chapter 3



Flamie yang berhasil kabur Adlet langsung menuju kelasnya. Namun, diurungkan niatnya dan langsung menuju taman belakang. Akhirnya Flamie duduk di bawah pohon sakura sambil memejamkan matanya sambil menikmati udara disekitar. Tiba-tiba dia mengingat kembali kejadian itu kembali yang sebenarnya dia ingin melupakannya. Yaitu kejadian saat dia harus mengalami perubahannya menjadi manusia setengah iblis.

Flasback...

3 tahun lalu....

Flamie terburu-buru menuju ke sekolahnya karena dia takut terlambat. Dia bangun kesiangan karena semalaman dia harus menyelesaikan misinya memburu iblis. Bahkan dia tidak sempat untuk tidur karena dia baru menyelesaikan misinya jam 06.00 sedangkan sekolahnya masuk jam 06.30. Meskipun begitu dia sering menjalankan misinya untuk berburu iblis dan hasilnya begitu lumayan untuk mencukupi kebutuhannya. Dia selalu melakukan tugasnya sebagai pelajar yang baik.

"pak jangan ditutup dulu gerbangnya!" teriak Flamie kepada penjaga sekolah yang mau menutup gerbangnya.

"hah,, ya ampun.. cepetan masuk! Bel masuk sudah bunyi dari tadi. Semua guru sudah masuk kelas masing-masing" jelas penjaga sekolah tersebut

"huft iya pak. Makasih ya pak" ujar Flamie yang langsung lari menuju kelasnya.

Tak lama kemudian.....

Brak!..

Flamie membuka pintu kelas cukup kencang membuat seisi kelas terkejut denga kedatangan Flamie.

"huft, untung sensei belum masuk jadinya gak bakal kena hukuman" ujar Flamie yang langsung duduk disamping Adlet, sahabat baiknya sejak mereka masih kecil.

"tumben telat biasanya datang pagi, kenapa?" tanya Adlet

"hm.. rahasia deh, mau tahu saja," jawab Flamie dengan cengirannya yang membuat Adlet tidak tahan untuk mencubit kedua pipi Flamie.

"ittai yo! Itu sakit sekali baka!" teriak Flamie sambil memukul pundak Adlet cukup keras. Ketika Adlet ingin membalas Flamie tiba-tiba guru masuk bersama murid baru.

"ohayou sensei!" seru murid-murid di kelas

"ohayou-mo minna, hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu kepada teman-temanmu" ujarnya

"ha'i, minna-san perkenalkan namaku Nachetania loei Pienai Augustra" ujar Nachetania dengan senyuman manisnya.( maaf kalo salah nulis nama lengkapnya ).

"Dia cantik sekali " ucap Adlet. Flamie mendengar itupun merasa sakit hati. Pasalnya dia sudah lama menyukai Adlet tetapi dia tidak menyadarinya sama sekali.

"Kau menyukainya, Adlet?" tanya Flamie dengan tenang.

"Mungkin ini yang dimaksud dengan jatuh cinta pada pandangan pertama," ujar Adlet.

"Kalau kau menyukainya ungkaplah perasaanmu ke dia. Aku yakin pasti dia menerima perasaanmu kok. Meskipun kau sudah pacaran dengannya jangan lupa sama sahabatmu yang cantik ini," ujar Flamie meskipun itu bertentangan dengan hatinya tapi dia lebih suka kalau orang yang di cintainya itu bahagia walau tidak harus bersama dengannya.

Beberapa hari kemudian......

"Flamie!!!!" teriak Adlet dari kejauhan. Merasa namanya dipanggil Flamie langsung menoleh ke sumber suara itu dan berusaha menghindari dari Adlet. Tiba-tiba handphone Flamie berdering dengan segera Flamie langsung mengangkatnya dan pergi ke luar sekolah karena dapat panggilan misi berburu iblis dengan bayaran yang tinggi membuatnya langsung menuju ke lokasi tersebut yang sudah diberitahukan oleh ketuanya.

Sedangkan Adlet masih mencari keberadaan Flamie. Padahal dia ingin berterimakasih kepada Flamie. Berkatnya dia dapat berpacaran dengan Nachetania.

Sementara itu....

Flamie menemui Hans untuk pergi menuju ke tempat yang sudah diberitahu oleh ketua mereka.

"Oy! Flamie katanya iblis kali ini sudah sering jadi buronan dari pemburu iblis. Bahkan cara menyerag korbannya bisa dibilang sangat berbahaya," ujar Hans

"Memangnya bagaimana cara menyerangnya?" tanya Flamie penasaran

"Setauku sih dia mempunyai ciri-ciri yang hampir sama denganmu yaitu dari rambutmu yang putih dan memiliki senjata yang sama sepertimu," jelas Hans

'Jangan-jangan..' batin Flamie.

" Hans kali ini aku punya rencana untuk membunuh iblis ini," ujar Flamie.

"Nyahahaha tumben kau pakai rencana biasanya kau langsung asal serang saja yang penting iblis itu mati,'" ujar Hans.

" Huh nanti kau juga akan tau," ujar Flamie yang langsung pergi meninggalkan Hans yang masih memikirkan ucapan Flamie.

