What Should I Say?
Hello good afternoon
Hope you are in good and healthy condition
Please enjoy this story
Happy reading
😊😊😊
🌹🌹🌹🌹🌹
Walaupun memang aku menyukainya, dan berharap bisa selalu di sampingnya, meski hanya sebagai teman. It’s okay, never mind. Dia yang akan membantuku saat kuliah, juga membuatku sedikit berharap, bahwa kami akan semakin dekat. Tapi untuk pertanyaan yang dia lontarkan padaku saat ini, seperti sebuah mimpi yang berharap aku ingin bangun.
“be my girlfriend please?” tanyanya lagi padaku
Aku ingin melempar sepatuku ke arah laki-laki yang ada di depanku. Bagaimana bisa dia melontarkan candaan di saat seperti ini. Aku sudah kebingungan karena dia tidak melanjutkan kuliah di jurusan yang sama denganku.
Aku bahkan sudah menangis karena menyerah untuk melanjutkan kuliah dan berencana untuk bekerja saja. Awalnya aku sedikit senang dan bersyukur karena memiliki harapan karena dia akan membantuku mencari beasiswa dan kerja freelance. Sekarang itu semua hanya mimpi belaka.
“jangan bercanda, seriusan dikit napa?” tanyaku dengan nada ketus
“ini aku serius Sica Jessica,” katanya tidak kalah ketus
“aha… kamu kan sukanya sama Dara, masak tanya kayak gitu ke aku, kamu pasti lagi latihan ya buat nembak Dara,” kataku
“ngga, ngapain aku latihan, memang pertanyaan itu untuk kamu, buka untuk Dara!” jawabnya langsung
“ngga percaya aku, udah lah ngaku aja, sebelum aku ke-geer-an nih haha…. “ kataku meminta dia jujur
Walaupun sebenarnya, jika pertanyaan itu memang untukku, aku merasa sangat senang, sangat – sangat senang. Berharap ini nyata dan ini benar-benar terjadi. Tapi aku harus menolak kenyataan ini dan berpikir logis untuk menyelamatkan hatiku.
‘tidak mungkin laki-laki seperti dia bisa menyukaiku. Jangan pernah bermimpi untuk memiliki laki-laki seperti dia. Kamu cukup melanjutkan hidupmu dan mencari seseorang yang bisa menerima dirimu apa adanya serta seseorang berasal dari status sosial yang sama,’ kataku dalam hati dan menyadarkan serta menyemangati diri sendiri
“ke-geer-an juga ngga apa-apa,” katanya
“terus ini gimana? masak aku kuliah di jurusan sastra sendirian.” kataku dengan nada sedih
“kan aku udah bilang, kalo aku juga kuliah disini tapi jurusan kedokteran,"jawabnya dengan nada ketus
“iya, tapi nanti kalo kamu udah punya cewek kan, pasti aku ditinggal sendirian,” kataku
“kamu ngga bakal sendirian, kan cewekku kamu,” jawabnya dengan santai
“nih orang, masih aja bercanda,” kataku dengan nada jengkel dan memukul lengannya dengan map yang aku bawa
“aku udah bilang kalo aku tuh ngga bercanda,” jawabnya sambil menghentikan tanganku yang memukuli lengannya
“aku dulu ngga pilih kelas IPA dan memilih masuk kelas Bahasa biar bisa deket sama kau. Aku juga meminta temanmu, Dian untuk pindah karena aku juga ingin duduk di sampingmu," lanjutnya menjelaskan
Aku menatapnya dan menunjuk ekspresi berpikir, ‘apa yang dia katakan itu benar? Apakah di benar-benar menyukaiku?’ pikirku dalam hati
Aku langsung ingat ucapannya ketika pertama kali dia masuk di kelas dan duduk di sampingku, ‘aku ingin lebih dekat denganmu dan selalu di sampingmu!’ bisiknya
Ketika dia membisikkan kata – kata itu, aku sedikit terkejut. Bahkan saking terkejutnya, aku sampai tidak bisa konsentrasi dengan mata pelajaran seharian itu. Di rumah aku juga selalu memikirkan ucapannya.
Ada rasa seneng yang tiba-tiba muncul karena selalu teringat dengan ucapan itu. Bukankah ucapan yang dia bisikkan itu adalah sebuah ungkapan yang menandakan dia sedang pendekatan denganku.
