I Want A Baby (1)
Hello, good morning
We meet again in Saturday 😁😁😁
Hope you all are healthy and in good condition
Please enjoy this story
Happy reading
😉😉😉
🌹🌹🌹🌹🌹
"Sabar itu pada awal musibah." (HR. Bukhari Muslim)
Sekarang Ai sedang dalam perjalanan, setelah kedua anaknya berangkat sekolah dan memandikan Dion, serta membersihkan semua barang kotornya. Pekerjaan rumahnya sudah selesai dikerjakan karena Daaniyaal yang masih di luar kota, jadi hanya sedikit barang yang dibersihkan.
Ai langsung keluar rumah dengan berpakaian rapi, yaitu memakai tunik dengan celana panjang, tidak lupa jilbab yang dibelikan oleh Daaniyaal dulu saat di mall. Dia pergi diantar oleh pak Diman, sang sopir. Hari ini Ai meninggalkan Dion di rumah. Jika Dion dibawa, takut jika terjadi apa-apa dengan Dion. Jadi sekarang Dion bermain ditemani oleh Kia, sang pengasuh.
Jalanan tidak terlalu padat, karena waktu menunjukkan pukul 8. Itu tandanya, tempat yang dia tuju pastilah sudah buka. Anak sekolah juga sudah hampir tidak terlihat berlalu lalang di jalan raya. Ai memang sudah merencanakan untuk pergi ke tempat yang dia tuju sekarang, setelah Rania memberikan saran ketika dia berkunjung lusa lalu.
Flashback on
"udah berapa bulan?" tanya Ai yang melihat perut buncit Rania
"ini jalan 8 bulan," jawab Rania sambil mengelus perut buncitnya dengan gerakan pelan dan terlihat ekspresi penuh sayang
"wah… berarti bentar lagi lahiran dong," kata Ai dengan nada senang dan Rania menganggukkan kepalanya
"wah… adeknya Abang mau lahir nih! Pasti abang senang mau lihat adek!" Ai mengajak anak pertama Rania yang sedang bermain dengan Dion
Anak kecil itu memandang Ai karena merasa dipanggil dan kemudian dia menganggukkan kepalanya setelah mendengar ucapan Ai, "adek abang perempuan," laki-laki itu menjawab dengan nada senang
"jadi anak kedua perempuan?" tanya Ai memastikan
"iya. Aku mengandung anak perempuan," jawab Rania dengan nada sedang
"ih…. Senangnya mau punya bayi lagi,“ Ai terdengar antusias
"kalo kamu gimana?" udah isi?" tanya Rania dan Ai menggelengkan kepalanya dengan ekspresi sedih
"ngga apa-apa. Mungkin belum rejekinya," kata Rania sambil mengelus bahu Ai dengan gerakan lembut untuk memberi semangat
"tapi kamu sering konsultasi kan ke dokter?" tanya Rania dan dijawab gelengkan oleh Ai lagi
Rania melihat raut wajah Ai yang sedih, merasa bersalah telah menanyakan hal tersebut. Rania juga masih mengelus bahu Ai dengan lembut. Kemudian Rania teringat sesuatu.
"mmmm…..mungkin kamu bisa berkunjung ke dokter kandungan," Rania berkata
"buat apa? Kan aku ngga hamil. Maska iya, aku ke dokter kandungan. Mba Rania aneh - aneh aja deh!" jawab Ai dengan suara tawanya
"yah… dokter kandungan itu ngga hanya didatangi kalo lagi hamil, kayak dokter gigi yang didatangi pasien yang sedang sakit gigi," Rania menghembuskan napasnya, "dokter kandungan juga bisa untuk konsultasi masalah kehamilan atau organ reproduksi. Ai bisa tanya - tanya ke dokter. Kayak kesuburan, kondisi alat reproduksi, program kehamilan juga bisa. Pokoknya banyak deh."