"Oy baka tunggu dong!" teriak Hans yang langsung mengejar Flamie.

Selama diperjalanan Flamie melihat sekelilingnya dengan penuh waspada sedangkan Hans cuma hanya santai meskipun dia juga tetap waspada.

"Tunggu dulu Hans!"

"Nani?" tanya Hans

"Hati-hati disini aku merasakan keberadaan iblis itu," ujar Flamie yang sudah siaga dengan peluru yang dia buat dari tanganya.

"Baiklah, apa rencana kau kali ini?"

"Kali ini aku minta kau jaga-jaga saja dari iblis ini." Jelas Flamie "karena iblis ini berbeda dari iblis yang biasa kau temui. Kalau perlu kau bisa menggunakan kekuatan ilusimu jika keadaan sudah mendesak,"

"Baiklah," ujar Hans

Ketika Hans dan Flamie menyusuri lagi keberadaan iblis tersebut. Tiba-tiba entah dari mana sebuah hujan pedang muncul dan hampir melukai mereka berdua jika saja Flamie tidak melemparinya dengan bom yang dia buat.

"Ara-ara, lihatlah siapa yang datang kesini," ujar iblis tersebut yang baru muncul dari serangan tersebut.

"Hm.. sudah lama sekali kita tidak bertemu bahakan lebih tepatnya aku gak sudi untuk bertemu lagi denganmu, kaa-sama," ujar Flamie dengan nada dingin ketika melihat ibunya.

"Oh.. pantas saja kau sangat waspada sejak tadi,bahkan kau tahu seperti apa iblis itu." Ujar Hans "lebih tepatnya iblis itu adalah ibumu yang sudah membunuh ayahmu,"

"Serangan tadi itu bukanlah kekuatan milikmu. Kaa-sama bersama siapa kau disini?" tanya Flamie.

"Hahaha seperti biasa kau selalu memperhatikan segalanya yang ada di sekitarmu." Ujar ibunya Flamie "dan kau benar aku tidak sendiri. Mungkin kau sudah mengenalnya sejak kemarin di sekolah,"

"Jangan-jangan yang kau maksud itu adalah Nachetania,"ujar Flamie terkejut ketika tiba-tiba sebuah pedang melesat kearahnya. Beruntung Flamie masih bisa menghindar serangan tersebut.

"Wah aku sudah ketahuan ya," ujar Nachetania yang baru muncul dari tempat persembunyiannya dengan di sekelilingnya pedang yang membentuk pola yang cukup mematikan.

"Flamie, bagaimana kalau aku menyerang si muka kelinci dan kau menyerang ibumu?" tanya Hans.

"Sudah ku duga kau memiliki pemikiran yang sama sepertiku."ujar Flamie" baiklah kita langsung serang saja,"

Saat itu juga Flamie langsung melemparkan bom asap kearah Nachetania dan ibunya Flamie. Sebelum dilemparkan bom asap ibunya Flamie sudah menyadari rencana Flamie dan langsung mengejar Flamie.

Setelah asapnya sudah mulai pudar disana cuma hanya ada Hans dan Nachetania.

"Huh disini hanya kita jadi." Ujar Nachetania " bagaimana kalau kita langsung mulai saja?"

"Nyahahaha dengan senang hati tuan putri." Ujar Hans "aku terima duelmu," ucap Hans dengan posisi bertarungnya.

Sementara itu di tempat Flamie...

Ibunya Flamie masih terus mengejar Flamie hingga berada pinggiran sungai di tengah hutan.

"Akhirnya kau berhenti juga,"

"Cih.. aku cuma hanya mencari tempat yang tepat untuk berduel dengan kaa-sama," ujar Flamie.

"Memangnya kau bisa menang dari kaa-san?"

"Kalau belum di coba kita tidak akan tahu. Tapi aku yakin bisa mengalahkan kaa-sama" semangat Flamie yang mulai menyerang ibunya. Namun, sebelum menyerang ibunya Flamie sempat menyadari pergerakan ibunya ketika membuat jebakan untuknya. Sedangkan ibunya melemparkan Flamie dengan bom namun masih bisa dihindarkan oleh Flamie. Flamie langsung menembakkan senapannya kearah ibunya. Ketika Flamie mulai menembakkan lagi senapannya tiba-tiba dia merasakan sakit di bagian jidat dan sebelah matanya.

"Wah sudah dimulai ya,"

"AARGGGHHHH ini sakit sekali!!!!" teriak Flamie kesakitan.

"Sepertinya akan sakit sekali karena kau baru mengalaminya." Ujar ibunya Flamie "tapi suatu saat nanti rasa sakit itu akan hilang jika kau menemukan orang yang rela berkorban memberikanmu dengan memberikan darahnya kepadamu," setelah mengucapkan itu ibunya Flamie meninggalkan Flamie yang sudah tidak sadarkan diri.

