dua
Sama seperti malam-malam sebelumnya kali ini pun Khulka tertidur sendirian diatas kasurnya yang luas.
Suaminya Harry tidak pernah tidur disini semenjak pertama kali mereka menikah dua tahun yang lalu.
Bahkan dimalam pertama Khulka sudah ditinggal sendirian dikamar bulan madu mereka yang dingin.
Khulka sendiri tidak pernah protes pada pria tersebut.
Dia diam saja dan membiarkan Harry melakukan apapun semaun nya.
Mungkin bagi Harry, Khulka bukan siapa-siapa, selain teman atau kenalannya.
Mereka hanya suami istri diatas kertas saja.
Untunglah mamanya Harry, tante Adele tidak tinggal bersama mereka.
Perempuan itu lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri dan kalaupun berkunjung dia selalu tinggal di rumahnya sendiri.
Harry sepertinya juga mensyukuri hal tersebut.
Kata Harry mama lebih perhatian pada pamannya, kakak dari tante Adele yang bernama Aksar, tante Adele lebih suka mengurus paman Aksar dibanding dengan Harry.
Dan sepertinya Harry jadi sakit hati dan tidak lagi peduli pada mamanya tersebut dia bahkan tidak pernah berinisiatif untuk menelpon duluan.
Harry begitu malang dan kesepian, khulka jadi kasihan padanya.
Dan karena hal itu jugalah Mereka menikah.
Menurut Khulka, tante Adele mencarikan istri untuk putranya agar dia tidak perlu repot mengurus Harry lagi.
Begitu Harry lulus sekolah di umur delapan belas, dia langsung dijodohkan dengan Khulka yang seumuran.
Mereka menikah, Harry kuliah dan menjalankan bisnis dibantu oleh orang kepercayaan mamanya, sedangkan Khulka memilih tetap diam di rumah.
tante Adele bahkan langsung pergi dimalam pernikahan khulka dan Harry, dan kembali berkunjung setengah tahun kemudian, hanya untuk tiga hari saya, semakin jarang dan sebentar setiap kalinya hingga dia tidak pernah tahu kalau putranya tidak pernah tidur sekamar dengan menantunya yang dengan senang hati menerima kenyataan tersebut!
Untuk alasan kenapa Harry tidak pernah menyentuhnya, Khulka rasa dia sudah tahu alasannya.
Dia sudah mengamati Harry selama dua tahun ini dan memakluminya.
Dia tidak mencintai Harry tapi dia menyayangi Pria tersebut.
Tidak masalah baginya jika Harry hanya menjadikannya sebagai tameng, toh Khulka juga merasa aman jadinya, dia baik-baik saja!
Di rumah luas yang ditempatinta ini, dia merasa Terlindung dari dunia luar yang jahat.
Keesokan harinya saat Khulka sedang sarapan Harry muncul.
Khulka tersenyum, Harry balas tersenyum.
"Ada apa, kenapa tidak ke kantor?" tanya Khulka berdiri meraih lengan Harry untuk ditarik supaya duduk, ikut sarapan dengannya.
Harry tersenyum lelah, menepuk punggung tangan Khulka.
Khulka menyiapkan peralatan makan untuk Harry.
Harry menahan tangannya memperhatikan sekelilingnya.
"Kau sendirian?" tanyanya.
Khulka mengangguk.
"Hari ini ida dan obet tidak datang, besok baru jadwal mereka kerja" beritahunya yang maklum kalau Harry tidak tahu jadwal kedatangan para pekerja yang membantu Khulka mengurus rumah.
"Maafkan aku! " bisik Harry mengusap telapak tangan ke wajahnya.
Kening Khulka berkerut, dia berhenti melakulan apapun, berdiiri tegak di depan Harry, menarik lepas tangan pria.
"Ada apa?" tanyanya cemas.
HARRY menggeleng.
"Semenjak kita menikah aku hanya menyusahkanmu saja.
Tidak sekalipun aku memberimu apa yang seharusnya kau dapatkan"
Khulka tersenyum.
