Move In Town (1)

Hello, good morning

Hope you are in gokd and healthy condition

Semoga kita dan keluarga selalu diberi kelancaran dan kesabaran dalam menjalankan ibadah puasa, ibadah wajib dan sunnah di bulan suci Ramadhan ini

Aamiin Aamiin Aamiin

😊😊😊

Please enjoy this story

Happy reading

🙂🙂🙂











🌹🌹🌹🌹🌹















"Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu……." (At Thalaq ayat 6)


Setelah acara pernikahan Daaniyaal dan Ai yang berlangsung seminggu yang lalu. Mereka tampak bahagia sebagai sepasang pengantin baru. Tapi sayang mereka harus terpisah. Mereka tidak tinggal bersama.

Daaniyaal dan Ai hanya bersama setelah acara ijab qabul yang diteruskan dengan resepsi pernikahan. Mereka berdua tidur bersama di kamar Ai yang sudah dihias sedemikian cantik. Tapi hanya bisa dinikmati semalam saja. Bahkan mereka tidak melakukan hubungan suami istri karena efek kelelahan.

"sudah, sayang,“ kata Daaniyaal untuk kesekian kalinya kepada istri barunya itu

"apa ngga bisa kalo ngga gitu?" tanya Ai yang masih menangis

Daaniyaal memeluk istri cantiknya itu dan berkata, "aku juga pengennya sama kamu terus, tapi ngga mungkin aku ajak kamu tidur di kontrakan. Disitu ada Toni dan Riky. Meski mereka temanku, tapi aku ngga mau kalo harus berbagi tempat tinggal sama kamu," kata Daaniyaal menjelaskan

"tapi, mas Daaniyaal bakal sering kesini kan?" tanya Ai dengan suara sesengukkannya

"iya, mas akan sering kesini. Mas akan antar kamu dan jemput kamu ke sekolah," jawab Daaniyaal sambil mencium ujung kepala istrinya itu dan istrinya hanya bisa mengangguk dalam pelukannya

"nanti kalo kerjaan mas udah selesai disini, kamu ikut mas ya, ke kota!" kata Daaniyaal yang sedang membelai punggung istri kecilnya itu

Ai melepas pelukannya dan menatap sang suami dengan pipi yang basah karena tangisnya tadi, "ke kota?"

Daaniyaal menganggukkan kepala dan menyentuh pipi istrinya itu untuk menghapus sisa air mata, "iya ke kota. Nanti kamu tinggal sama aku dan anak - anakku disana."

"berarti nanti aku ninggalin ibu dan bapak di sini dong. Berarti nanti ibu dan bapak sendirian," kata Ai merasa terkejut

"iya, mas tidak bisa kalo ninggalin kamu disini dan mas kembali ke kota sendiri. Kalo kamu disini, mas nanti jarang mengunjungimu, karena kerja mas saja sering keluar kota. Jadi mas mau, kamu ikut mas ke kota, ya?" Daaniyaal meminta Ai

Ai tidak menjawab. Dia hanya diam saja. Kemudian Daaniyaal mencium pipi istrinya yang sekarang sudah basah lagi karena air mata. Kemudian Daaniyaal memeluk istrinya itu.

Hari ini Ai sering menangis. Karena suaminya tidak bisa tinggal bersamanya. Kemudian rencana suaminya yang membuatnya terkejut serta sedih. Karena Ai harus meninggalkan kedua orang tuanya di desa. Ai harus mengikuti sang suami yang akan kembali ke kota. Sekarang Daaniyaal sedang berbicara dengan bapak mertuanya untuk meminta ijin dan bantuan, agar Ai mau diajak ikut ke kota bersama dengan dirinya.

"maaf, pak sebelumnya. Mungkin Daaniyaal tidak bisa tinggal disini, karena saya harus menyelesaikan tugas saya dalam pembangunan jembatan. Karena jembatan itu memang harus segera diselesaikan," kata Daaniyaal kepada mertuanya, pak Sulaiman

"tidak apa-apa, nak. Karena itu memang pekerjaan nak Daaniyaal. Harus segera diselesaikan agar bisa digunakan untuk desa sebelah," jawab pak Sulaiman.
Meski memang sedikit kecewa, tetapi kenyataannya mantunya itu orang penting. Jadi pak Sulaiman tidak bisa egois karena pembangunan jembatan itu untuk kepentingan semua orang.

