BAB 9: AWAS CERITAMU MENGANDUNG CACAT LOGIKA
“Hah? Cacat logika? Kayak gimana, sih?”
Halo, Sunnies. Sebelumnya saya minta maaf, ya, karena kemarin tidak update. Akhirnya saya update sekarang saja supaya tidak numpuk utang 😂🙏
Nah, yuk, kita kembali ke pembahasan.
Saya enggak menyangkal kalau sebagian besar penulis pasti pernah mengalami hal ini; ketika mereka melewatkan riset di ceritanya dan akhirnya malah menulis konten cerita yang enggak masuk akal. Akibatnya, tentu saja, selain bisa memperparah halusinasi, cerita-cerita seperti ini juga berpotensi mengubah pola pikir pembaca yang mentalnya belum stabil.
😃: “Emang kayak apa, sih, cerita yang cacat logika?”
Kalau mau dicontohin, akan ada banyak. Maka dari itu, saya akan coba menulis beberapa hal yang biasanya menjadi indikasi cerita Sunnies mengalami cacat logika:
✨ Meromantisasi atau menglorifikasi sesuatu yang keliru
Contohnya:
(a) Romantisasi toxic and abusive relationship, misalnya sifat posesif yang berlebihan, pemerkosaan, dan pelecehan pada wanita, tetapi penulis justru memberi kesan bahwa si wanita senang diperlakukan seperti itu (terutama karena alasannya si pemerkosanya ganteng dan perkasa). Padahal, faktanya, siapa sih yang mau diperkosa dan disiksa?
(b) Romantisasi perjodohan dan pernikahan usia muda, memaparkan bahwa pengalaman tersebut merupakan relationship goals, di mana pasangannya selalu mengumbar adegan romantis yang pastinya bikin pembaca ambyar. Padahal, faktanya, rumah tangga tidak diisi dengan hal-hal seperti itu saja.
(c) Romantisasi psikopat, memaparkan bahwa memacari seorang psikopat itu keren dan menyenangkan. Padahal, ya... sudah tahu sendiri, ya. Siapa juga yang mau menjalin hubungan dengan pria menyeramkan seperti itu?
(d) Romantisasi penyakit dan gangguan mental, seperti depresi, bipolar, kepribadian ganda, dan gejala sakit mental lainnya, seolah tokoh yang mengidap gangguan tersebut adalah tokoh yang badass (keren), savage, bak monster wujud manusia yang pesonanya tiada tara.
✨ Menulis sesuatu yang aneh dan mustahil terjadi di dunia nyata dan mustahil dialami oleh orang normal
Contohnya:
(a) Tokoh ceritamu koma selama berbulan bahkan bertahun-tahun. Namun, ketika sadar, tokoh ceritamu sudah langsung bergerak bebas, ngoceh banyak hal, bahkan bercanda ini itu kepada kerabatnya. Faktanya, seseorang yang baru bangun dari koma biasanya kesulitan bergerak karena otot-ototnya sudah lama tidak dipakai. Jangankan bisa bergerak dan ngoceh, terkadang pikirannya saja masih linglung seperti pasien yang kebingungan.
(b) Tokoh ceritamu hidup kembali dari kematiannya. Dan, yang membuatnya hidup kembali adalah kecupan dari kekasih tercinta.
✨ Menulis sesuatu yang tidak sejalan dengan sejarah atau fakta atau ilmu ada.
Contohnya:
(a) Ceritamu berlatar kerajaan di Inggris pada tahun 1800, tapi dalam cerita tersebut sudah ditemukan perangkat modern.
(b) Ceritamu berlatar di suatu tempat yang memiliki teknologi yang amat maju, tapi untuk menyelesaikan urusan sederhana saja tidak bisa atau kesulitan.
(c) Menceritakan kembali sejarah tetapi memberi informasi yang tidak benar dari sejarah tersebut, bahkan berpotensi menimbulkan konflik di kalangan pembaca yang merasa tersinggung karena perubahan tersebut
✨ Menulis sesuatu yang bersifat kekeliruan atau eror karena lupa.
Contohnya:
(a) Di bab pertama ceritamu, tokoh utama memiliki warna mata biru, tapi di bab selanjutnya tiba-tiba warna matanya menjadi hijau tanpa penjelasan.
(b) Latar waktu atau latar tempat yang keliru penyebutannya di awal.