"Menurutmu apa yang pantas kudapatkan?" katanya mencoba bergurau. Saat melihat Harry tidak tersenyum Khulka menghembuskan napas kuat.
"Katakan padaku. Ada apa?" tuntutnya.
"Aku sedang berpikir untuk menghentikan saja semua ini. Aku sudah tak tahan lagi dengan mama" jawab Harry parau.
Khulka menghela napas keras.
"Kenapa dengan tante Adele?"
Tanyanya iba melihat Harry.
"Dia kembali dengan segala keegoisannya" gumam Harry.
Kulka menghentak kakinya.
"Harry tolong bicara yang jelas. Katakan saja ada apa. Jangan membuatku bingung seperti ini" tegasnya membuat kaget Harry yang terlihat mau menangis.
Khulka menunggu dengan sabar saat suaminya itu menenangkan diri, wajahnya yang tadi merah seperti habis menangis kini terlihat normal lagi.
Harry menghela napas sebelum nemulai ceritanya.
"Dua malam yang lalu mama dan om Aksar sampai di sini"
Kening Khulka berkerut, om yang disebut Harry belum pernah dilihat olehnya.
Bahkan saat dia menikah dengan Harry, pria tersebut tidak datang padahal hanya dia satu-satunya keluarga dekat Harry.
Kini sudah dua tahun dia menikah tak sekalipun Aksar pernah berkunjung atau menemuinya.
Kata Harry om nya tersebut begitu sombong dan semena-mena, tidak peduli pada apapun, tidak mencintai apapun atau siapapun selain dirinya sendiri dan uang.
Tapi entah kenapa tante Adele begitu peduli pada pria tersebut.
Bukan hanya karena bisnis bersama yang diwariskan orang tua mereka tentunya.
Bahkan saking misteriusnya pria tersebut Khulka tidak pernah melihat fotonya.
Dia dulu pernah bertanya pada Harry, Harry menunjukkan padanya foto om nya tersebut tapi tidak terlalu jelas dan juga sudah sangat lama, katanya foto itu diambil sebelum Harry lahir.
Kata Harry pamannya benci di foto.
"begitu sampai dia sendirian menuju hotel sedangkan mama kembali ke rumah, pria itu tentu saja tidak mau tidur di rumah mama. Dia terlalu cuek dan sembrono untuk menganggap rumah sebagai tempat yang menyenangkan.
Tapi bukannya langsung kembali ke hotel , dia malah singgah terlebih dahulu ke club untuk minum-minum.
Setelahnya menuju hotel dengan jalan kaki, dan saat itu dia ditabrak oleh pengemudi mabuk juga"
"Ya tuhan! Apa dia baik-baik saja?" sela Khulka prihatin.
Harry mengangguk.
"Bisa dikatakan dia beruntung. Hanya saja Tulang paha kanannya patah dan tulang kering kirinya retak.
tangan kanannya patah, dia juga menderita geger otak. Sedangkan yang menabraknya justru meninggal di tempat" terang Harry.
"Lalu..?" pancing Khulka saat Harry terdiam cukup lama.
Harry menghela napas lagi.
"Sekarang pria itu berulah lagi. Dia tidak mau terus berada dirumah sakit. Dia bersikeras keluar dari sana dan merawat dirinya sendiri dan mau mengurus bisnisnya.
Tentu saja mama tidak setuju"
"Jadi?" lirih Khulka yang merasakan firasat yang tidak enak.
Mata Harry terlihat berkaca-kaca.
"Mama menyuruhku untuk menyuruhmu merawat om Aksar"
Semangat Khulka menciut.
"Kenapa bukan tante Adele saja yang merawatnya. Atau menyewa jasa orang lain jika memang om mu itu tidak mau berada di rumah sakit?"
"Itulah masalahnya" kesal Harry.
"Aku sudah bicara pada mama, kata mama Aksar bersikeras supaya mama menjalankkan bisnis saja, jangan repot menjaganya.