"bukannya saya tidak ingin bersama dengan Ai, pak. Tapi tidak mungkin saya mengajak Ai tinggal di kontrakan saya yang isinya kedua teman saya dan itu laki-laki semua," kata Daaniyaal mengungkapkan alasannya

"bukannya saya tidak bisa tinggal disini. Tetapi pembangunan jembatan sudah tahap finishing. Jadi kami harus ekstra untuk memantaunya," lanjut Daaniyaal

"iya, nak. Bapak mengerti. Coba kamu bicara dengan Ai pelan - pelan, biar dia mengerti posisi kamu," saran mertua Daaniyaal

"iya, pak. Saya sudah mengatakannya kepada Ai. Tetapi Ai hanya diam saja," kata Daaniyaal dengan suara pelan. Dia merasa bersalah dengan Ai, sang istri.

"tidak apa-apa, nak. Namanya juga pengantin baru. Pengennya bareng terus," kata pak Sulaiman sambil tertawa, "nanti saya akan bicara sama Ai, biar dia bisa mengerti posisi nak Daaniyaal."

"emmmm…… Saya juga ingin menyampaikan maksud saya. Bulan depan kerja saya disini sudah selesai dan saya harus kembali ke kota," perkataan Daaniyaal terhenti dan pak Sulaiman menatap Daaniyaal dwngan ekspresi bingung karena menunggu lanjutan ucapan mantunya itu

Daaniyaal menghela napasnya untuk mengatur detak jantungnya yang tidak beraturan. Dia takut jika rencananya ini ditolak oleh bapak mertuanya. Karena Ai adalah Putri satu - satunya dan tidak diijinkan untuk mengikutinya ke kota.

"saya berencana akan membawa Ai ke kota, pak. Saya akan mengajak Ai untuk tinggal di kota, dimana saya tinggal, pak,“ lanjut Daaniyaal sedikit takut

"iya nak, bapak tahu. Saya memang bukan orang yang berpendidikan seperti nak Daaniyaal dan Ai. Tapi saya tahu, maksud dari nak Daaniyaal. Ini resiko kalo punya anak. Apalagi anak perempuan. Ada waktunya kalo saya harus melepasnya dan mengijinkannya," kata mertua Daaniyaal

"saya akan mengijinkannya, karena sekarang Ai adalah tanggung jawab nak Daaniyaal. Saya hanya berpesan. Tolong jangan sakiti Ai meski dia istri kedua nak Daaniyaal," lanjut sang mertua dengan nada berharap

"iya pak, insyaallah saya akan menjaga dan selalu melindungi Ai serta menyayangi dan mencintainya," jawab Daaniyaal dengan mantap

"apa Ai sudah tahu tentang rencana nak Daaniyaal?" tanya pak Sulaiman

"sudah tahu pak, tapi Ai hanya diam saja," jawab Daaniyaal dengan ekspresi muram

"nanti saya bicara dengan Ai dan membujuknya untuk menyetujui rencana nak Daaniyaal," kata pak Sulaiman

"terima kasih pak," jawab Daaniyaal dengan bahagia

Daaniyaal tiba di kontrakannya setelah mengantar sang bapak mertua pergi ke sawah. Awalnya dia mengantar Ai ke sekolah. Kemudian dia kembali lagi ke rumah mertuanya untuk membicarakan masalahnya dengan Ai. Untung saja mertuanya itu mengerti posisinya. Jadi Daaniyaal merasa tenang. Apalagi bapak mertuanya akan membujuk sang istri untuk ikut dengannya.

"kenapa mukamu kusut gitu?" tanya Riky yang berada di teras rumah kontrakan. Dia sedang menikmati suasana pagi.

Daaniyaal turun dari motor yang dipinjamnya seminggu ini. Dia meminjam motor milik mandor yang dia pekerjakan. Dia berjalan mendekati Riky dan duduk di kursi samping Riky. Daaniyaal tidak menjawab pertanyaan Riky. Dia duduk sambil memejamkan matanya. Menghilangkan rasa lelah.

