Chapter 2

Selamat Membaca<3

Jangan lupa komen sama vote ya! Jangan jadi sider :( 

-

-

Prelove duduk manis di samping Velven yang sibuk mengendarai mobil. Ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Velven.

"Vel..."

"Ya?"

"Kita beneran pacaran?"

Velven diam selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Iya, kenapa?"

"Bentar, kayaknya kamu perlu cium aku deh." Prelove memukul bibirnya, kemudian meralat. "Maksud aku bukan cium tapi cubit biar sadar kalo ini bukan mimpi."

Velven melirik ke samping, lantas menepikan mobilnya di pinggir jalanan yang sepi. Velven memiringkan tubuhnya, menatap Prelove yang sedikit lebih mundur hingga mepet dengan batas pintu mobil.

"Berhubung udah bilang kamu pacar saya, pasti besok udah heboh. Mau nggak mau kita harus pacaran," jelas Velven tiba-tiba. "Selain itu, supaya semua orang yakin kalo saya akhirnya memantapkan diri untuk pacaran sama satu perempuan setelah putus dari Heelsara."

"Jadi pelampiasan gitu?"

"Bukan pelampiasan tapi siapa tau kamu bisa bikin saya jatuh cinta. Who knows kan?"

Prelove menatap Velven dengan penuh pertimbangan. Bagaimana bisa dia membuat Velven jatuh dalam pelukannya? Hell no! Kalau melihat betapa cantiknya Heelsara rasanya mustahil. Perempuan itu begitu kemayu, kalem, dewasa, dan tentu saja semua bertabrakan dengannya yang lebih blak-blakan.

"Jadi ceritanya kamu jadiin aku kelinci percobaan untuk bikin kamu lupa sama Heelsara?"

"Bukan gitu. Tanpa minta kamu jadi kelinci percobaan pun, kalo saya bilang kamu pacar saya pasti ada yang beberin ke media. Trust me. Nggak ada satu pun manusia di acara tadi yang mulutnya tertutup rapat kayak lakban," jelas Velven.

"Meski itu sepupu kamu sendiri?"

Velven mengangguk. "Mereka mulutnya ember semua kecuali Gavin. Sisanya jangan harap bisa diem."

"Oke, jadi spesies yang namanya Gavin ini paling kalem. Iya kan? Kenalin dong, siapa tau cocok sama aku." Prelove kedip-kedip manja sambil tersenyum manis. "Gavin pasti ganteng. Iya kan? Aduh... cocok nih sama aku yang ratunya kalem."

Velven mencondongkan tubuhnya ke depan, membuat Prelove mengatup mulut tak mampu berkutik.

"Sayangnya kita udah official. Jadi kamu nggak bisa minta dijodohin sama siapa-siapa." Velven mengacak-acak rambut Prelove sambil terkekeh kecil. "Lagi pula ini bukan ide yang buruk pacarin kamu."

"Sayangnya ini ide yang buruk untuk aku. Masa pacaran sama manusia gagal move on?"

"Sekali lagi ngomong gagal move on, saya cium."

"Gagal move on sejuta kali. Betul kan, the man who can't be moved?" ledek Prelove.

Velven malah tertawa mendengar ucapan Prelove. "Hahaha... that's funny."

Prelove ikut mencondongkan tubuhnya, berhasil membuat Velven mundur. "Aku posesif akut, cemburuan, dan pastinya passionate banget soal cinta. Kamu bisa beneran jatuh cinta lho! Kalo udah cinta sama aku nanti nggak bisa berpaling lagi."

Velven tertawa meragukan kalimat itu. "Kamu yakin? Soalnya—what the hell are you doing?!" pekiknya kaget saat melihat Prelove duduk di atas pangkuannya. "Buruan minggir kalo mau pulang."

"Nggak mau." Prelove mengalungkan tangannya di seputaran leher Velven sambil memamerkan seringaian menyeramkan. "Aku punya lima puluh list selama kita pacaran. Kamu harus setuju jalanin itu. Gimana?"

"Daftar seperti apa?"

Prelove menyentuh dada bidang Velven, memainkan jari telunjuknya di sana dengan menunjukkan tatapan nakal yang menggoda. Velven menahan tangan Prelove karena takut sentuhan itu bisa berujung fatal.

"Besok aku tunjukkin daftarnya. Yang penting kamu udah setuju."

"Kapan saya bilang—"

Velven tidak sempat melanjutkan kalimatnya karena Prelove sudah membungkam lebih dulu dengan bibirnya. Velven terkejut akan ciuman dadakan yang dilancarkan perempuan itu.