“yah, mungkin saja kamu ingin belajar bahasa asing, bisa saja kan. Di kelas Bahasa kan juga ada Denia, perempuan yang kamu suka kan?” kataku menolak untuk mempercayainya
“aku memang suka sama Denia sih,” jawabnya menyetujui
“nah, bener kan kataku,“ Kataku dengan anda ceria dan meyakinkan diriku bahwa dia tidak mungkin menyukaiku.
“udah yuk, lanjut. Kamu katanya lanjut di jurusan apa? kedokteran. Aku anter kamu buat daftar ulang,” lanjutku sambil beranjak dari tempat duduk kami
“lalu pertanyaanku kapan jawabnya?” tanyanya lagi sambil berjalan di sampingku
“kamu ajukan saja pertanyaan itu kalo jamu sudah nemu cewek yang mau kamu tembak. Gampang kan! ” jawabku santai
“cepet kesana, udah banyak orang tuh. Nanti kelamaan pulangnya. Cepet selesaikan Sekarang daftar ulangnya!” lanjutku sambil mendorongnya untuk menuju daftar ulang khusus jurusan kedokteran
“aku tunggu disitu!” kataku sambil menunjukkan tempat duduk yang berada di sebuah taman
“okay. Tunggu aku, aku ngga akan lama!” jawabnya sambil berjalan menjauhiku dan menuju ke kerumunan calon mahasiswa kedokteran
Aku menjawab dengan memberikan tanda like padanya. Aku melihatnya berjalan ke meja pendaftaran ulang. Kupandangi punggungnya yang menjauh dari tempatku berdiri sekarang.
“terlalu jauh untukku mengapai, karena memang kamu yang bukan jangkauanku,” gumamku dengan nada sedih
Untuk semua perempuan yang mendapat pertanyaan be my girlfriend please? dari Laki-laki seperti Henry, pasti mereka tidak menunggu lama untuk berpikir, apa jawaban yang harus diucapkan. Mereka pasti akan menjawab yes, I do.
Bagaimana tidak, Henry adalah laki-laki yang memiliki wajah tampan dengan campuran bule yang membuatnya menjadi pacar idola. Belum lagi, dia yang berasal dari keluarga berada dengan kedua orang tua yang memiliki profesi sebagai dokter.
Mungkin aku termasuk perempuan yang sok jual mahal karena menolak atau bahkan tidak menjawab pernyataan Henry padaku. Bukannya aku menolak, seperti yang aku katakan bahwa aku ingin menjaga hatiku dari sakitnya menyukai seseorang yang jauh dari jangkauanku.
Sebenarnya aku sangat senang ketika Henry menjelaskan mengapa dia masuk ke kelas Bahasa dan mengatakan dia ingin mendekatiku. Dan bisikannya yang dia ucapkan juga menjelaskan semuanya.
Bahkan dia juga bersikap baik padaku. Selalu menjemputku saat berangkat ke sekolah. Selalu mengantarku juga saat pulang sekolah. Selalu mengajakku ke rumahnya untuk sekedar berlajar bersama.
Dia juga baik terhadap ibu dan adik ku. Dia selalu mengantar adik ku untuk berangkat sekolah. Selalu bertutur kata sopan kepada ibu. Dia selalu memintaku untuk duduk di sampingnya ketika di dalam mobil.
“mulai sekarang kamu harus duduk disini!” paksanya saat memasuki mobil
“kenapa? Aku busa duduk di belakang. Biar Dara saja yang duduk di depan,” kataku menolak
“ngga boleh, pokoknya kamu yang harus duduk di sampingku. Kamu harus selalu ada di sampingku!” paksanya dengan nada tegas
“iya ya, bawel amat. Lumayan lah, yang penting berangkat dan pulang sekolah ngga perlu uang Transport hihi…. “ kataku sambil cekikikan
“gitu dong, kalo kamu ngga mau duduk disini, aku suruh naik angkot atau bus, nanti kamu sering telat masuk kelas dan dimarahin guru terus haha… ” katanya dengan nada senang dan tertawa keras
Semua ingatan yang menunjukkan bahwa Henry menyukaiku teringat kembali.
“what should I say to answer his question?” gumamku sambil dengan pikiran yang berkecambuk dalam kepalaku
🌹🌹🌹🌹🌹
Enough for today
Don't forget vote and comment
Follow my account
Thank you have vote and comment my story
Thank you have read my story
Have a nice day
😉😉😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top