Part 3. Misteri Sumur Keramat
Richo turun dan masuk ke air, sembari tangannya membelah lautan tubuh beberapa mayat itu. Ia seakan menahan bau busuk yang sangat menyengat. Pria itu melihat sesosok tubuh yang masih utuh. Ia segera mendatanginya.
"Nessa! Akhirnya aku menemukanmu, bangun Sa, Nessa," teriak pria itu seraya mengguncang tubuh kekasihnya yang berwajah pucat.
"Kuharap setelah ini kamu bangun, Sa," ujar Richo membaca beberapa doa, sambil meletakkan tangannya di kepala Nessa. Kemudian pria itu langsung mencium bibir kekasihnya.
"Archhh," teriak Nessa dan membuka matanya. Wanita itu bingung karena sudah berada di kamarnya Richo.
"Richo, di mana kamu, Ric?" isak wanita itu.
Sesosok wanita yang rambutnya acak-acakan datang mendekat. "Kamu sudah bangun rupanya," ujar wanita itu.
"Ka--kamu bukannya wanita yang di hutan?" tanya Nessa bingung dan mengingat apa yang terjadi.
Alur mundur.
Saat itu, Nessa sedang berlari di tengah hutan. Mendadak sesosok wanita yang mukanya berlumuran darah sudah menghadang di depannya.
Wanita itu langsung masuk ke tubuh Nessa. Kemudian, meninggalkan rohnya Nessa tergeletak di tanah. Sejak itu, Nessa tak ingat apa pun lagi.
Alur maju.
"Tunggulah di sini, pria itu baru saja menyelamatkanmu," ujar wanita itu.
"Maksud kamu, Richo?" tanya Nessa.
Wanita itu mengangguk.
***
Di tempat lain, seorang pria yang sedang duduk di tempat gelap merasakan sesuatu.
"Sialan! Siapa yang berani bermain-main denganku!" bentak pria itu dengan beringas, lalu berdiri dan bergegas pergi.
Richo yang tau roh Nessa sudah kembali ke tubuhnya, langsung beranjak naik ke atas sumur. Mendadak ia mendengar suara tembakan.
Dorrrr!!
Ternyata pria itu sudah datang dan mencekik Surya, hingga Surya terpaksa menembak.
Namun, pria itu seperti kebal dengan tembakan pistol. Surya meronta karena dicekik, lalu pria itu membanting tubuhnya. Hingga pria berstatus polisi itu pingsan.
"Ada apa di atas?" Richo mulai tergesa-gesa untuk naik.
Namun, baru saja ia akan sampai. Seorang pria yang entah dari mana menyambutnya. "Siapa kamu?" tanya Richo bingung.
Pria itu tak menjawab dan malah mendorong tubuh Richo ke dalam sumur. Namun, dengan cepat Richo menarik jubah pria itu, hingga mereka berdua pun jatuh ke dalam sumur.
Byurrrr!!
"Sialan! Berani-beraninya kamu!" umpat pria itu.
Badan Richo terluka karena menabrak dinding sumur yang terbuat dari bata itu.
Mereka berdua akhirnya bergulat. Pria itu menghajar Richo beberapa kali, membuat Richo terbujur lemas.
Mendadak beberapa kepala wanita yang berambut panjang muncul ke permukaan air. Ada yang wajahnya hancur, ada yang tak berkepala, ada yang disayat oleh pisau. Mereka semua datang menghampiri pria itu.
"Pergi kalian, jangan mendekat!" teriak pria itu. Namun, mereka terus saja mendekat.
Richo merasakan tarikan dari tali yang ia ikatkan di pinggang. Pria itu mulai memanjat naik.
"Kamu nggak papa, kan?" tanya beberapa pria yang ternyata anak buahnya Surya yang baru saja tiba di sana.
"Tolong angkat saya!" pinta Richo.
Beberapa pria itu membantunya keluar dari sumur. Richo mengatur napasnya kembali. Ia melihat Surya yang juga ikut terluka.
"Kenapa dengan, Om Surya?" tanya Richo dengan panik.
"Tenanglah, beliau masih hidup. Ambulance juga akan segera datang," sahut pria itu.
"Lalu, siapa pria yang ada di dalam sana?" tanya salah satu anak buahnya Surya yang melihat seorang pria meminta tolong.
"Tolong, tolong aku!" teriak pria itu dari dalam sumur. Namun, arwah-arwah yang berada di sekelilingnya segera menenggelamkan tubuh pria itu yang diduga seorang dukun.
Kemudian, para polisi mengangkat beberapa tubuh dari sumur, termasuk tubuh seorang pria yang sudah tidak bernyawa tadi. Mereka semua mencium bau busuk yang sangat menyengat.
Setelah dilakukan penyelidikan. Pria itu bernama Mbah Prayitno. Seorang pria yang diduga membunuh beberapa orang untuk dijadikan tumbal agar kekuatan pria itu makin sakti.
Beberapa potongan tubuh manusia juga ditemukan di dalam sumur itu. Beserta sisa potongannya, yang ia kubur di tengah hutan.
***
Nessa dan Ibunya segera berlari ke rumah sakit di mana ayahnya sedang dirawat. Ia bertemu dengan Richo yang tubuhnya basah kuyup. Nessa segera memeluk kekasihnya itu.
