It's Hurt. (Part 1)
'Hidup bagaikan sebuah roda, kadang di bawah kadang di atas.'
'Kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, hari ini adalah hadiah. Karena itu kita menyebutnya "present".'
Reyna Alifianto and TsukiKuromeChan Present,
Akashi Seijuuro X narariany
For narariany present.
Warn : OOC, TYPO(S) DLL
1075 words
Selamat membaca!
( ੭ु' ・∀ ・') ु
→→→→→→→→→→→→→→→→
"Ayo Sei ! Ikut aku!" Ajak Seorang wanita yang bernama Nara sambil menarik-narik lengan suaminya sambil tersenyum lebar.
"Ada apa Nara? Kau tahu kan aku sedang mengerjakan tugas ?" Tolak sang surai berrambut merah bernama Akashi Seijuuro.
Hari ini adalah tanggal 20 Desember, tentu saja yang terbesit dipikiran kalian adalah 'Hari Ulang tahun Akashi dan Nara' dan yup betul sekali ! Dan juga hari H-11 genap 6 bulan mereka menikah.
Mereka menikah pada tanggal 6 Juni. Sekarang, mereka dikaruniai 2 anak kembar. Yang satu bernama Akashi Reo dan juga Akashi Iona.
Akashi Reo sang kakak memiliki rambut sang ayah. Ia juga sangat senang bergerak-gerak.
Sedangkan, sang adik Akashi Iona memiliki rambut seperti Nara. Tapi matanya seperti Seijuuro.
Seijuuro melirik kearah Nara yang melihat kearah nya dengan tatapan 'aku-mohon' yang imut menurutnya.
(A/N ; MENERUTNYA LHO ( ͡° ͜ʖ ͡°) )
"Baiklah. Sebentar saja ya." Ucap Akashi.
"Ayo!" Ujar Nara cepat sambil memegang tangan Akashi
--Sesampainya di Taman--
Mulut Akashi Reflek (?) sedikit membuka melihat taman ini. 1 Kata yang ada dipikiran Akashi.
'Indah'
Ditaman ini banyak sekali bunga bunga dan juga sebuah pohon. Yaitu pohon saat mereka bertama kali bertemu. Di pohon tersebut Nara dan Akashi membuat Janji. Janji tersebut dibuat saat mereka lulus.
• FLASBACK •
"Bagaimana kalau kita membuat janji?" Tanya Akashi
"J-janji a-a-pa?" Ujar Nara dengan isakan. Ia menangis karena tahu akan berpisah dengan Akashi, kekasihnya.
"Bagaimana jika saat kita sudah besar nanti kita akan menikah?" Tanya Akashi (lagi) sambil mengakat dagu Nara yang sedang menahan tangisan.
Beberapa detik kemudian kedua bibir manis sang Nara pun terangkat, ia memamerkan senyum, bukan senyum biasa tapi senyum yang sangat tulus.
"Tentu, aku tentu mau Sei," Jawab Nara sambil tersenyum lebar.
• END OF FLASBACK •
"Tak ku sangka, teryata taman ini masih indah, tidak ini lebih indah dari pada yang dulu" Ucap Akashi sambil tersenyum tipis memandang pohon yang disana terukir nama "Seijuuro & Nara".
"Hehe, ini hadiahku untukmu Sei. Bagaimana ?"
Crek!
Akashi pun agak kaget saat mendegar suara kamera. Dengan cepat ia menoleh ke samping. Menemukan Nara yang sedang memegang kamera dengan cengiran.
"Hei itu tak adil, kenapahanya aku yang difoto ? Seharusnya kau juga," Ucap Akashi sambil mengambil kamera Nara.
Tapi sayang, saat kameranya akan di ambil Akashi, Nara langsung kabur.
"Kejar aku kalau bisa!" Ejek Nara.
"Hei jangan remehkan aku!" Balas Akashi sambil berlari mengejar Nara.
Dan pada siang itu kalian menghabis kan waktu dengan kejar kejaran dan jepretan kamera.
Tapi Author rada curiga. Anaknya itu ditinggal?
--At Home--
"Pa..pa.." Ucap Iona
"Apa yang kamu katakan Iona?" Tanya Akashi sambil menggendongnya.
"Mama!" Seru Reo tak mau kalah.
"Wuah! Kalian sudah mulai bisa berbicara!" Ujar Nara senang sambil menggendong Reo. Kedua bayi mungil tersebut tampak senang sekali digendongan kedua orangtuanya.
