-08⚡-

Jairo terbangun dari tidur  pulasnya ketika mendengar suara pintu yang terbuka dengan keras. Dan sedetik kemudian suara gaduh sudah memenuhi kamarnya dengan tema gelap itu.

Jairo yang masih sakit mencoba untuk duduk dan menatap penuh tanya pada Kaira yang berseragam lengkap, yang tampak membongkar tas sekolahnya

"Buku tugas matematika gue di mana?" tanya Kaira tanpa menoleh, menyadari kalau Jairo sudah terbangun.

Jairo menarik napas dan berucap pelan. "Di laci."

Mendengar suara Jairo yang parau, membuat Kaira melepaskan tas cowok itu asal tanpa membereskannya terlebih dahulu. Ia berjalan menuju lelaki itu. "Katanya semalam lo demam lagi?" tanya Kaira, tangannya ia tempelkan pada kening Jairo.

Jairo tidak menjawab. Sementara Kaira kembali ke meja belajar Jairo dan tidak butuh waktu lama untuk ia menemukan buku tugasnya.

"Tidur lo!" Kairo menoyor kuat kening Jairo hingga cowok itu tertidur. Lantas ia menutup asal wajah cowok itu dengan selimut.
"Gue pergi."

Jairo menurunkan sedikit selimut yang semula menutup wajahnya. Berusaha agar suaranya didengar Kaira yang hendak keluar kamar. "Berangkat sama siapa?"

Kaira berbalik dan tersenyum miring. "Sama Kak Esa," katanya sambil mengibaskan rambut dengan sombong.

"Pantesan."

"Apa?" tanya Kaira dengan nada tidak santai dan alis yang naik sebelah.

"Lo dandan kan?"

Kaira merotasikan matanya malas. "Halah, gue keramas trus nyatok bentar aja dibilang dandan. Udah, ah. Bye!" Gadis itu kemudian benar-benar keluar dari kamar Jairo, setelah sebelumnya menyempatkan untuk mengibaskan rambut hitamnya yang justru membuat Jairo mendengkus.

🌍

Kaira merentangkan tangannya, merasa malas menyambut mata pelajaran selanjutnya yang merupakan Kimia. Sementara Serhan yang duduk di sampingnya mulai memiringkan ponsel dan bersiap memainkan permainan online favoritnya.

"Welcome to Mobile Legend," cibir Kaira, mengikuti suara yang muncul dari ponsel pintar Serhan. Gadis itu kembali menegakkan badannya. Ia ingin menganggu Julia yang duduk tepat di depannya, tetapi mengurungkan itu.

"Katanya Jiro sakit ya?" tanya Serhan. Kaira menoleh dan mengangguk. Walaupun mata Serhan sama sekali tidak berpindah dari layar yang menampilkan arena pertarungan itu.

Kaira menatap ke arah pintu sambil bergumam, "Bu Arin, mana sih? Lama banget, semoga aja nggak dateng."

Tak berapa lama setelah berucap demikian, wanita paruh baya dengan jilbab panjang dan kacamata muncul di depan kelas. Sontak para anak yang awalnya berkeliaran di dalam kelas, kembali ke tempat duduk masing-masing.

"Ser, Ser, Bu Arin, Ser!" Kaira menyenggol tangan Serhan. Terus memperingati anak itu yang terlihat sangat fokus dengan benda persegi panjang di tangannya.

Serhan pun langsung menurunkan ponselnya ke bawah meja. Tangannya masih dalam posisi yang sama seperti tadi, meskipun volume suara telah ia kecilkan. Ia tetap sibuk dengan ponsel, berusaha memainkannya agar hero-nya  berhasil membunuh musuh, selagi para minion-nya mencoba meruntuhkan turet lawan.

"Serhan, Bu Arin mau natep ke sini itu!" lagi Kaira berbisik dengan berusaha menyembunyikan kepanikannya. Serhan pun bergantian menatap ke ponsel dan ke arah depan kelas.

Detik berikutnya matanya bertemu dengan Bu Arin, sehingga ia pura-pura menarik sudut bibirnya sedikit. Saat Bu Arin sudah mengalihkan pandangan, Serhan kembali menatap ponsel dan mendengus karena mendapati hero-nya telah mati. Dengan helaan napas, lelaki itu akhirnya memutuskan untuk keluar dari aplikasi yang membuat candu itu dan mematikan ponselnya.

"Baik, hari ini kita masuk ke materi selanjutnya, Teori Asam-Basa," kata Bu Arin setelah beberapa menit yang lalu dengan tiba-tiba meminta Kaira untuk memimpin doa sebelum mulainya pelajaran. Tentu saja gadis itu menurutinya, walaupun dalam hati malas setengah mati. "Pertemuan kali ini, Ibu akan membagikan LKS dan menjelaskan isi materinya secara keseluruhan. Kemudian kalian akan melakukan praktikum untuk membuktikan teori asam-basa, yang hasilnya dibuat makalah beserta video untuk dikumpulkan minggu depan. Kemudian minggu selanjutnya Ibu akan mengadakan post test yang nilainya akan Ibu ambil sebagai nilai ulangan pada bab ini. Ada pertanyaan?"

Julia mengangkat tangannya cepat. Bu Arin menoleh ke arahnya, membuat Kaira yang tepat di belakang Julia, sedikit memperbaiki duduknya dengan merubah ekspresi menjadi pura-pura fokus. "Kelompoknya gimana, Bu?" tanya Julia, menyuarakan sebagian pertanyaan para murid lain.

"3 orang. Bebas."

Kontan, suara-suara bisikkan dari kelas itu terdengar. Para murid tentu senang dengan jawaban yang diberikan Bu Arin. Mereka tidak perlu repot merasa kecewa dengan teman satu kelompok yang bukan teman dekat mereka. Begitu pun dengan Julia dan Kaira yang langsung saling melemparkan pandangan dan tersenyum senang. Serhan? Dia terlihat biasa saja dengan wajah tanpa ekspresinya. Pun, ia bisa memastikan kalau nanti akan sekelompok dengan dua gadis yang duduk di dekatnya itu.

🌍

Maap ya telat banget up-nya wkwk :v
Aku sibuk ngebucin soalnya, eheh
Congratulation  to uri ENHYPEN❣️
Seneng banget Jay akoh bisa debutt🥳💖
Tapi sayang, K, malah nggak bisa debut sebagai Enhypen :(
Tapi gak papa, aku yakin banget dan selalu nungguin K buat debut sebagai idol dan berharap bisa sepanggung bareng Enhypen, Amin🥺🧡
Jan lupa vomments, gengs!
Luv, zypherdust
–yang lagi sibuk membucin💋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top