-27⚡-









Kalau Kaira ingat-ingat, ini tepat satu minggu sejak ia sadar kalau dirinya sudah jatuh hati pada sahabt lelakinya. Semenjak itu pun Kaira terus menghindari Jairo karena masih belum terbiasa dengan fakta bahwa ia ada perasaan lain terhadap lelaki itu. Akibatnya Serhan atau pun Hessan selalu menjadi alasan jika Jairo mengajaknya pulang bersama. Dan karena Kaira juga ada latihan dance pada sore hari, membuat cowok itu tidak bisa datang ke rumahnya. Dan sejauh ini Jairo tidak pernah datang saat malam, dan Kaira menduga lelaki itu pasti sedang menemani Clara.

Hari ini hari Sabtu. Dikarenakan ada rapat guru-guru, kemungkinan tidak ada pelajaran sampai jam pulang. Jadi Kaira memutuskan untuk tidak perlu ke sekolah daripada memberi kesempatan bagi Jairo yang ia yakin akan mengungjungi kelasnya seperti biasa.

Jam menunjukkan pukul 1 siang. Kaira yang baru selesai mandi karena udara yang sangat panas, keluar dari kamar. Langsung menghampiri meja makan yang salah satu bangkunya sudah terisi oleh sang Mama.

"Udah dipanggilin dari tadi juga," gerutu Dinda.

"Aku mandi, Ma, tadi."

Dinda lalu membawa piring kotornya ke bak cuci piring. "Langsung dicuci, ya, Kai. Mama mau tidur dulu."

Kaira hanya mengangguk dan mulai mengambil nasi juga lauk di atas meja. Gadis itu melihat cara jalan Dinda dari belakang dan memperhatikan kaki wanita itu.

"Hati-hati, Ma. Kalo mau apa-apa, telpon aku aja," ucapnya.

"Iya," jawab Dinda tanpa berbalik.

Piring Kaira penuh dengan nasi, ayam kecap, dan sayur putih. Ia meminum air lebih dulu sebelum mulai menyuapkan sendok ke dalam mulut. Tangan kirinya aktif memainkan ponsel.

Julia
|(sent a picture)
|Jahat bat ninggalin gue bedua doang sama serhan :(

Maap beb, gue lupa ngasih tahu hari ini gak masuk
Udah pulang kan?

|Hemm
|Btw, entar gue nginep ya
|Tapi gue datengnya agak sorean ya

Okayy
U

dah ah gue lagi makan bye

| :/

Kaira selesai dengan makan siangnya. Menaruh ponsel di atas meja. Kemudian mulai mencuci beberapa piring & gelas kotor di bak cucian. Setelah sepuluh menit, ia melangkah ke ruang tengah sembari bermain ponsel. Ia memutar playlistnya saat sudah berbaring di sofa, sesekali ikut menggerakan bibir sesuai dengan lirik lagu yang tengah dimainkan.

Suara decitan pagar yang digeser membuat Kaira menghentikan gerakan tangannya. Setahunya pagar depan itu ditutup. Kaira bangun dan mengintip dari jendela. Dan saat melihat lelaki berseragam yang kini berjalan menuju teras, perempuan itu langsung terbirit-birit menuju kamarnya.

Kaira naik ke tempat tidur dan menutup dirinya dengan selimut, Tetapi tetap menajamkan indra pendengarannya. Bunyi pintu yang dibuka seketika membuat Kaira diam bagai patung.

"Ini emang lo belom bangun, apa lagi tidur siang, sih?" ucap suara familiar itu dan Kaira merasa pukulan pelan pada lengannya.

"Kai! Kaira!" seru Jairo dan berusaha membangunkan Kaira yang ia pikir sedang terlelap.

Kaira bereaksi cepat dengan menepis tangan Jairo da melenguh, pura-pura seakan ia memang benar tidur dan tidak ingin diganggu. Tanpa diduga, Jairo membuka selimut Kaira.

Menutup mata, Kaira berakting senatural mungkin. Dan ia merasa canggung ketika menyadari kalau lelaki itu masih terus memerhatikannya. Cukup lama, sampai akhirnya Jairo membuang napas. Cowok itu bangun dari tempat tidur Kaira dan duduk di sofa.

"Gue numpang wifi, deh. Di rumah gue lagi error," ucap Jairo yang lebih kepada dirinya sendiri.

Kaira yang merasa posisinya sangat beresiko, membalikkan badan sekaligus kembali menutup mukanya dengan selimut.

