I Just Can Silence And Listen

Hello good morning

Hope you are in good and health condition

Please enjoy this story

Happy reading




🌹🌹🌹🌹🌹






Sudah sebulan kami bertujuh selalu bersama. Saat istirahat kami sering berdiskusi untuk tugas drama. Ternyata para laki-laki termasuk peduli dan bertanggung jawab dengan perannya sebagai pelajar. Mereka termasuk anak yang rajin.

Selama sebulan kami selalu latihan drama setelah pulang sekolah. Kami latihannya bergilir. Setiap hari kami pindah tempat latihan. Sekalian kami berkunjung ke rumah masing-masing.

Semua rumah mereka besar dan luas. Berbeda dengan rumahku, yang kecil dan tidak begitu luas, tapi untuk berkumpul masih bisa walaupun harus di teras rumah. Meskipun mereka tahu keadaan rumah dan keluargaku, mereka tetap mau menjadi temanku.

Selama latihan drama, aku juga sering pulang diantar oleh Henry menggunakan mobilnya. Aku dan Dara selalu diantar olehnya. Henry selalu mengantar Dara dulu, kemudian baru mengantarku.

“ayo!” kata Henry

“iya, sabar, ” jawabku sambil masuk ke mobil Henry

“ayo jalan! ” kata Dara setelah menutup pintu mobil

“yang bener aja. Masak kalian berdua di belakang, terus aku sendiri di depan. Emang aku supir!” protes Henry

“lha terus harus gimana? Masak ya kita berdua di depan, kan ngga muat,” kataku

“salah satu dari kalian duduk di sampingku,” kata Henry dengan paksa

“kamu aja sana, aku di belakang aja,” bisikku pada Dara

“kok aku, kamu aja!” tolak Dara

“ayo cepat!” Kata Henry memperingatkan

“kamu aja Dara. Kamu kan udah pernah naik mobil. Kalo aku kan belum,” kataku

“apa hubungannya?” tanya Dara bingung

“kamu kan pasti nanti bisa bantu dia buat ambil apa – apa. Kalo aku kan ngga tau. Jadi kamu aja ya!” bisikku pada Dara sambil memohon

“ya udah deh,” kata Dara

Dara pun pindah duduk ke depan. Aku duduk sendiri di belakang. Seperti alasan yang aku katakan pada Dara, memang aku tidak pernah naik mobil. Apalagi aku juga tidak cocok jika duduk di samping Henry. Kita kan berbeda.

Sepanjang perjalanan pulang aku hanya melihat jalanan dari dalam mobil. Sepertinya memang menyenangkan jika berangkat dan pulang dengan naik mobil. Tidak perlu tergesa-gesa. Tidak berebut tempat duduk dan kesempitan. Tidak terkena asap kendaraan dan terkena panas matahari.

“Henry berapa bersaudara? Kok waktu di rumahmu, sepi banget?” tanya Dara memulai pembicaraan

“aku anak tunggal. Jadi di rumah cuman ada aku, papa dan mama, juga asisten rumah tangga,” jawab Henry dan aku hanya mendengarkan

“kok kita ngga pernah lihat orang tua kamu. Memang mereka jarang di rumah?” tanya Dara lagi

“mereka kerja. Kerjaanya memang membuat mereka jarang pulang,” jawab Henry sambil fokus menyetir

“kerja apa? Kok kayaknya sibuk banget?” tanyaku penasaran

“mereka dokter,” jawabnya sambil melihatku dari kaca bagian depan dan aku hanya bisa menganggukkan kepala

“dokter? Aku cita-citanya juga dokter,” kata Dara

“berarti nanti kamu lanjut di jurusan kedokteran dong. Nanti kita satu kelas lagi,” lanjut Dara dengan ekspresi senang

“wah, jadi Dara udah nyicil teman kuliah nih,” kataku dan Dara menghadap ke belakang dan senyum kepadaku

“udah sampe!” kata Henry

“Terima kasih ya,” jawab Dara

“kamu pindah depan, jangan di belakang! Aku bukan supir,” perintah Henry

“iya, pindah depan aja. Ayo!” kata Dara sambil keluar dari mobil begitu juga denganku

“sampai ketemu besok!” kataku pada Dara

“iya, hati – hati ya!” kata Dara ketika aku sudah duduk di depan

bye,”  kata Henry

Selama perjalanan menuju rumahku, kami hanya diam saja. Bahkan sampai sudah berada di depan rumahku, tidak ada percakapan diantara kami.

“terima kasih, udah dianter sampe rumah. Mau mampir?” kataku kepada Henry

“ngga usah, aku pulang aja. Udah sore!” jawabnya dan aku keluar dari mobilnya

okay kalo gitu. Sampai ketemu besok,” kataku dan dia langsung melajukkan mobilnya menjauhi rumahku

Aku berjalan menuju rumahku. Sedikit merasa senang dan sedih. Senang karena Henry mau mengantarku sampai rumah dan mengajak aku untuk naik mobilnya. Aku bisa duduk di sampingnya.

Tapi aku juga merasa sedih. Aku tidak bisa mengajaknya berbicara saat perjalanan menuju rumahku. Aku sedikit malu dan minder, karena terlihat jelas bahwa kami sudah berbeda dari status sosial. Jadi daripada aku yang bersikap sok kenal, lebih baik aku diam saja dan mendengarkan.



🌹🌹🌹🌹🌹


Enough for today

Don't forget to vote and comment

Follow my account too

Thank you have given vote

Thank you have read my story

Have a nice day

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top