"aku baru tau kalo pengantin baru, dalam satu minggu bisa lemes kayak gini? Bukannya masih tahap seneng - senengnya, ya?" kata Riky heran

Toni datang dari dalam rumah menghampiri kedua temannya yang berada di luar. Tanpa sengaja dia mendengar ucapan Riky. Dia pun berkata, "gimana? Masih masalah yang itu?"

Daaniyaal yang mendengar pertanyaan Toni hanya bisa menganggukkan kepala, "kamu harus bersabar ngadepin istrimu itu. Coba bayangkan, masa ada orang baru nikah, tinggalnya pisah, padahal masih satu kompleks," Toni memberi penjelasan

"betul kata Toni. Kenapa sih, Ai ngga kamu aja tinggal disini aja?" kata Riky menambahi

"ngga mungkinlah aku ngajak Ai tinggal disini. Kalian berdua aja tinggal disini. Belum lagi kalo ada pertemuan sama yang lain. Nanti banyak laki-laki disini. Ngga tenang aku, kalo Ai di tempat yang banyak laki-lakinya," kata Daaniyaal dengan nada tidak suka

"betul juga sih. Tapi kenapa bukan kamu aja yang tinggal di rumah Ai?" tanya Riky lagi

"ngga mungkin juga aku tinggal disana. Proyek ini kan sudah hampir selesai. Kita pasti akan sibuk untuk penyelesaiannya. Daripada aku tinggal disana tapi pulang malam terus. Kan mending kita pisah sebentar, sampai proyek ini selesai. Toh juga minggu depan udah selesai kan jembatannya," kata Daaniyaal menjelaskan

"betul juga. Tapi kan kalo udah selesai, kita harus kembali ke kota, terus gimana?" tanya Toni

"itu yang sekarang bikin aku pusing. Ai ngga jawab rencanaku yang akan membawanya ke kota, buat tinggal di rumah," jawab Daaniyaal dengan nada lesu

"ya, gimana ya? Posisi istrimu itu kan anak tunggal. Dia juga mungkin ngga rela kalo ninggalin orang tuanya. Apalagi orang tuanya udah tua. Pasti Ai tidak tega," kata Toni

"tapi kan harusnya dia ngertiin suaminya dong. Kan suaminya itu kerjanya bidang konstruksi, dia sering keluar buat ngerjain project. Masih untung cuman kontraktor lho. Coba kalo pelayaran. Setahun cuman bisa ketemu sekali aja," kata Riky yang tidak begitu menyukai sifat manja istri Daaniyaal itu

"kamu bisa ngomong gitu, karena belum ngalamin. Coba kalo besok nikah, nasibmu kayak gini. Pusing tuh kepala," kata Toni yang merasa jengkel demgan temannya yang egois

"udah, kamu omongin baik - baik sama Ai! Ajak pelan - pelan aja! Jangan sambil emosi! Soalnya aku juga pernah ada di posisi kayak gini. Dulu Rania malah pernah nolak buat ikut aku. Dia malah santai aja waktu aku bilang 'jarang bisa ke rumahnya.' aku malah yang kalang kabut," cerita Toni

"minta bantuan ke mertuamu. mungkin beliau bisa bantu," saran Toni

"aku udah cerita sama bapak. Katanya, beliau akan berusaha membujuk Ai biar mau aku ajak ke kota," jawab Daaniyaal

"baguslah. Ternyata mertuamu pengertian juga," kata Riky

Toni hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Riky, "moga aja Ai mau diajak ya. Biar nanti bisa jadi temennya Rania," kata Toni menyemangati
Daaniyaal hanya bisa menganggukkan kepala dan meng-aamiin-i serta berharap bahwa mertuanya bisa membujuk istrinya untuk diajak tinggal di kota.













🌹🌹🌹🌹🌹













Enough for today

Don't forget vote and comment

Follow fanyawomenly
Follow IG @greenalam1357, ntar aku foll back

😁😁😁

Kemarin sempat pergi ke rumah sakit karena dapet jadwal vaksinasi. Tapi sayangnya, waktu disana malah sesak napas terus pusing n batuk. Akhirnya vaksinasi diundur

🤣🤣🤣

Dikarenakan kecemasan yang tidak berarti

🤭🤭🤭

Thank you have vote and comment my story

Thank you have read my story

Selamat berpuasa
Jangan lupa zakat fitrah dan mal nya. Tetap tadarus Qur'an ya!

😊😊😊

Have a nice day

😉😉😉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top