Selama satu tahun terakhir Velven menolak memacari siapa pun. Ini adalah ciuman pertama setelah patah hati paling dahsyat yang pernah mengacaukan hidupnya. Dia tidak mengerti kenapa ciuman yang diberikan Prelove terasa memikat.

Namun, rasanya bibir ini familier. Apa mungkin dia pernah mencium Prelove sebelumnya?

💋 💋 💋

Prelove baru saja tiba di rumah bosnya karena laki-laki itu memintanya datang dan menemani bermain golf. Padahal bosnya pergi bersama kedua sahabatnya tapi Prelove tetap harus memenuhi permintaan bos super manja itu.

Rumah bosnya ada tempat bermain golf sendiri jadi memudahkan hobinya. Prelove tak berhenti menguap saat memperhatikan bosnya memukul bola kecil agar dapat masuk ke dalam lubang. Dua sahabat bosnya berdiri di samping Bara. Mereka adalah Sabian Handoyo dan Jonathan Natawijaya.

"Kamu nggak mau ikutan main, Pre?" tanya Bara sesaat menoleh ke belakang.

"Nggak perlu, Pak. Saya lebih suka merhatiin Bapak main golf," jawab Prelove sambil memamerkan senyum.

"Prelove pasti bosen nungguin Bara main golf," ucap Sabian. "Bar, kenapa harus ngajak Prelove kalo kita main golf? Kasian dia masih ngantuk. Berasa pacar lo aja nungguin."

Jonathan tertawa, lalu menimpali. "Hahaha... Bara terlalu manja. Kalo kita tinggalin dia takut sendirian jadi minta ditemenin Prelove terus."

Bara berdecak sambil memelototi kedua sahabatnya. "Jangan berisik. Prelove juga nggak masalah. Iya kan, Prelove?"

"Iya, Pak. Saya selalu setia nemenin Pak Bara. Asal nggak ke neraka aja." Prelove menjawab dengan cengiran kudanya.

"Kenapa kamu nggak pacaran sama Bara aja, Pre? Kalian cocok lho! Iya kan, Jo?" Sabian menyenggol bahu Jonathan, yang kemudian disahuti dengan anggukan.

Prelove cuma nyengir. Dia tahu sejarah percintaan Bara. Bosnya itu masih menyimpan rasa untuk satu perempuan. Iya, perempuan bernama Nerakasara yang rasanya membuat dia ingat akan dosa-dosa di dunia. Selain itu dia sempat mendengar bosnya dekat dengan Davina, salah satu personel girlband Pulchra. Entah ada apa dengan semua personel Pulchra karena mereka membuat para laki-laki gagal move on terkecuali Jonathan yang juga pernah memacari Chanelia—personel Pulchra lainnya.

"Pak Bara masih gagal—" Prelove menahan bibirnya supaya tidak kelepasan. "Maksudnya kalo pacaran sama saya kasian. Nanti Pak Bara bisa stres mendadak."

"Bilang aja Bara gagal move on dari Davina. Kamu nggak perlu ralat gitu," sambung Sabian. "Saya tau mereka berdua ini punya sejarah manis sama personel girlband Pulchra."

"Eitts! Gue udah move on," ralat Jonathan. "Gue sama Chanel udah bahagia dengan kehidupan masing-masing. Kalo Bara kayaknya masih terjebak sama masa lalu."

"Lebih baik terjebak sama masa lalu atau terjebak sama Prelove di lift, Bar?" tanya Sabian iseng.

"Pilihan kedua," jawab Bara singkat.

Jonathan tertawa keras. "Hahaha... masa?"

Bara kesal diledek kedua sahabatnya sehingga dia memukul bola kecilnya mengenai kaki Jonathan dan Sabian. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Prelove pun ikut tertawa.

"Galak banget sih, Bar. Mirip anjing galak," goda Jonathan usil. "Gebet Prelove aja daripada galauin Davina mulu. Prelove kan jomblo."

Prelove diam tak ingin menanggapi. Kalau dia bilang punya pacar nanti Bara ingin tahu siapa pacarnya karena selama tiga tahun bekerja untuk Bara, laki-laki itu tidak pernah ingin ketinggalan berita tentang laki-laki yang dipacarinya.

"Omong-omong, itu adik lo dateng bareng Velven." Sabian menunjuk dua orang laki-laki yang baru saja datang. "Kalo lo ngajak Velven, kenapa nggak ajak personel Pulchra sekalian?"

