BAB 8: TOKOH UTAMA HARUS BISA MENARIK PERHATIAN

“Tokoh utama itu wajib banget menarik hati pembaca supaya mau ikut mendukung dan mencintai kisahnya sepenuh hati.”

Ada yang bilang kalau tokoh cerita itu harus dibikin semanusiawi mungkin, alias harus punya kelebihan dan kekurangan. Dan, dalam hal ini, saya dan tim editor setuju banget. 

Nah, masalahnya, masih ada penulis yang beranggapan kalau membuat tokoh utama selemah mungkin adalah cara yang paling tepat supaya tokohnya dapat dicintai oleh pembaca. 

Padahal faktanya, tokoh utama itu semestinya menginspirasi pembaca dengan segala perjuangannya, bukan malah bikin pembaca dongkol karena kelemahan dan segala kebodohannya. 

Terus, gimana sih caranya supaya tokoh utama kita dicintai oleh pembaca? 

Nah, saya akan langsung menjabarkannya dalam tiga tips berikut: 

🪴 Buatlah tokoh utamamu memiliki tujuan 

Pernah enggak sih Sunnies membaca cerita di mana tokoh utama itu kayak hanya dikisahkan terseret ke satu adegan ke adegan yang lain? Dan, enggak ada dari serangkaian adegan tersebut yang membuat tokoh utama memaknai hidupnya. Alias, dari awal kemunculan sampai akhir, enggak ada watak yang berubah dari tokohnya, baik psikis maupun fisik. 

Nah, berarti Sunnies perlu menambahkan tujuan dalam ceritanya, nih! 

Apa sih tujuan tokoh utama Sunnies dibentuk? Apakah dia kepengin menggapai cita-citanya? Apakah dia kepengin lepas dari trauma? Apakah ingin berpacaran? Ingin berdamai dengan depresinya? Atau apa? 

Hal-hal seperti itulah yang akan menggerakkan Sunnies menulis cerita yang lebih utuh dan meaningful. Kalau tokoh utama memiliki tujuan yang jelas, pembaca bakalan paham ceritanya mau dibawa ke mana.

🪴 Hindari membuat tokoh utama yang terlalu lemah 

Nah, khusus yang nomor dua ini saya dan tim editor sering banget nemuin cerminan tokoh yang terlalu lemah.

Saya tahu, kok. Banyak Sunnies senang menulis tokoh utama cewek yang lemah lembut dan baik hati. Namun, yang membuat saya terheran-heran adalah, bagaimana bisa Sunnies membuat mereka tertindas dari awal sampai akhir cerita? Apa yang baca enggak muak?

Nah, bagaimana ya cara mengatasi agar tokohnya enggak lemah-lemah amat?

Triknya adalah, hadapkan tokoh dengan masalah yang membuat segala situasi jungkir balik. 

Kalau tokohnya lemah lembut dan terlalu baik, ingat batasan. Sampai mana dia harus mempertahankan sikap seperti itu? Apakah sampai novel tamat dia akan selalu menjadi korban dan berdiri di atas bantuan tokoh laki-laki? Apakah sampai novel tamat dia akan selalu menjadi pihak lemah yang mendambakan sikap protektif dari laki-laki? Benarkah tokoh seperti itu yang diharapkan dapat dicintai pembaca? 

No! Pembaca butuh perkembangan karakter!

Buatlah tokoh utama Sunnies berjuang atas dirinya. Perjuangan yang nyata, loh, ya, yang enggak didasarkan kebucinannya pada si cowok saja, namun perjuangan untuk mengatasi segala ketidaksempurnaan dalam dirinya. Buatlah tokoh Sunnies berhasil menghadapinya seorang diri, jangan membuat karakter yang plin-plan dan cenderung menadah bantuan dari karakter laki-laki saja. 

Membuat tokoh yang lemah itu enggak salah kok sebenernya. 

Namun, kalau dari awal kemunculan sifatnya begitu-begitu saja, alias lemah dan rapuh, sama saja tokoh Sunnies enggak mengalami perkembangan karakter.

🪴 Berilah latar belakang yang sesuai dengan tokoh utama

Nah, yang ketiga ini enggak kalah pentingnya, loh.

Tokoh utama enggak serta merta dibangun begitu saja di masa sekarang, namun mereka juga harus memiliki masa lalu dan visi untuk ke depannya. 

Buatlah tokoh Sunnies memiliki latar belakang yang tepat sehingga watak serta sikap yang saat ini dimilikinya adalah manifestasi dari pengalaman di masa lalunya. 

Nah, latar belakang ini biasanya mencakup kondisi keluarga, pengalaman masa kecil, lingkungan, pola pikir yang dianut, dan orang-orang yang mengelilingi si tokoh.

Tujuannya apa?

Supaya karakter Sunnies betul-betul hidup! 🧐👍

Saya pernah nih membaca sebuah cerita di mana tokoh utama dilahirkan amat miskin dan berkarakter lemah lembut, tetapi anehnya dia malah memiliki pola hidup orang kaya. Alias, kalau nongki di mall, ponselnya merek mahal, dan hebatnya lagi dia alergi debu!

Hei! Yang benar saja? 

Coba sesuaikan latar belakangnya dengan lebih masuk akal, yaa. 

Kalau dia bukan orang berkecukupan, bagaimana bisa membeli barang-barang bermerek? Bagaimana dia bekerja? Bagaimana dia bisa mengatasi alerginya kalau selama ini tinggal di kontrakan kumuh yang penuh sarang tikus? 

Ingat, segala hal yang Sunnies tuliskan dalam kisah itu memiliki sebab akibat yang jelas, jadi jangan sembarangan membuat tokoh tanpa riset yang jelas, yaa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top