-22⚡-

blablabla (5)

Aura Diantri
↪️Forwarded

Pengumuman Hasil Eliminasi Dance Competition Island Senior High School.

Nama-nama di bawah ini merupakan tim yang lolos ke babak final.
1. Butterfly

2. JDT
3. Four Musketeers
4. blabalabla
5. Girl Crush

Setiap perwakilan tim dimohon menghadiri technical meeting yang akan diadakan tiga hari lagi terhitung dari hari ini.
Congratulation & Thank You.

Sissy Kurnian
|anjirr
|kita udah sering bat kek gini

|tapi tetep aja seneng bangett gue woii
|😭😭😭😭😭

Aluna M
|Yesssssss
|Haha apa gue bilang kemarin, kita pasti lolos🤤

Gue speechless🥺
😳😩😖🥺😭🥳

Raqila R
|speechless
|huwaaa
|ughhh
|awww
|hiksss
|yeayyy

Aluna M
|apa sih qil

Raqila R
|gue lagi menyuarakan emojinya Kaira

Si bego😭
Lo udah ngasih tau kak sonya?
@Aura Diantri

Raqila R
|intinya gue seneng
|congratulation kita🤪

Aura Diantri
|Udah

Raqila R
|berarti jadwal latihan kita tetep kan ya

Aura Diantri
|nanti gue tanya ka sonya dulu

Pesan-pesan mulai masuk beruntun. Tetapi mata Kaira terfokus pada nama grup mereka yang tidak pernah diganti. Awalnya mereka berniat mengubah jika sudah menemukan yang cocok. Tetapi karena tidak menemukan dan terlalu malas mencari, 'blablabla' menjadi kata yang mereka tuliskan sebagai nama tim saat pertama kali mengikuti kompetisi. Kemudian mereka sepakat itulah nama grup tari mereka. Kaira terkekeh mengingat itu.

Tak berapa lama Kaira teringat Jairo dan langsung menelepon cowok itu. Sayangnya nomor Jairo sedang tidak aktif sehingga Kaira harus menunda membagi kabar bahagia ini padanya.

Mendadak beranda aplikasi chatting Kaira sudah penuh dengan pesan dari teman-temannya yang memberi ucapan selamat karena lolos tahap eliminasi. Ia memutuskan membuka punya Hessan terlebih dahulu.

Kak Esa
|Cie lolos
|Congratulation dekk

Hehe, makasih ka esaa
Btw, tau dari mana?

| send a picture

Oalah :v

|Semangat latihan lagi :v

Huhu, siapp kak T.T

Pantas saja teman-teman Kaira tahu, ternyata pengumuman itu juga di-share di story akun instagram sekolahnya. Dan ia baru sadar kalau belum mengikuti akun tersebut. Nanti sajalah. Pikirnya.

Kaira lantas membalas ucapan selamat dari Jake, Serhan, Shaun, Julia, dan beberapa temannya yang lain. Dan tidak sengaja melihat Jairo sedang online. Tanpa menunggu ia langsung meneruskan pesan pengumama dari grup tarinya tadi.

J🦊

Oii

|Tadi nelpon kenapa?
|Hp gue lagi dicharger
|Baru gue nyalain

Forwarded
↪️

Pengumuman Hasil Eliminasi Dance Competition Island Senior High School

Nama-nama di bawah ini merupakan tim yang lolos ke babak final.
1. Butterfly
2. JDT
3. Four Musketeers
4. blabalabla
5. Girl Crush

Setiap perwakilan tim dimohon menghadiri technical meeting yang akan diadakan tiga hari lagi terhitung dari hari ini.
Congratulation & Thank You.

😌😌

|Otw

Dih
Woiii
Jiiii
Jiroooo
Lah ngilang anaknya
🤕

Kaira mematikan ponselnya karena tidak mendapat balasan dari Jairo. Ia menduga cowok itu sedang dalam perjalanan kemari. Ia pun menyalakan laptopnya dan mulai mencari film yang bagus untuk ditonton.

Tetapi lewat sepuluh menit, batang hidung Jairo tidak muncul juga padahal rumah mereka satu komplek dan jaraknya cukup dekat. Kaira ingin menelepon cowok itu dqn memastikan ia baik-baik saja, mengingat kejadian buruk yang terjadi terakhir kali. Namun mengurungkan niat sebab ia sendiri takut justru panggilan darinya yang mungkin saja mengganggu konsentrasi mengemudi Jairo dan bisa berakibat fatal.

Tak ada pilihan, ia hanya menunggu dengan gelisah di tempatnya. Sesekali memeriksa ponsel kalau-kalau ada pesan masuk dari cowok itu.