"seriusan?" tanya Ai dengan nada tak percaya
"iya. Aku juga sering konsultasi ke dokter kandungan juga kok," jawab Rania sambil menganggukkan keoala dna tersenyum kepada Ai
"aku kira dokter kandungan cuman mau memeriksa ibu hamil aja hihi…" kata Ai sambil nyengir
"ngga.." jawab Rania sambil menggelengkan kepalanya
"dokter kandungan bu siapa? Mungkin kamu bisa kasih aku rekomendasi dokter kandungan yang bagus," tanya Ai dengan nada penuh semangat
"aku pake dokter kandungan di rumah sakit besar disini, tapi swasta," jawab Rania
"Siapa? Mungkin aku juga bisa konsultasi ke dokter tersebut?" kata Ai
"namanya dr. Lita. Kamu bisa konsultasi ke beliau," kata Rania
"okay. Aku akan konsultasi ke dr. Lita, sama kayak mba Rania. Biar aku bisa tanya - tanya juga ke mba Rania hihi…" kata Ai antusias sambil nyengir
"kamu kunjungi saja rumah sakit besar swasta, karena tempat mas Toni bekerja, menfasilitasi kesehatan di rumah sakit itu," Rania menjelaskan
"jadi kamu cukup bilang aja, kalo kamu keluarga nya pak Daaniyaal! Pasti petugasnya tahu," lanjut Rania
Ai menganggukkan kepala mendengar ucapan Rania, "okay. Kapan - kapan aku akan ke rumah sakit itu untuk berkonsultasi. Terima kasih mba Rania," Ai tersenyum.
Flashback off
"saya masuk dulu ya pak! Nanti kalo saya sudah selesai, pak Diman saya telepon," kata Ai sebelum keluar dari mobil
Ai berjalan memasuki gedung besar itu. Walaupun jam masih menunjukkan pukul 8 dan terlihat baru saja buka, namun banyak orang yang sudah berkumpul dan mengantri. Bahkan, di loket yang masih terpampang tulisan 'TUTUP' banyak juga orang - orang yang berdiri di depannya untuk mengambil nomor antrian.
Selang beberapa menit Ai memasuki ruang loket, tulisan 'TUTUP' sudah berganti dengan tulisan 'BUKA'. Orang-orang langsung berbondong - bondong untuk mengambil nomor antrian. Loket yang padat hanya yang ada keterangan 'BPJS'. Sedangkan yang bertuliskan 'ASKES/MANDIRI' hanya segelintir orang saja. Bahkan tidak lebih dari 10 orang.
Ai berjalan menuju loket bertuliskan 'ASKES/MANDIRI', seperti yang diberitahukan Rania dulu. Ai mengambil nomor antrian dan duduk di kursi tunggu yang sudah disediakan. Ai melihat nomor antrian yang dia pegang, ternyata dia mendapat nomor 7. Sudah hampir setengah jam Ai menunggu. Akhirnya nomor antriannya dipanggil juga oleh petugas.
"mana kartu ASKESNYA?" tanya sang petugas
"emmm….. Maaf. Saya ngga ada kartu ASKES, karena saya baru saja pindah kesini," jawab Ai
"kalo kartu KK nya?" tanya petugas itu lagi
"maaf, kartu KK nya ngga saya bawa, gimana?" Ai bingung
Petugas itu terlihat jengkel dengan jawaban Ai, kemudian bertanya dengan nada ketus, "ya sudah. Bisa sebutkan kepala keluarga di dalam KK?"
"namanya Muhammad Daaniyaal Aldijaya," jawab Ai dan petugas tersebut langsung mengetik nama yang disebutkan Ai tadi
"anda atas nama siapa?" tanya sang petugas
"nama saya Alaika Putri Yahya," jawab Ai dan terdengar suara ketikan di komputer
"maaf, pada kartu kesehatan Muhammad Daaniyaal Aldijaya, atas nama Alaika Putri Yahya tidak masuk dalam," jawab sang Petugas
🌹🌹🌹🌹🌹
Enough for today
Tunggu lanjutannya di sabtu depan ya 😊😊😊
Don't forget vote and comment
Follow this account fanyawomenly
Thank you have waited this story
Thank you have read this story
Thank you have voted and commented
Have a nice day
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top