"Gue undang kok tapi cuma Chanel."

"Wah, ada reuni mantan." Sabian kali meledek Jonathan. "Seharusnya gue bawa istri sekalian ke sini. Sayangnya dia lagi pergi sama sahabatnya."

Pupil mata Prelove melebar sempurna. Mulutnya menganga melihat Velven berjalan semakin dekat. Ya ampun! Dia lupa kalau Velven sangat akrab dengan adik bosnya, Essan Ryder.

"Kamu kenapa, Pre?" Bara bertanya begitu menyadari raut wajah Prelove berubah pucat. "Kamu sakit?"

Prelove menggeleng. "Ng-ng-nggak, Pak."

Velven menyalami Bara dan kedua sahabatnya. Dia terkejut melihat ada Prelove di sana. Apa yang dilakukan Prelove?

"Wah, ada Prelove," sapa Essan. "Seperti biasa pasti baby sitting Kak Bara ya?"

Velven semakin penasaran. Baby sitting? Apa yang tidak diketahui olehnya? Berbagai pertanyaan langsung memenuhi isi kepala Velven. Kehadiran Prelove di sini membuatnya penasaran dengan sosok Prelove.

"Iya, Pak Essan," jawab Prelove pelan.

Essan menepuk Pundak Velven, kemudian menunjuk Prelove yang terduduk. "Vel, ini namanya Prelove. Dia sekretarisnya Kak Bara. Waktu lo keluar dari managemen, Prelove baru gabung ke perusahaan Kak Bara."

"Gue kenal kok."

Ya, Tuhan... tolong jangan bilang Velven ingin membeberkan soal status mereka. Prelove berdoa dalam hatinya agar Velven menutup rapat mulutnya. Dia berharap biarkan media yang membeberkan statusnya.

"Oh, ya? Kenal di mana?" tanya Essan penasaran.

Belum sempat dijawab, mereka melihat dua orang perempuan datang—Chanel dan Heelsara. Keduanya tersenyum sambil menyapa yang lain. Velven yang melihat kedatangan Heelsara langsung berpindah posisi ke dekat Prelove.

"Sori ya gue ngajak Heelsara juga. Gue pikir nggak ada siapa-siapa di sini," ucap Chanel, yang mana melirik Velven saat mengatakan kalimatnya. "Nggak masalah kan Heelsara gabung?"

Prelove meneleng ke samping, memastikan Velven baik-baik saja melihat kedatangan mantannya. Sayangnya raut wajahnya menunjukkan sebaliknya. Diam-diam dia menggenggam tangan Velven hingga membuat laki-laki itu terkejut.

"Jangan genit atau matanya ilang," canda Prelove.

Awalnya Velven ingin pulang begitu melihat Heelsara tapi karena Prelove menggenggam tangannya, dia jadi ingin berada di sana lebih lama. Dengan cepat dia mengusap kepala Prelove. "Iya, mata saya cuma tertuju ke kamu aja."

Bara tak sengaja melihat kemesraan sekretarisnya dengan Velven. Tepat saat melihat kejadian itu, dia mendapat pesan dari temannya yang bekerja di perusahaan majalah ternama.

"Kalian berdua pacaran?" tebak Bara.

Jonathan mengernyit. "Lo nanya sama siapa, Bar?"

"Prelove sama Velven."

Prelove buru-buru melepas tangan tapi, Velven malah mengamit tangannya dan menggenggamnya dengan erat. Sekuat apa pun Prelove berusaha melepas, Velven malah mempererat genggamannya.

"Iya, kami pacaran."

Demi planet Mars di atas sana Prelove berharap Velven tidak secepat ini membeberkan soal status baru mereka. Karena yang dia lihat sekarang banyak yang tidak percaya terkecuali Heelsara. Aduh, dia ingin pindah planet saja!

💋💋💋

Apakah ada drama setelah Velven membeberkan soal statusnya? wkwk :p

Follow IG: anothermissjo

#BOYBANDSERIES adalah projek romansa bersama author lain sephturnus. Di mana karakter utama prianya tergabung dalam satu boyband: Victory. Ardeen & Velven bakal membawa kalian ke kisah mereka yang beragam rasa. Bercampur aduk. Ber- rollercoaster.

Jadi, apa kamu siap mengikuti kisah keduanya? 🎶

Kisah Velven (It Starts With A Boxer), available di work aku😘🤗

Kisah Ardeen (It Starts With Hello) ada di lapak sephturnus ya ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top