satu
Khulka menghela napas.
Kenapa orang-orang ini tidak pulang dan tidur nyenyak di rumah?
Bukannya malah makin malam makin ramai hingga Khulka sendiri tidak bisa menebak kapan dia akan pulang dan tidur.
Khulka tidak berhenti mengutuk Risa yang sedang sakit dan memintanya utk menggantikan pekerjaannya untuk sehari ini.
Sambil berjalan membawa nampan minuman, diperhatikannya para tamu yang terus berdatangan secara berpasangan dengan penampilan yang terlalu glamour menurutnya.
Awalnya dia terus memastikan tak ada orang yang kenal dengannya melihat kehadirannya dengan seragam ini di sini.
Kalau ayah tahu, Khulka bisa mati!
Soalnya dia bilang ke ayah yang sedang keluar kota, kalau malam ini dia menginap di rumah Risa.
Papa pasti akan mengamuk dan mencap nya sudah mempermalukan kekuarga, padahal beberapa bulan lagi dia akan menikah dengan Harry.
Sekarang setelah yakin kalau pesta pergantian tahun ini tidak dihadiri satupun kenalannya, barulah ia mulai rileks.
Namun itu cuman sebentar.
Hampir tengah malam, Khulka dibuat shock ketika melihat tamu yang masuk. Itu paman Yudha, teman sekantor ayah, yang masuk ke dalam ruang pesta bersebelahan dengan pria tinggi besar yang wajah tampannya membuat Khulka takut bukannya kagum.
Khulka tahu sambutan berupa tepukan dan perhatian penuh semua tamu adalah untuk pria yang berjalan disebelah paman Yudha.
Sebisa mungkin Khulka menghindari tempat paman Yudha berdiri.
Sayangnya usaha khulka gagal saat matanya bertemu dengan mata paman Yudha yang terlihat heran melihat Khulka di sini.
Posisi mereka terlalu dekat!!
Khulka berbalik cepat, maksudnya untuk menjauh dari paman Yudha tapi dia justru menabrak dada keras dan berotot yang membuat nampan berisi gelas kosong ditangannya jatuh saat Khulka terpental dan menarik perhatian orang-orang yang mendengarnya.
Untunglah pria yang ditabraknya sigap memeluk pinggang Khulka hingga khulka tidak terhempas ke lantai dan semakin mempermalukan dirinya.
"Terimakasih" bisik gugup Khulka yang mendorong tubuhnya agar terlepas dari pelukan si pria yang jauh lebih tinggi dan besar darinya.
Khulka langsung jongkok dan memungut pecahan gelas.
Beberapa orang rekan kerjanya sigap membantu.
Khulka takut kalau gaji Risa akan dipotong karena ini, dia akan memohon pada leader agar diizinkan mengganti kerugian yang dia sebabkan.
Namun saat akhirnya dia bertemu dengan leader tersebut, malah orang itu tidak bisa memberi jawaban.
katanya dia malah disuruh mengantar Khulka ke lantai teratas, ke kamar yang Khulka yakini adalah presidential suite dilihat dari luas dan mewahnya.
Meski heran, kenapa gelas yang pecah bisa sampai membawanya kesini, Khulka tidak Bertanya demi Risa.
Bisa saja apa yang Khulka lakukan telah mencoreng nama baik hotel ini dan orang yang ditabrak nya sangat terhormat.
Khulka di suruh masuk, disuruh duduk dan diberi segelas air putih sebelum ditinggal sendirian untuk menunggu, entah siapapun itu.
Saking gugupnya, Khulka langsung mengabiskan air dalam gelas tanpa jeda.
Hanya sampai di sana Khulka bisa ingat semuanya dengan jelas.
Setelah itu Khulka hanya bisa mengingatnya secara samar, seperti sentuhan, bisikan serak yang manis tapi tidak dimengerti olehnya.
Rasa sakit yang menyenangkan dan nikmat diujungnya.
Sesuatu yang terus berulang hingga Khulka merasa terbang ke awan.
Ketika dia terbangun dia langsung tahu kalau dia masih berada dalam kamar dimana dia menunggu semalam.
Dia memperhatikan sekelilingnya lalu pada dirinya sendiri hingga akhirnya sadar kalau dia sedang berbaring di atas tempat tidur dengan tubuh yang tertutup selimut.
Tidak perlu mencek atau mengintip untuk tahu kalau dia telanjang sepenuhnya dibalik selimut tersebut.
Khulka tersentak dilanda rasa panik.
Dia melompat duduk, bersiap turun dari kasur tapi malah menjerit tertahan saat merasa sakit di selangkangannya.
Dengan sebelah tangan mencengkeram selimut dan yang satunya lagi meremas kepalanya yang sakit, Khulka turun dari kasur, mencoba berpikir apa yang seberat telah terjadi padanya.
Napas Khulka sesak saat melihat bercak darah di seprei dan cairan kental berwarna putih yang berceceran.
Tidak perlu jadi orang jenius untuk tahu kalau dia sudah dibius lalu diperkosa!
Khulka terhuyung mundur, menunduk saat menginjak bajunya yang bertebaran di lantai.
Mengabaikan rasa sakit dikepala dan tubuhnya, Khulka memungut pakaian seragam tersebut dan bergegas memakainya.
Beberapa menit kemudian Khulka sudah berlari keluar dari kamar tersebut.
Terus berlari keluar dari hotel, seperti orang kesetanan, tidak menghiraukan sekujur tubuhnya yang menjerit sakit dan minta ampun.
sampai di rumahnya yang jaraknya cukup jauh dari hotel dia langsung berlari kekamarnya. Syukurlah rumah kosong. Pasti papa sedang lari pagi.
Dia menuju kamar mandi, berdiri di bawah Shower terlebih dahulu, setelah tubuhnya basah kuyup barulah dia mulai menelanjangi dirinya, membasuh darah yang keluar dari kemaluannya yang sakit yang terus mengalir sampai ke betisnya.
Khulka membersihkan semuanya, darah yang mengering atau bekas sentuhan yang membuatnya merasa kotor dan hina.
Namun selama apapun Khulka membasuh dan menggosoknya, rasa kotor dan hina itu tak mau hilang.
Gambar burung Phoenix merah menyala tak mau hilang dari pikiran Khulka, seperti api yang akan membakar kewarasan nya.
Khulka menjerit dan berteriak, menjambak rambutnya sendiri,menjedotkan kepalanya ke marmer sampai akhirnya tersungkur dan pingsan, berharap kalau semua ini hanya mimpi buruk mengerikan.
Siapa??
Kenapa??
Hanya kata-kata tersebut yang memenuhi benak Khulka, bahkan bertahun-tahun setelahnya Khulka tidak pernah bisa melupakan hal ini.
Setiap malam dia memimpikan apa yang sudah terjadi padanya malam itu.
Tahu bagaimana dia diperlakukan tapi tidak pernah bisa melihat atau mengenali pria yang sudah bisa melakukan perbuatan biadap tersebut padanya.
**************************
(14052019) PYK.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top