamah beruang sudah bahagia bersama dengan teman-temannya.

Pagi tadi beruang keluar dari rumahnya dengan kotak bekal berwarna biru di tangannya, ia menyapa paman koala dengan riang.
“Selamat pagi paman koala.” Sapa beruang dengan riang.
Namun, paman koala terlihat sangat mengantuk jadi beruang memutuskan untuk terus berjalan, sambil sesekali bersenandung melihat jalanan yang dipenuhi bunga melati.
Tiba-tiba beruang mendengar bisik-bisik dibalik semak-semak, beruang penasaran ada apa di sana. Dengan perlahan ia membuka semak-semak tersebut dan melihat temannya belalang tengah tertawa bersama kumbang dan semut.
Mereka terkejut mendengar beurang berdehem.

“Ehem, kalian sedang apa?”
Kumbang dan semut segera berlari ke depan gerbang sekolah. Belalang juga ikut pergi namun tidak sempat karena dihalangi oleh Beruang.
“Belalang, kalian tadi sedang membicarakan apa? kok, seru banget sih aku juga pingin tahu, dong.”
“Tidak ada ko,” jawab Belalang sambil berlari kearah gerbang.
Setelah jauh Belalang berteriak, “Huuu, kasian deh beruang enggak punya mamah papah.”

Beruang terkejut mendengarnya, ia juga tahu kalau mamah dan papah sudah bahagia tapi mendengarnya dari belalang, beruang merasa sangat sedih.

Waktu istirahat tiba, dengan semangat beruang mengeluarkan bekal dari laci meja,. Beruang sedikit bingung hari ini, biasanya teman-teman akan datang ke mejanya dan melihat bekal yang ia bawa.

Teman-temannya berkumpul di meja belalang, karena penasaran Beruang menghampiri mereka.
Kelinci yang melihat beruang datang, berteriak dengan nyaring.

“Awas!! ada beruang, dia kan tidak punya orang tua.”
“Sana jauh-jauh dari aku,” celetuk kucing di sampingnya.
Belalang tersenyum menang melihat beruang diolok-olok oleh teman sekelas. Beruang menahan air matanya, ia berlari keluar kelas dengan tergesa.
Sampai sekolah berakhir beruang tidak kunjung kembali ke kelas.

Beruang mengucek matanya perlahan, setelah lari karena menangis, beruang ketiduran pada dahan pohon di belakang sekolah.
Beruang sangat sedih dan kesepian mendengar ejekan dari teman-temannya. Padahal ia tidak pernah berbuat jahat terhadap belalang.

Dalam hati beruang berdoa “Tuhan, semoga mamah dan papah tidak melihat beruang menangis hari ini, beruang tidak mau mamah dan papah ikut sedih, mudah-mudahan belalang juga bisa terus bahagia, walaupun harus meledek beruang.”
Setelah hari semakin sore, beruang turun dari dahan pohon. Ia lapar karena tidak sempat memakan bekal makan siangnya tadi.

Ketika hendak turun, beruang melihat asap yang sangat besar dan berwarna abu-abu. Dengan cepat beruang turun, paman koala yang biasanya tengah tidur juga ikut berlari kearah kobaran asap.

“Paman-paman, di sana ada apa?” tanya beruang.
“Beruang cepat pulang saja ya, rumah keluarga belalang kebakaran.”
Mendengar tentang keluarga belalang, beruang kembali sedih mengingat temannya belalang yang terkena musibah.

Di jalan pulang, beruang melihat belalang sedang menangis di atas batu. Dengan cepat beruang menghampirinya.

“Belalang, kamu jangan sedih,” ucap beruang sambil duduk di samping belalang.
“Beruang, kamu ngapain di sini? kamu mau mengejek aku ya?”
“Tidak belalang, aku kan teman kamu, kamu jangan nangis lagi ya, kamu sama papah dan mamah kamu bisa tinggal di rumah aku,” jawab beruang sambil tersenyum kearah belalang.

Belalang menatap beruang dengan bingung, “Benarkah?”
“Tentu saja, kita kan sahabat.”
“Beruang, maaf ya aku sudah meledek kamu di sekolah, gara-gara aku teman yang lain juga ikut meledek kamu.” Belalang menunduk sedih mengingat perbuatannya.
“Tidak apa-apa belalang, aku sudah memaafkan kamu kok, kita kan sahabat jadi tidak boleh marahan lama-lama.”
“Kamu masih mau berteman denganku kan?” tanya belalang.
“Tentu saja,” ucap beruang dengan mantap.
“Janji jari manis ya?”

Beruang dan belalang saling menyatukan jari manis mereka, mereka berjanji agar terus bersahabat dan saling melindungi satu sama lain.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top