The Ex Tries To Back With Him (1)

Hello, good morning 😄😄😄

Hope you all are healthy and in good condition

Please enjoy this story

Happy reading

😊😊😊











🌹🌹🌹🌹🌹

















"Setiap manusia banyak berbuat salah (dosa). Dan sebaik-baik dari orang-orang banyak berbuat salah (dosa) adalah orang-orang yang banyak bertaubat."
(HR. Tirmidzi)

Sudah hampir seminggu wanita itu, mantan istri Daaniyaal berkunjung ke rumah. Bahkan setiap hari dia mendatangi rumah ini untuk bertemu dengan ketiga anaknya dan mantan suaminya. Ai tidak tahu mengapa wanita ini sering berkunjung. Seperti hari sabtu ini, wanita itu berkunjung lagi.

"perkenalkan, nama saya Ai. Saya istrinya mas Daaniyaal," kata Ai memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum

"saya Elmira, ibu dari anak-anak dan juga mantan istri mas Daaniyaal," jawab wanita itu sambil membalas senyuman dan jabatan tangan Ai

Ai tersenyum dan menganggukkan kepala, "maaf, saya panggilnya mba Elmira saja, ya. Biar sopan."

"ngga apa-apa. Terserah saja," jawab Elmira dengan nada acuh

"maaf sebelumnya, mba Elmira ada apa kemari?" tanya Ai

"oh...Aku kesini mau ajak anak - anak keluar. Mumpung mereka libur. Udah lama ngga ketemu," jawab wanita itu sambil tersenyum angkuh

"kemarin sudah janjian sama mereka. Mereka sudah tahu," lanjut Elmira saat Ai akan berucap

"oh.... Mungkin mereka sekarang lagi siap - siap. Mau pergi jam berapa?" tanya Ai

Wanita itu melihat jam yang terpasang di dinding ruang tamu. Waktu menunjukkan pukul 9 pagi, kemudian Elmira menjawab, "mungkin sekitar pukul 09.30."

"huuuu...... Nda......huuuu....."

Terdengar suars tangisan keras yang menghentikan pembicaraan dua wanita itu. Suara itu semakin keras. Terlihat seorang perempuan menggendong anak kecil yang sedang menangis. Anak itu terlihat meronta.

"nda...... Huuu......" si kecil memanggil bundanya lagi saat tahu kalo bundanya terlihat oleh pandangannya

"maaf, Nyonya. Den Dion nangis terus. Dia mencari bundanya," perempuan itu berjalan menghampiri Ai yang berada di ruang tamu dengan memasang nada tidak enak karena mengganggu sang majikan dengan tamunya

"ngga apa-apa, mba. Bawa sini Dion nya!" kata Ai dengan tersenyum. Ai beranjak dari duduknya dan mengambil Dion dari gendongan baby sitter-nya.

Ai langsung menghapus air mata Dion yang membasahi pipi gemuknya. Dia membawa tubuh kecil itu ke dalam pelukannya kemudian membelai punggung si kecil dengan gerakan lembut dan penuh kasih sayang. Gerak - gerik Ai tidak lepas dari pandangan seorang wanita yang berada di hadapannya. Wanita itu memandang iri dengan apa yang dia lihat. Harusnya dia yang melakukan itu ke anaknya. Harusnya anak itu memanggilnya ketika menangis.

"kamu bisa pergi, Kia!" Ai menyuruh Ai

"iya, Nyonya. Maaf menganggu anda," jawab Kia, pengasuh Dion

"ngga apa-apa. Terima kasih," kata Ai sambil tersenyum

"sama-sama, nyonya. Saya permisi," kata Kia dan kemudian dia pergi ke dalam

"apa itu Dion?" gerakan Ai terdiam saat mendengar pertanyaan itu yang seperti nada ingin tahu

"iya, ini Dion kecil," jawab Ai sambil tersenyum dan menciumi seluruh wajah Dion, membuat si kecil tertawa kencang. Seakan ingat sesuatu. Ai pun langsung menatap wanita itu kemudian berganti menatap Dion.

"Dion... Lihat itu!" Ai memindahkan posisi gendongan Dion agar mudah melihat orang yang ditunjuk Ai, "itu mam, Dion."

Dion hanya diam saja. Dia malah bergerak ingin memeluk bundanya, tetapi Ai memaksa si kecil untuk tetap pada posisinya sekarang. Ai berjalan mendekati Elmira dengan Dion yang bergerak - gerak tidak mau mendekati wanita itu.

"ini mama, Dion. Ini mamanya Dion," kata Ai sambil menyerahkan Dion ke Elmira

"Dion.... Ini mama, sayang," kata Elmira sambil mersih Dion

Dion enggan dengan wanita itu. Dia bergerak - gerak untuk menolaknya. Ai terpaksa meletakkan Dion pada tangan Elmira yang sudah siap menerima Dion. Saat Dion berada di pelukan Elmira, Dion langsung menangis keras dia berontak di pelukan sang mama.

"huaaaaa......nda......nda....huaaaaaa....." suara tangis Dion terdengar keras dan kencang. Bahkan anak Itu mencoba meraih bundanya dengan tangan kecilnya.

Elmira yang melihat penolakan anak yang dilahirkannya yang belum genap setahun itu, langsung menyerahkan Dion kepada Ai lagi dengan perasaan sedih. Dia merasa sedih karena anak itu menolaknya. Ai langsung menerima Dion dan memeluknya. Dion langsung memeluk bundanya dengan erat yang masih menangis, meski tidak sekeras tadi. Ai mengelus punggung Dion dengan lembut dan penuh kasih sayang, agar putra kecilnya itu segera meredakan tangisnya.