Sementara itu Hans masih bertarung dengan Nachetania. Hans sudah mulai kelelahan menghadapi Nachetania. Tiba-tiba dia merasakan bahaya yang terjadi kepada Flamie sehingga dia harus mengunakan kekuatan ilusinya untuk mengecoh Nachetania. Sebelum dia menggunakan kekuatan ilusinya dia terkejut dengan Nachetania yang tiba-tiba menghilang dari hadapannya. Tersadar dari rasa terkejutnya Hans langsung pergi ketempat Flamie. Hans terkejut melihat Flamie tidak sadarkan diri dengan luka yang ada di jidatnya bahkan di jidatnya terdapat tanduk yang baru tumbuh.

"Flamie, oy baka bangun!" teriak Hans

Akhirnya Hans membawa Flamie ke kantor pusat mencari tahu tentang tanduk yang ada di jidat Flamie.

"Maura-nee tolongin Flamie!" teriak Hans ketika bertemu Maura.

Maura terkejut melihat keadaan Flamie yang terluka di bagian kepala apalagi melihat tanduk yang ada di jidatnya.

"Apa yang terjadi Flamie,Hans?" tanya Maura panik.

"Aku tidak tau nee-san saat aku mencarinya. Aku menemukannya tak sadarkan diri mungkin ini akibat dari serangan iblis tadi." jelas Hans " tapi dia akan baik-baik saja, kan?"

"Aku tidak tahu. Kita tunggu saja sampai Flamie sadar," ujar Maura.

Tak lama kemudian Flamie tersadar dari pingsannya meskipun masih merasakan sakit di kepalanya. Hans dan Maura terkejut melihat salah satu mata Flamie sehingga kedua mata Flamie berwarna merah dan biru.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?"tanya Flamie.

"Apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Maura cemas dengan keadaan Flamie.

"Hm... aku tidak tahu sebenarnya apa yang kurasakan saat ini." ujar Flamie "mungkin sudah waktunya aku sudah harus mengalaminya,"

"Maksudmu?" tanya Hans.

"Yah.. bisa kalian lihat sudah waktunya aku mengalami menjadi setengah iblis seperti kaa-sama." ujar Flamie " Maura-san­ jika sudah begini apa yang harus kulakukan? Tidak mungkin bukan jika aku ke sekolah berpenampilan seperti ini,"

"Kalau sudah begini lebih baik kau pindah sekolah di pemburuan iblis." Ujar Maura "tapi tergantung dari keputusanmu juga ,bukan?"

"Makasih atas sarannya mungkin aku akan memberitahumu saat yang tepat." Ujar Flamie.

"Mungkin selama bersekolah lebih baik kau memakai penutup mata dan kepala yang khusus bagian jidatmu itu." Ujar Hans "biar tanduk juga mata merahmu tidak diketahui murid yang lain,"

"Makasih atas sarannya neko-chan," ledek Flamie.

Sedangkan Hans hanya mendengus mendengar ledekan Flamie. Sejujurnya Flamie memikirkan Adlet yan sejak tadi dia hindari. Flamie juga melihat saat Adlet mengungkapkan perasaannya ke Nachetania.

'Kenapa rasanya sakit sekali hatiku ini. Bukankah seharusnya aku bahagia melihat orang kucintai itu juga bahagia. Tapi apa dia akan menerimanya kalau ternyata Nachetania bukanlah orang baik,' batin Flamie.

Flashback off....

Tuk.....

"Cih... siapa sih yang melempari kacang ke kepalaku?" umpat Flamie.

"FLAMIE SENPAIIIII !!!!" teriak seseorang membuat Flamie malas melihat orang itu.

"Chamot." Ujar Flamie " kenapa kau kesini?"

"Hm... tidak ada sih cuma mau gangguin senpai," cengir Chamot mambuat Flamia mendengus mendengar ucapan ucapan Chamot.

"Oh ya senpai, kita dapat misi dari obaa-chan dan bayaran juga lumayan tinggi nih," ujar Chamot semangat.

"Tidak tertarik,"

" Mou.... ayolah senpai kita ikut misi ini. Nanti bayaran khusus untuk senpai,"

" Apa itu senjata?" tanya Flamie.

"Yup! Benar sekali." Ujar Chamot " kau pasti tertarik ,kan?"

"Baiklah aku terima misi itu, lagipula." Flamie kemudian pergi menuju keluar sekolah "aku sedang ingin melampiaskan semua emosiku hari ini,"

Secara tidak sadar sejak tadi Adlet melihat Flamie dari kejauhan. Adlet tahu tujuan Flamie bersekolah disini. Mungkin yang lebih parahnya lagi jika dia mengetahui bahwa iblis di sini merupakan iblis yang pernah membuat Flamie menjadi setengah iblis.

"Adlet-san bukannya kau harus menjalankan misimu bersamanya bukan?" tanya seseorang yang baru datang.

"Benar sekali sensei." Ujar Adlet "hanya saja aku terlalu takut menemuinya nanti,"

"Orang yang terkuat di dunia kenapa harus takut dengan masa lalunya." Ujar sensei "kalau kau orang yang terkuat di dunia ini hadapilah rasa takutmu di masa lalu. Sebaiknya kau bersiap untuk misi ini anggap saja ini permulaan untuk menembus kesalahanmu dengannya,"

"Hm... arigatou sensei,"

Tbc...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top