"Untung kamu nggak papa, Ric. Aku khawatir banget," isak Nessa.
"Aku nggak papa, kok. Syukurlah, karena kamu juga sudah kembali," ujar Richo membelai rambut kekasihnya itu.
Seorang dokter keluar dari kamar pasien.
"Bagaimana, Dok. Keadaan Ayah saya?" tanya Nessa.
"Untungnya, luka beliau tidak terlalu parah. Tapi tetap saja, untuk beberapa hari ini, beliau harus memakai gips di lehernya," saran Dokter itu.
"Terimakasih, Dok. Atas bantuannya," ujar Fatim.
Dokter itu pergi meninggalkan mereka. Lalu mereka semua masuk mendatangi pria yang terbaring di atas ranjang.
"Ayah!" isak Nessa memeluk tubuh pria itu.
"Ouch," ujar pria itu seraya terbangun.
"Ayah sudah siuman?" tanya istrinya.
"Sudah dong. Kan, Ayah kuat," celetuk pria itu yang masih bisa bercanda di saat seperti ini.
"Ayah, bikin kaget aja," ujar Nessa sedikit kesal.
"Untunglah kalian berdua nggak papa," sahut Surya.
"Maafin saya, Om. Ini semua salah saya," ujar Richo dengan rasa menyesal.
"Jauh-jauh hari, saat kalian mulai berpacaran. Om tahu akan mengalami hal-hal seperti ini. Om juga tahu, siapa pria yang dicintai anak Om ini. Kamu nggak usah merasa bersalah, Ric. Ini semua ujian. malah Om bangga sama kamu, karena berani berkorban untuk Nessa," jelas pria itu sembari tersenyum.
"Makasih, Yah. Ayah emang yang terbaik," ujar Nessa.
"Terimakasih, Om. Karena sudah memahami posisi saya," sahut Richo.
"Nessa, sebaiknya kamu bawa Richo ke ruang perawatan! Dia juga terluka," pinta Fatim.
"Eh, aku baru ingat. Ayo, Ric," pinta Nessa.
"Nggak usah lah. Ini luka kecil, kok," tolak Richo.
"Luka kecil juga bisa jadi besar tau. Udah, ayo ikut aku." Nessa tetap menggiring pria itu.
Setelah suster mengobati luka yang didapat Richo. Kemudian, menyuruh pria itu berganti baju pasien. Karena bajunya basah kuyup. Nessa masuk dan menemui kekasihnya. Wanita itu langsung memeluk tubuh Richo lagi.
"Ouchhhh," rintih pria itu karena merasa sedikit sakit di bagian punggung.
"Maaf, apa itu sakit?" tanya Nessa.
"Dikit, kok. Nggak papa," ujar pria itu seraya membelai rambut kekasihnya.
"Maaf, ya? Aku selalu menempatkanmu dalam bahaya," ujar Richo.
"Walau aku dalam bahaya Aku yakin kamu akan datang menolongku, Ric," sahut Nessa.
"Pasti itu, karena aku nggak mau kehilangan kamu," ujar pria itu.
Nessa menatap Richo. "Tapi Ric, aku ngerasa kalau kamu nyium aku, ya? Waktu di sumur?" tanya wanita itu penasaran.
"Hah. Masak, sih?" sahut Richo beralasan. Pria itu merunduk malu.
"Ah, beneran. Huh, nggak seru. Masak, ciuman pertamaku kayak gitu," keluh Nessa seraya cemberut.
Richo tersenyum kecil dan menatap wajah kekasihnya.
"Sini kamu! Aku akan perbaiki ciuman pertamamu itu," ujar Richo lalu mengecup bibir kekasihnya yang mungil.
Nessa tersenyum sambil menikmati ciuman dari pria itu. Nessa memeluk tubuh Richo seakan tak ingin melepaskannya lagi.
***
Beberapa hari kemudian, Richo dan lainnya tampak berada di tanah perkuburan. Mereka menguburkan semua potongan badan yang mereka temukan dari sumur keramat. Berharap arwah mereka tenang di alam baka.
Beberapa sosok terlihat menyapa Richo dan tersenyum bahagia. Kini mereka terlepas dari sumur keramat itu.
***
Di tengah malam yang sepi terlihat seorang pria sedang menimba untuk mengambil air dari sumur.
“Gini, nih. Kalau orang miskin, ngambil air aja harus ngantri. Enak tuh, tengah malam begini. Nggakk ada yang ganggu, jadi bebas mau ngambil sebanyak apa pun,” gumam pria itu seraya terkekeh.
Pria itu mulai menarik timba air ke atas. Namun, entah kenapa terasa berat. “Waduh! kok berat gini, sih,” gerutu pria itu seraya terus menarik.
Dengan napas yang terengah-engah, ia menarik timba itu. Berharap segera mendapatkan air. Namun, apa yang ia dapatkan. Sebuah kepala berambut panjang dan wajahnya yang mengerikan, sudah nangkring di dalam timba itu.
“Archhhhhh, Kunti sialannn!!” Ia segera berlari dan membuang kembali timba itu hingga jatuh ke sumur.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top