17 - Ala-Ala Pacaran

Umma merasakan tulang-tulangnya seperti dilucuti satu per satu. Dia menekan dadanya yang sudah teramat nyeri. Sementara bulir air mata yang kini menyatu dengan keringat dinginnya tak terhitung lagi. Ini pilihannya. Dia sudah menyiapkan hati untuk hari ini. Namun, dia sama sekali tidak menyangka rasanya akan sesakit ini.

Dengan jemari yang masih gemetar, Umma memungut ponselnya di lantai. Dia membaca ulang pesan Adam. Membaca lagi, benar-benar berkali-kali, berharap pelan-pelan hatinya akan terbiasa, dan menganggap kabar itu bukan sesuatu yang bisa menjatuhkan.

Umma sempat kepikiran ingin menelepon Rena, berkeluh kesah seperti dulu. Namun, apa katanya nanti? Bukankah sahabatnya itu sudah pernah memperingatkan? Dia ada di sini karena yakin dia akan baik-baik saja. Jadi, sebaiknya jangan mengeluh ke siapa pun selain Tuhan. Dia harus bisa menemukan kekuatannya sendiri.

Sepanjang hari, tak terhitung lagi berapa kali Umma mengucap istigfar dalam hati. Di setiap saat, di setiap apa pun yang dia lakukan. Saat ini, hanya itu cara yang dia temukan untuk tetap berpegangan kepada Allah.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib rumah tangga Adam dan Umma selanjutnya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top