Tadinya Kaira pikir Jairo akan pulang setelah tahu bahwa ia tidur. Siapa sangka cowok itu malah memilih bersantai di kamarnya dengan alasan ingin menumpang wi-fi. Mana ponsel Kaira tergeletak di meja. Tidak mungkin dia mengambilnya dan berakhir ditangkap basah Jairo kalau sedang pura-pura tidur. Jika seperti itu sudah pasti ia akan terlibat dalam situasi yang tidak menyenangkan. Gadis itu mengumpat tanpa suara.

Alhasil Kaira pasrah. Lama kelamaan matanya mulai lelah karena terus terbuka dan sama sekali tidak melakukan apa-apa. Pada akhirnya gadis itu tidur betulan.

🌍

Kaira mengucak mata sebelum benar-benar terjaga. Ia bergerak bangun dari tempat tidur. Mendapati Julia yang sedang duduk di lantai dengan beberapa buku di meja.

"Kapan lo datang?"

Julia mendongak. "Dua puluh menit lalu kayaknya. Eh, tadi gue papasan sama Jiro."

"Trus, dia bilang apa?"

"Ada salam dari Ka Yoandri," jawab Julia jengah. "Gue kesel deh Jiro sering banget ngomong kayak gitu. Kan nanti jatohnya kalo Kak Yoandri beneran salamin gue lewat dia, gue gak bakal percaya," keluhnya.

"Tugas apaan tuh?" tanya Kaira dan bangkit dari tempat tidur. Sesungguhnya sama sekali tidak penasaran dengan tugas apa pun yang tengah dikerjakan Julia. Ia mengambil handuk di gantungan dan masuk ke kamar mandi. Kali ini pintunya bisa ditahan dengan bangku kecil yang ia ambil dari dapur agar tidak terbuka.

Selesai mandi, Kaira langsung mengajak Julia keluar kamar untuk makan dengan alasan otaknya tidak bisa bekerja jika perutnya belum diisi. Sehabis makan bukannya menyelesaikan tugas, mereka malah menonton sinetron azab di salah satu channel Indonesia. Bukan karena tertarik, melainkan penasaran apa yang akan terjadi kepasa tokoh antagonisnya.

Jam sembilan lewat lima menit baru Julia dan Kaira kembali ke kamar. Kaira membereskan tempat tidurnya sebelum membuang diri di sana.

"Besok, deh, baru kerjain," ucap Kaira.

"Gue juga males nih, udah kenyang bawaannya pengen rebahan," timpal Julia sambil membereskan buku-bukunya. Ia naik ke tempat tidur setelah itu.

Julia duduk bersila sembari memandangi Kaira selama bebera detik.

Kaira menoleh. "Apa?"

"Menurut lo?" pancing Julia sambil memutar mata.

Kaira menarik napas seraya menurunkan ponsel dari pandangan. Berarti sikapnya seminggu ini memang sangat keliatan. Atau memang Julia yang terlalu peka. "Gue suka sama Jairo, puas?" Ia baru sadar, ternyata berkata demikian tidak terlalu sulit, apa mungkin karena ia sudah pernah terlebih dahulu mengatakannya pada Hessan? Pikirnya.

"Gue juga suka sama Jairo," kata Julia.

Kaira menatap Julia sini dan berdecak. Ia menatap sahabatnya itu tepat di mata. "Gue jatuh cinta sama dia, Jul." Julia terpengarah, Kaira bahkan bisa melihat binar di mata sahabatnya itu. Lagi, ia menghela napas.

"Tapi ini nggak semudah yang lo pikir, Julia. Gue kesusahan," nada lelah yang dikeluarkan Kaira dan raut wajah gadis itu yang berubah mengundang Julia untuk langsung menariknya ke dalam pelukan menenangkan ala sahabat.

Kaira benar-benar merasa lelah. Beberapa hari yang ia habiskan untuk menghindari Jairo, segala pikiran dan perasaan yang coba ia hindari, serta rasa bersalah pada cowok itu. Berulang kali ia menarik napas, berharap dengan begitu bisa mengurangi keresahan dalam dirinya.

Julia menepuk-nepuk punggung Kaira tanpa berucap apa pun. Ia yakin Kaira pasti akan mencari waktu yang tepat untuk menceritakan semua hal terkait dirinya dan Jairo. Dan sampai kapanpun itu, Julia selalu siap mendengarnya.

Pelukan mereka terlepas. Julia membuka ponselnya dan mengetikkan sesuatu.

"Shaun tau gue nginep di sini, dia ngajak lari pagi, dan udah gue iyain. Lo tau kan dia cerewetnya kayak apa kalo sampe telat? Dna please gue males banget kalo hari Minggu gue diawali sama omelannya Shaun. Jadi mendingan kita tidur sekarang, ok?"

🌍

itu fotonya jay masih fresh banget tolong astagaa🥺🥵
stay tune, gengs, pokokknya!
jan lupa vomment😘
luv, zypherdust💋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top