Senior High School

Good night

Hope you are in good and healthy condition

This is my new story

Please enjoy this story

Happy reading 😊😊😊





🌹🌹🌹🌹🌹







Aku sekarang berada di dalam bus. Kami, para penumpang berdesak - desakan. Karena ini pagi hari, jadi banyak pelajar dan pekerja harus berangkat pagi. Untung masih udara pagi, jadi belum tercampur keringat karena teriknya matahari.

Bus yang aku tumpangi berhenti di pinggir jalan. Beberapa penumpang turun, termasuk aku. Kebanyakan yang turun dari bus adalah pelajar. Mereka juga bersekolah di tempat SMA yang sama denganku. Karena terlihat dari identitas sekolah yang menempel pada seragam mereka dibagian kanan lengan mereka.

Aku dan para pelajar lain berjalan menuju sekolah. Jarak jalan raya dan sekolah cukup jauh. Untuk siswa yang berangkat menggunakan kendaraan umum, harus berjalan lagi. Berbeda dengan mereka yang diantar, pasti langsung berhenti di depan gerbang sekolah. Apalagi yang membawa kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, mereka malah bisa parkir di dalam sekolah, karena sekolah menyediakan lahan parkir khusus untuk siswa.

Ini adalah hari pertamaku sekolah sebagai murid SMA. Cukup sulit untuk masuk ke sekolah favorit ini. Banyak saingannya. Aku harus berjuang dari kelas 1 SMP agar selalu mendapat nilai yang bagus. Belajar saat melaksanakan Ujian Nasional SMP agar mendapat nilai bagus dan tinggi. Dan jangan pernah lupa untuk berdoa dan meminta restu kepada orang tua.

"akhirnya aku jadi anak SMA" gumamku dengan senyum ceria

Aku memasuki gerbang sekolah. Sudah ada pak penjaga sekolah yang menunggu di gerbang.

"selamat pagi pak" sapaku dengan tersenyum

"selamat pagi juga" jawabnya

Aku mengamati apa yang ada di depanku. Gedung yang terdiri dari dua lantai, berbentuk U. Di bagain tengah ada lapangan yang cukup luas. Seperti lapangan voli atau sepak bola.

"wah...ternyata ada yang membawa mobil juga" ucapku saat melihat ada mobil masuk di sekolah dan menuju ke tempat parkir khusus siswa

"ternyata banyak juga orang kaya di sekolah ini" ucapku sambil melihat mobil yang berjejer rapi di tempat parkir.

Seorang laki-laki dengan tubuh tinggi. Kulitnya yang putih terlihat jelas karena terkena sinar matahari. Dan rambutnya hitam lebat. Dilihat dari belakang pun, pasti sudah bisa menebak kalo laki-laki ini memiliki wajah yang tampan.

Laki-laki itu berbalik setelah mengambil tasnya yang ada di dalam mobil dan menutup pintu. Dia berjalan dengan santai sambil memasukkan kunci mobilnya di kantong.

"ganteng banget tuh cowok" kata perempuan yang ada di depanku

"iya, dia kelas berapa ya?" kata teman di samping

"wah, tuh cowok ganteng juga. Adek kelas pasti" kata perempuan dengan pakaian yang ketat dan rok di atas lutut

"kayak tuh cowok ada campuran bule. Liat aja hidung dan tingginya" kata perempuan di sampingnya.

"iya, coba deketin ah. Lumayan kalo bisa jadiin pacar" kata perempuan berbaju ketat

"iya, apalagi bawaannya mobil lho. Pasti anak orang kaya" tambah temannya.

Kedua kakak kelas itu berjalan melewatiku sambil masih membicarakan laki-laki tadi. Banyak perempuan yang membicarakan laki - laki itu. Ada kakak senior bahkan siswa baru sepertiku juga membicarakan dan mengaguminya.

"ngapain ngurusi cowok itu. Toh kalo aku suka sama dia juga dia ya ngga bakal suka sama aku." Gumamku

"lebih baik belajar aja. Cari ilmu dan cari teman lebih menyenangkan" kataku bersemangat.

Aku berjalan menuju ke kelasku. Seminggu yang lalu, ketika daftar ulang, disitu kami sudah dibagi per kelas. Aku sudah melihat letak kelasku bersama dengan Sinta, adikku. Kalo tidak salah ada 38 anak. Aku mendapat kelas X - 5. Letak kelas X berada di gedung paling belakang.

Saat aku melihat - lihat kelas, disitu aku bertemu dengan salah satu siswa yang akan menjadi teman satu kelas. Dia bernama Sandara. Aku memanggilnya Dara. Kami juga sepakat untuk duduk satu meja.
Aku berjalan menuju kelas X - 5. Aku memasuki kelas dan melihat Dara sudah duduk di tempat yang kita tempati kemarin. Dia sedang berbicara dengan dua siswa perempuan yang sudah berada disitu.

