Language, Social Or Nature Class?
Hello good morning
Hope you are in good and healthy condition
Please enjoy this story
Happy reading
😊😊😊
🌹🌹🌹🌹🌹
Sudah hampir 8 bulan kami menjalani rutinitas kami sebagai siswa SMA kelas X. Sekarang kami sedang menjalani beberapa tes. Tes tersebut digunakan untuk menempatkan kami ke kelas XI. Di kelas XI ada 3 jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS dan Bahasa.
Tes tersebut dapat mengetahui potensi yang kami miliki dan akan membantu kami untuk memilih jurusan agar kami dapat mengembangkan potensi kami. Tesnya berupa tes psikotes. Jadi nanti setelah melakukan tes, hasilnya akan dianalisis oleh ahlinya dalam waktu sebulan. Karena yang tes satu sekolahan, jadi hasilnya dikirim sebulan.
“kamu mau pilih jurusan apa?” tanya Fanya ketika kami bertujuh berada di perpustakaan
“aku masuk IPA aja, kan mau jadi dokter,” katak Dara dengan penuh keyakinan
“kau masuk kelas bahasa aja lah, kayaknya menarik kalo masuk kelas bahasa,” jawabku sambil tersenyum yakin
“aku IPS aja, ngitungin uang, biar besok kalo punya uang banyak, bisa aku itung sendiri haha… “ jawab Nisa
“aku juga IPS aja lah, sama kayak Nisa hihi… “ kata Fanya
“kalo kalian mau masuk jurusan apa?” tanya Dara pada Henry, Kris dan Fatha
“kalo aku terserah sama nilai,” kata Kris santai
“maksudnya?” tanyaku bingung
“maksudnya, kalo nilainya bagus di IPA aku masuk IPA, kalo bagus IPS aku masuk IPS dan kalo bagus Bahasa, ya aku masuk bahasa,” Jawabnya menjelaskan
“oooo...” kata aku, Fanya, Dara dan Nisa bersamaan
“kalo Fatha dan Henry, gimana?” tanya Nisa
“aku juga sama kayak Kris aja,” Kata Fatha
"palingan Henry masuk jurusan yang bareng Risa, Kalian berdua kan couple," kata Nisa
"iya, kalian kan couple. Jadi harus bersama," tambahku sambil ketawa
“kalo menurutku Henry pasti masuk jurusan IPA, iya kan?” kata Dara dengan senang
“aku ngga tau, coba nanti lihat hasil tes dan nilaiku,” jawabnya
“aku kira mau di jurusan IPA,” kata Dara sedikit kecewa
“iya, aku kira juga mau jurusan IPA,” tambahku
“memang kenapa harus jurusan IPA?” tanya Fatha ingin tahu
“iya, kok harus jurusan IPA?” tanya Fanya juga
“bukannya Henry ingin jadi dokter ya, kalo dokter kan harus jurusan IPA kan?” kataku dan menghadap ke Dara
“iya, kalo mau dokter, harus dari jurusan IPA,” kata Dara menyetujui
“emang Henry mau jadi dokter?” tanya Nisa
“ngga, kata siapa aku mau jadi dokter,” jawab Henry
“lho, bukannya…. “ kataku terpotong saat Henry menatapku dengan tajam
“aku kira kamu mau jadi dokter, kan orang tuamu dokter?” katak Dara
“lho, orang tua Henry dokter?” tanya Kris
“iya, waktu itu aku tanya sama Henry. Iya kan Sica?” kata Dara dan menoleh padaku
“iya,” jawabku singkat sambil menganggukkan kepalaku
“wah, berarti ada calon dokter nih,” kata Fatha
“iya, lumayan ni, kalo sakit bisa tanya resep obatnya,” kata Nisa
Kami melanjutkan pembicaraan kami di perpustakaan sampai bel berbunyi. Itu menandakan bahwa waktu istirahat sudah selesai. Kami harus segera masuk kelas untuk melanjutkan pembelajaran kami hari ini.
Selama di perpustakaan aku cukup terdiam setelah tatapan tajam dari Henry tadi. Aku merasa sepertinya dia tidak menyukaiku. Ekspresi wajahnya selalu menampakkan bahwa dia tidak menyukaiku. Mungkin tidak merasa nyaman dengan kehadiranku.
Tapi tidak apa-apa. Meskipun dia tidak menyukaiku, aku akan tetap berusaha bertahan dan tersenyum di depan mereka sampai 4 bulan ke depan. Karena di kelas XI kami akan berpisah.
Dari kami bertujuh, hanya aku yang akan masuk di jurusan Bahasa. Karena Bahasa lumayan bagus. Disitu kita mempelajari bahasa, yang nanti ke depannya akan menguntungkanku. Aku tidak perlu melanjutkan sekolah seperti jurusan IPS dan IPA. Karena jurusan itu pasti harus kuliah. Jika bahasa, cukup mengerti bahasa asing dan kita mungkin mencari uang dengan mengandalkan bahasa.
Aku juga tidak akan bertemu dengan Henry lagi. Dia kan keluarga dokter, jadi dia pasti akan masuk jurusan IPA. Aku tidak perlu merasa malu lagi jika berada di dekatnya, karena kita tidak akan berada di satu kelas yang sama. Dan aku bisa dengan bebas mengamatinya dari jauh.
***
Kami disibukkan dengan berbagai tugas akhir semester. Mengerjakan semua sisa soal yang berada di buku paket dan lembar kerja siswa. Hampir semua mata pelajaran memberi tugas seperti itu. Katanya sekalian belajar untuk persiapan ujian kenaikan kelas.
“semangat – semangat!” kata Nisa sambil berteriak
“kita pasti bisa!” kataku sambil mengepalkan tangan
“pastilah,” jawab Fatha penuh keyakinan
“kita kan sudah belajar dari kemarin. Pasti kita bisa!” kata Fanya sambil membawa buku catatan
“jelas,” kata Kris
“naik kelas, naik kelas,” kata Dara sambil mondar – mandir
“jangan kayak setrika! Mondar – mandir dari tadi. Dasar burung Dara,” kata Henry jenuh melihat tingkah Dara
“enak aja Burung. Kamu tuh yang burung beo,” kata Dara tidak terima
“lha kamu mondar – mandir kayak burung Dara yang terbang kesana kemari.” kata Henry
“ini berdua malah bertengkar,” Lerai Nisa
“buka buku itu lho, kayak Fanya,” kataku sambil menunjuk Fanya yang sedang asyik dengan bukunya
“iya, jadi sok rajin kayak Fanya itu lho!” tambah Kris dan mendapat tatapan tajam dari Fanya
Hari pertama kami melaksanakan ujian kenaikan kelas. Kami sibuk dengan buku – buku dan pikiran kami. Ada yang membaca buku paket dan catatan. Ada yang menghafal materi. Ada yang saling bertanya ada juga yang diam mengamati teman-temannya belajar.
Banyak kegiatan yang dilakukan sebelum ujian kenaikan kelas dimulai. Yang pasti, kami mempersiapkan diri untuk mengerjakan ujian ini agar mendapatkan nilai yang bagus dan naik kelas, masuk di jurusan yang kami inginkan.
🌹🌹🌹🌹🌹
Enough for today
Don't forget to vote and comment
Follow my account
Thank you for giving comment and vote
Thank you have read my story
Have a nice day
😉😉😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top