Sebenarnya Kaira malas bergerak, tapi akhirnya ia bangun dari tempat tidur dan berencana menunggu sahabatnya itu di depan. Saat sudah berdiri, pintu kamar malah terbuka. Memperlihatkan Jairo dengan senyuman lebar dan dua tangan yang kerepotan memegang plastik.
"Katanya lo belom makan dari siang."

"Ah, pas banget lo!" seru Kaira. Perasaannya berubah lega juga senang karena bawaan cowok itu. Kaira langsung merebut salah satu plastik untuk ia bawa ke sisi lain kamar yang biasa ia gunakan untuk bersantai.

Sementara sehabis menaruh plastik yang dipegangnya di atas meja, Jairo cepat-cepat ke kamar mandi.

"Kai, bangku kecil yang biasanya di sini di mana?"

"Tau!" seru Kaira tak acuh sembari membuka box besar pizza. Matanya refleks memancarkan pandangan memuja. Perutnya seketika berbunyi, seakan menyuruh tangan Kaira bergerak untuk menyuapkan loyang pizza ke dalam mulut.

"Kai, tahanin pintu dong!" terika Jairo lagi dari kamar mandi dengan suara tertahan

"Biarin aja, sih."

"Lo mau gue kekunci?!" suara Jairo naik satu oktaf. Untungnya setiap bangunan di komplek perumahan mereka dibuat kedap suara sehingga Kaira tidak perlu takut ditegur tetangga. Walaupun begitu, ia tetap memutar mata karena teriakan Jairo.

Kaira berdecak kesal dan memgang pintu kamar mandinya agar tidak tertutup rapat selagi Jairo menyelesaikan urusannya di dalam.

"Lagian kenapa gak diperbaiki, sih? Udah begini lama juga," omel Jairo. Kemudian terdengar bunyi air dari dalam.

"Bacot, deh, ah! Udah belum?"

Jairo berdeham sebagai jawaban.

Kaira lantas kembali ke tempatnya tadi dan melahap semua makanan dimulai dari seloyang pizza favoritnya. Sedangkan Jairo mengambil laptop Kaira dari tempat tidur dan memindahkannya ke dekat gadis itu.

Jairo dan Kaira duduk di lantai berkarpet yang sebagiannya penuh dengan pizza dan cemilan lainnya. Juga laptop yang mulai menampilkan film.

Belum ada sepuluh menit, ponsel Jairo berbunyi. Ada telepon masuk. Kaira sedikit mengintip dan mukanya tiba-tiba menjadi seperti pemeran antagonis di drama-drama saat melihat nama penelepon, akan tetapi pura-pura tidak tahu dan tetap menonton sambil memakan pizza-nya.

Jairo berdiri dan berjalan sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan itu. Dari ekor matanya Kaira memperhatikan Jairo yang sedang berbicara dengan penuh kelembutan. Saat Jairo menoleh, Kaira mengalihkan matanya pada layar laptop.

"Siapa?" tanya Kaira dengan mata tetap mengarah pada film begitu Jairo berjalan kembali

"Clara."

"Kenapa?"

"Tanyain gue lagi di mana," jawab Jairo.

Kaira menoleh. "Trus? Dia minta lo ngehampirin dia?" Nadanya yang tidak enak didengar membuat Jairo menarik napas.

"Dia cuman nanya gue lagi di mana, Kai."

Kaira hanya menaikkan sebelah bibirnya jengkel dan kembali menonton.

"Tapi ... kenapa sih akhir-akhir ini lo jadi sensi sama Clara?" tanya Jairo tiba-tiba setelah mereka terdiam dan fokus pada film yang diputar. Dari wajahnya terlihat sekali kalau cowok itu penasaran.

Kaira melepaskan begitu saja loyang pizza yang barusan ia gigit. Berkacak pinggang dan mendelik pada Jairo. "Lo mau gue jelasin satu per satu?" Gadis itu seolah siap menjabarkan alasan-alasan yang membuatnya kini sangat tidak menyukai bahkan nyaris membenci orang yang disukai sahabatnya itu.

Tanpa diduga, Jairo tertawa yang malah membuat Kaira semakin merasa dongkol.

"Nggak, nggak." Jairo berusaha memberhentikan tawanya. "Udah, ah. Ayo nonton lagi."

Jairo meraih pizza yang tadi sempat dilepaskan Kaira dan memberikannya pada gadis itu lagi. Ia kemudian memundurkam film pada bagian yang belum mereka tonton dengan benar.

Diam-diam Jairo memperhatikan ekspresi wajah Kaira yang walaupun sedang mengunyah, tetap saja masih terlihat kesal.
Lelaki itu sengaja menaruh tangan di depan mulut agar bisa menutupi tawa kecilnya.

🌍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top