Dan soal perawat asing, mama tidak mau orang asing yang menjaga atau merawat paman.
Karena itu dia memintamu.
Malam ini mama berangkat ke luar, dia tidak bisa menemuimu langsung. Sedangkan om Aksar keluar besok pagi.
Jadi dia minta aku langsung menjemput dan membawanya ke sini"
Khulka mundur, menghempaskan bokongnya ke kursi, menatap hampa pada sarapannya yang belum tersentuh.
"Tapi aku tidak mengenalnya. Kami bahkan belum pernah bertemu satu sama lain" gumamnya hampa.
"Maafkan aku" desah Harry.
"Aku juga tahu kau tidak suka berhadapan dengan orang asing, apalagi seorang laki-laki.
Aku sudah memberikan beberapa alasan pada mama tapi dia menolak dan tetap bersikeras. Dia bahkan mengancam akan mengambil alih semua bisnis yang kupegang jika tidak mau membantunya, katanya semua yang kami punya adalah milik om Aksar, seharusnya aku membantu tanpa diminta! "
Khulka menggeleng.
"Apa lagi yang bisa kita lakukan?" desahnya.
"Entahlah.. Aku juga bingung. Kalau Aksar disini aku juga pasti harus ada di sini.
Kalau begitu bagaimana dengan Sony, dia akan sendirian" lamunnya.
Khulka melihat suaminya itu, meredam kekesalannya.
Baik dia dan Harry sama-sama tahu kalau Khulka menyadari apa yang sebenarnya terjadi antara Harry dan Sony yang kata orang lain adalah sahabat karib, sperti kembar siam yang tak terpisahkan kemana saja berdua.
khulka lebih yakin kalau Harry lebih mengkhawatirkan sony dibanding dirinya.
"Kenapa bukan kau dan Sony saja yang merawat om mu itu?" ketusnya.
Namun saat melihat wajah Harry yang memucat dan matanya yang ketakutan Khulka jadi merasa bersalah.
"Maaf" bisiknya.
"Aku hanya sedang bingung saja"
Harry meraih jemari Khulka untuk diremasnya.
"Ya tuhan aku pikir aku benar-benar sudah berdosa padamu. Mungkin sebaiknya kita bercerai saja, karena kita berdua tahu kalau pernikahan ini hanya sandiwara yang mengorbankanmu"
Khulka kaget setengah mati.
Dia tidak pernah berpikir becerai dengan Harry.
Papa akan sedih dan yang paling dihindari nya adalah kemungkinan kalau dia akan kembali dinikahkan dengan pria lain.
Tidak! Itu tidak boleh terjadi!
"Harry! " tegurnya keras.
"Kenapa kau sampai berpikir begitu. Kalau bercerai, masalahmu akan lebih besar lagi."
"Tapi.. " lirih Harry yang langsung dipotong oleh Khulka.
"Sudahlah, lupakan saja semuanya.
Aku akan menjaga om Aksar.
Dia boleh dibawa kemari.
Aku juga akan mencarikan alasan untukmu agar bisa menjaga sony, aku tahu dia sedang sakit dan membutuhkanmu"
Putusnya tanpa mau memikirkan apapun lagi.
Harry meremas jemari Khulka makin erat, menekan keningnya ke sana dan mulai terisak.
"Terimakasih. Terimakasih banyak. Aku akan selalu mengingat kebaikanmu. Aku akan melakukan apapun yang akan membuatmu bahagia.
Katakan saja apa yang kau inginkan, aku berjanji akan mengabulkannya"
Khulka tersenyum.
"Berbahagialah dan Tetaplah jadi temanku" bisiknya parau.
Harry mengangguk dan meraih Khulka untuk dipeluk.
"Khulka yang baik, yang cantik! " pujinya.
"Kau adalah temanku yang paling berharga" isaknya.
Khulka balas memeluk Harry, mulai membayangkan apa saja yang harus dilakukannya untuk merawat pria bernama Aksar tersebut
*******************************
(05112020) PYK.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top