"maaf, mba," kata Ai merasa bersalah sambil menenangkan Dion, "ngga biasanya Dion nangis kayak gini."

"ngga apa-apa. Mungkin Dion belum terbiasa di dekat saya," jawab Elmira dengan nada sedih

"maaf, mba. Mba nya sering - sering kesini aja. Biar Dion terbiasa melihat mba Elmira," kata Ai tersenyum dan dibalas senyuman oleh mba Elmira

Seketika Ai terkejut dengan ucapannya sendiri. Ada rasa menyesal ketika Ai meminta mba Elmira untuk datang lagi kesini. Berbagai pikiran buruk terbayang.

'Bagaimana jika anak - anak akan tergantung dengan mba Elmira? Bagaimana jika anak - anak lebih memilih mba Elmira? Bagaimana jika nanti Ai ditinggalkan? Tapi Ai berusaha menepis pikiran itu. Seharusnya Ai tidak boleh berpikiran buruk. Karena, mba Elmira adalah ibu kandung dari anak-anak, Ai tidak boleh menjauhkan mereka dari ibu kandungnya. Seharusnya Ai mendukung, jika anak - anak mengenal ibu kandungnya meski kedua orang tua mereka sudah berpisah.'

"mama......" lamunan Ai buyar saat mendengar suara teriakan dari anak perempuan, yaitu Nina.

Gadis itu terlihat ceria dan bahagia melihat mama nya yang berada di ruang tamu. Dia berlari menghampiri mamanya dan memeluknya. Terlihat Nino berjalan di belakang Nina. Dia berjalan dengan santai menuju mama nya dan kemudian memeluknya. Melihat itu, membuat Ai iri. Padahal baru beberapa bulan Ai bisa akrab dan Berkomunikasi dengan Nino dan Nina, sekarang dia harus tersingkir karena kedatangan ibu kandungnya. Tapi Ai tidak egois. Ai merasa senang bahwa Nino dan Nina menerima ibu kandungnya.

"jadi pergi, ma?" tanya Nina dan saat itu Daaniyaal sudah berada di samping Ai. Dia mencium pipi Dion yang basah kemudian mencium ujung kepala Ai dengan penuh perasaan.

"jadi dong," jawab Elmira

"putra papa kenapa? Kok pipinya basah?" kata Daaniyaal ketika mencium wajah Dion yang basah

"ngga ada apa-apa, mas. Cuman rewel aja," Ai berbohong kepada Daaniyaal, karena takut jika jawabannya menyakiti mba Elmira

"dia nangis waktu aku mau coba gendong dia. Maaf," mba Elmira menjawab dengan nada tidak enak

Daaniyaal hanya menganggukkan kepalanya, "ayo Dion! Sama papa," Daaniyaal merentangkan tangannya dan Ai menyerahkan Dion ke gendongannya. Dion langsung memeluk leher papa nya dengan erat dan meletakkan kepalanya di bahu kokoh sang papa.

"ayo ma, pergi sekarang!" rengek Nina

"okay. Udah siap, kan?" tanya Elmira

"udah ma," jawab Nina dengan semangat

"mas, aku bawa anak - anak jalan - jalan dulu ya," pamit Elmira kepada Daaniyaal

"iya, hati-hati di jalan," jawab Daaniyaal

"papa, aku pergi dulu," pamit Nina sambil berjalan
mendekati Daaniyaal untuk mencium tangannya begitu juga kepada Ai

Nino berjalan ke Daaniyaal dan melakukan hal yang sama seperti Nina, kemudian berpindah ke bundanya, "Nino pergi dulu, bunda."

"iya, hati - hati ya! Jaga adikmu ya!" kata Ai

"Assalamualaikum....." Nino dan Nina mengucap salam dan berjalan keluar bersama sang mama

"wa'alaikumsalam...." jawab Ai dan Daaniyaal bersamaan sambil berjalan keluar untuk mengantar mereka pergi

Nino dan Nina berjalan menuju mobil yang dibawa oleh Elmira. Elmira duduk si kursi pengemudi sedangkan di sampingnya ada Nino. Nina duduk di bagian belakang. Terlihat mobil mulai berjalan meninggalkan rumah Daaniyaal.

"ayo masuk!" aja Daaniyaal

Ai pun masuk dengan Daaniyaal yang memeluk pinggang Ai dan tangan satunya digunakan untuk menggendong Dion. Mereka berjalan menaiki tangga dan menuju kamar Dion. Ai dan Daaniyaal menemani Dion tidur karena ini adalah waktunya Dion tidur.

"mas," panggil Ai dengan tangan yang membelai kepala Dion

"ada apa sayang?" jawab Daaniyaal

"boleh Ai tanya sesuatu?" kata Ai sedikit takut

"tanya apa?" kata Daaniyaal

"em..... Bolehkah aku bertanya tentang mba Elmira?" tanya Ai dengan nada hati - hati

Daaniyaal menatap Ai dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia diam. Kemudian Ai melanjutkan ucapannya, "kalo mas Daaniyaal tidak mau bercerita, juga tidak apa-apa, mas. Maaf kan Ai."

Daaniyaal menghela napas sejenak dan berucap, "tidak apa-apa. Kamu berhak tahu, sayang. Maaf kalo dulu mas hanya cerita sedikit. Mas akan cerita."

Daaniyaal pun mulai bercerita dengan Ai yang berada di sampingnya. Ai mendengar cerita Daaniyaal sambil membelai kepala Dion.

















🌹🌹🌹🌹🌹



















Enough for today

Don't forget to vote and comment

Follow fanyawomenly

Thank you have vote and comment my story

Thank you have read my story

😁😁😁

Have a nice day

😉😉😉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top