(c) Kesalahan penulisan deskripsi karakter dan watak
✨ Menulis sesuatu yang bertentangan dengan pekerjaan para tokohnya
Contohnya:
(a) Tokoh ceritamu adalah seseorang yang aktif berorganisasi, menjadi kapten basket, ketua kelas, bahkan ketua umum paskibra. Namun, setiap hari tongkrongannya ke mana-mana, dan kerjaannya hanya membahas cewek saja.
(b) Versi lainnya, tokoh ceritamu adalah seorang petinggi di sebuah perusahaan, tetapi kerjanya setiap hari hanya mengecek berkas dan melakukan rapat yang tidak jelas tentang apa. Bahkan, bisa seenaknya membatalkan janji hanya karena alasan sepele.
(c) Tokoh ceritamu memiliki watak yang berlawanan dengan segala tindakan atau kondisinya; katanya cerdas dan pintar, tetapi saat diajak bicara malah banyak melongo dan tidak nyambung, katanya dari keluarga tidak mampu, tetapi punya barang mahal, katanya bermental kuat, tetapi dibentak sedikit sudah menangis.
Dan ... berbagai macam cacat logika lainnya.
Nah, Sunnies, apakah menuliskan sesuatu yang cacat logika itu salah?
Tentu saja salah, ya, Sunnies. Sebab ini bisa menimbulkan persepsi yang keliru di benak pembaca.
Bisa jadi ada pembaca muda berpikir bahwa abusive relationship/nikah muda/dijodohin yang penulis paparkan itu adalah kehidupan yang ideal dan bahagia, padahal kenyataannya enggak demikian.
Bisa jadi, karena sukanya baca naskah tentang psikopat, pembaca Sunnies jadi memiliki persepsi "cowok boleh melakukan kekerasan asalkan dia cakep dan gagah".
Bisa jadi, pembaca hanya dimabuk halusinasi tanpa mendapatkan wawasan informatif yang semestinya bisa didapatkan dari pekerjaan tokoh, contohnya:
Seorang CEO harusnya mengerti tentang perencanaan strategi, menganalisis masalah perusahaan, memahami kebijakan badan operasional perusahaan, dan lain-lain, bukannya malah hanya berdiam diri di balik meja dan malah baper-baperan dengan sekretarisnya dengan gaya seperti anak ABG.
Seorang dokter harusnya memahami pengobatan, memutuskan pilihan perawatan untuk pasien, memiliki empati yang tinggi, mengerti prosedur pemeriksaan yang baik, dan tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan keluarga pasien, bukannya ujung-ujungnya hanya berdiri sambil mengatakan, "Maaf, suami Anda tidak bisa diselamatkan." padahal tadi waktu memeriksa juga tidak jelas pasiennya diapakan.
🥲: “Terus Kak, gimana sih supaya kita bisa terhindar dari tulisan cacat logika?”
Nah, bagi penulisnya sendiri, cara terbaik untuk menghindari cacat logika adalah dengan melakukan riset terlebih dahulu.
🥺: “Caranya riset gimana?”
Haduh, Sunnies, zaman sekarang kalau mau riset cukup buka internet, browsing di alamat website yang sah, membaca buku atau jurnal, menonton video, atau bahkan bisa tanya langsung ke orang yang bersangkutan. Semudah itu, loh.
Bahkan, sekelas drama Korea sudah banyak sekali menyajikan hiburan yang mengedukasi, loh, khususnya mengulas pekerjaan tokoh yang dibahas secara mendalam. Sunnies bisa riset dari sana juga.
Jadi, jangan malas untuk riset, yaa. Kasihan nanti para pembacanya malah disuguhi bahan bacaan enggak jelas dan penuh bunga delusi yang beracun.
Untuk kalian yang pernah atau enggak sengaja menulis konten cacat logika, jangan patah semangat dulu, yaa. Kalian semua enggak lantas dihakimi sebagai penulis yang gagal, kok. Bisa jadi kalian memang sedang masanya belajar, maka dari itu memerlukan waktu untuk bisa berubah.
Nah, nih, makanya … kalau misalnya nanti Sunnies dikritik oleh pembaca/editor tentang alur atau plot ceritanya yang cacat logika, jangan buru-buru marah, yaa.
Renungi dulu, yuk. Jangan-jangan selama ini Sunnies secara enggak sengaja memberi gambaran adegan yang cacat logika 😃🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top