"Sica, akhirnya datang juga" teriak Dara sambil menghampiriku

"iya, tadi nunggu busnya lama, terus turun dari bus juga lama, karena banyak penumpangnya. Jadi agak siang datengnya hihi.... " kataku sambil meletakkan tas di tempat dudukku dan mengeluarkan tempat pensil dan meletakkannya di laci meja.

"lha, kamu naik bus?" tanya perempuan yang tadi berbicara dengan Dara.

"iya. Aku Jessica. Panggil aja Sica. Kamu siapa?" tanyaku pada perempuan yang bertanya padaku.

"aku Dannisa. Cukup panggil Nisa aja. Ini temenku Tiffaniya. Panggil aja Fanya!" jawab perempuan itu dan mengenalkan temannya.

"Sica" kataku mengenal diri

"Fanya. Kalian duduk di belakang sini?" tanya Fanya

"iya, disini enak. Biar nanti jarang ditunjuk guru haha..... " kata Dara

"betul sekali" tambahku menyetujui ucapan Dara

"duduk di belakang kita aja. Itu masih kosong" kata Nisa memberi saran

"iya, biasanya yang duduk belakang itu cowok. Masak kalian mau duduk di kelilingi cowok" kata Fanya dengan nada sedikit takut

"gimana, mau pindah ngga?" tanyaku pada Dara

"mumpung masih kosong, pindah aja deh" kata Dara

"okay" kataku

Aku dan Dara memindahkan tas kami ke tempat duduk di belakang Fanya dan Nisa. Banyak para siswa baru sudah memasuki kelas. Mereka mencari tempat duduk. Ada yang langsung keluar kelas dan ada juga yang di dalam kelas untuk berkenalan dengan siswa lainnya. Beberapa kursi masih kosong. Mungkin ada yang belum masuk kelas.

Bel sudah berbunyi. Menandakan bahwa gerbang sekolah akan ditutup dan upacara bendera akan dimulai. Kepala sekolah memberikan pidatonya yang berisi, ucapan selamat datang untuk siswa baru, ucapan selamat untuk kakak senior yang sudah naik kelas dan membeberkan peraturan di sekolah.

Selesai upacara, semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Aku, Dara, Fanya dan Nisa masuk ke kelas kami. Kami langsung duduk di tempat duduk kami masing-masing. Banyak siswa yang sudah masuk di kelas. Yang tadinya ada kursi kosong, sekarang sudah penuh semua.

"kamu ngapain? Dari tadi buka - buka tas?" tanya Dara

"aku lagi cari tempat pensilku. Dimana ya?" jawabku

"mungkin ketinggalan di rumah. Ini aku pinjamin bolpoint." Kata Dara

"masak ketinggalan sih. Tadi aku bawa kok. Udah aku siapin dari tadi malem" kataku

"masak ketinggalan sih" gumamku sambil mencari di dalam tas dan di laci mejaku

"aku taruh di laci meja" ingatku

"tapi kok ngga ada ya" kataku bingung dan tanganku masih meraba laci mejaku

"beneran?" tanya Dara

"iya, aku taruh di laci meja" kataku dengan penuh keyakinan

"mungkin laci meja yang di belakang. Kan kita pindah tempat" kata Dara

"oh iya. Aku ambil dulu" kataku sambil melihat meja yang kami tempati tadi

Saat aku berbalik untuk melihat meja yang dulu kami tempati, ternyata disitu sudah ada yang menempati. Di tempati oleh laki-laki. Dan laki-laki itu adalah cowok yang tadi pagi yang membawa mobil ke sekolah. Yang banyak perempuan mengaguminya.

Dengan perasaan deg - degan dan penuh keberanian aku berjalan menuju meja itu. Sedikit gugup dan takut serta keterpaksaan, karena jika tidak, tempat pensil yang sudah aku siapkan akan hilang bahkan mungkin dibuang oleh siswa yang duduk di meja itu.

"maaf permisi." Kataku sambil menusuk - nusuk pundak laki - laki itu.

Laki-laki itu memandangku dengan lirikan tajam dan menakutkan. Teman sebangkunya juga menatapku sama tajamnya.

"ada apa?" tanyanya seperti nada membentak

"cuman mau ambil barangku yang tertinggal" kataku dengan nada takut.

Laki-laki itu langsung memberikan ekspresi berkerut di dahinya.

"ada di laci meja, tempat pensilku tertinggal disitu" lanjutku

"bisa geser sedikit?" pintaku pada laki-laki itu

Laki-laki itu pun langsung menggeser tempat duduknya. Aku langsung berjongkok untuk mencari tempat pensilku yang aku taruh di laci meja.

"akhirnya ketemu" kataku tersenyum senang dan berdiri.

"Terima kasih " ucapku kepada laki-laki itu sambil tersenyum dan berjalan menuju tempat dudukku.








🌹🌹🌹🌹🌹





Enough for today

Please vote and comment

Don't forget to follow

Thanks for reading

Have a nice day 😊😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top