Kedua bayi tersebut pun tertawa. Nara sangat gemas akan mereka.
"Sekarang sudah jam 9, ayo tidur Sei." kata Nara sambil meletakkan Reo di boksnya. Reo terlihat sudah mengantuk.
"Ya."jawab Akashi pendek sambil turut meletakkan Iona di sebelah Reo. Kedua bayi kembar tersebut tampak serasi. Lalu Akashi menuntun Nara ke tempat tidur.
↓Nara's POV↑
Deg.
Aku berhenti sejenak dari mengambil selimut. Mencoba merasakan apa yang tadi aku rasakan.
"Ada apa Nara ?" Tanya Akashi khawatir.
"Apa penyakitmu kambuh lagi?"tanya Akashi sambil memeluk pinggang Nara.
"Sei...."bisik Nara lirih. "Maaf, aku takut sekali malam ini..."
"Kau tidak akan kenapa-napa, Nara. Kau akan tetap disampingku. "
Akashi menggenggam erat tangan Nara. Membisikkan kata-kata yang menenangkan hati.
"Dan, selamat ulang tahun juga untuk permaisuriku. Maaf, aku tak dapat memberimu apa-apa. "
"Uhm,"Nara menggelengkan kepalanya. "Sei disampingku dengan Reo dan Iona saja sudah kebahagiaan besar untukku. "
Akashi tersenyum. Berbisik lembut kepada Nara. "Arigatou. "
"Ayo tidur Sei, ini sudah malam." Nara mengambil selimut dan berbaring. Akashi ikut membaringkan dirinya di sebelah Nara.
"Oyasumi, Sei. "
"Oyasumi mo, Nara. "
↓Author POV↑
Keesokannya harinya...
"Uhm.." Gumam Nara.
Perlahan lahan kelopak matanya terbuka. Memperliha kan iris matanya yang indah.
Nara langsung menoleh ke arah nakas. Alarm disana menunjukkan pukul 06:27.
"Sei.. ayo bangun.." Ujar Nara pelan.
"Hmm.." Jawab Akashi singkat, ia pun langsung terbangun.
"Uhuk Uhuk!"
"Nara? Apa kau tidak apa apa?" Tanya Akashi khawatir.
"Aku tidak apa-apa Sei, ayo cepat mandi. Nanti kau terlambat. "
Akashi terlihat tidak percaya. "Baiklah..., aku siap siap dulu ya." Ujar Akashi seraya bangkit dari posisi duduknya.
Ia langsung mengambil handuk, dan menuju kamar mandi.
Blam!
"Kumohon, jangan sekarang, aku tak mau sakit itu kambuh,"gumam Nara sambil meremas baju di dadanya. Kepalanya tertunduk.
Setelah beberapa menit, sakit itu perlahan menghilang. Nara segera merapikan tempat tidurnya dan memasang ekspresi seolah tak terjadi apa-apa.
Terdengar suara tangisan dari arah boks bayi. Kedua bayi kembar itu menangis, seperti kebanyakan bayi di pagi hari. Insting keibuan Nara bangkit, ia menggendong bayinya dengan sayang dan melakukan apa saja yang biasa dilakukan oleh seorang ibu.
"Mama sayang kalian,"gumam Nara sambil mengecup dahi bayi nya satu persatu. "Maaf bila Mama tak bisa menemani kalian lebih dari ini. "
"Kau tidak akan kemana-mana Nara. Kau akan tetap disini menemaniku dan menemani Reo dan Iona. "
Suara bariton itu mengagetkan Nara. Nara sontak menoleh, mendapati Akashi sedang memasang wajah seriusnya.
"Sei...tapi—"
"Tidak ada tapi-tapian. Kau dengar ucapanku, Nara. Jadi kau tidak boleh pergi seenaknya. Aku akan mempertahankanmu disini."
Kedua bayi itu perlahan kembali tertidur. Nara menunduk, mendengar ucapan suaminya, ia jadi merasa sangat bersalah.
"Maaf, Sei,"bisik Nara lirih.
"Tidak apa apa Nara, Aku akan terus bersamamu, bagaimanapun keadaanmu. Aku akan membantumu melawan penyakit itu, aku akan berusaha mempertahankan dirimu disampingku. Jadi, jangan menyerah Nara. Aku akan tetap mencintaimu sampai akhir hayatku. " Ucap akashi lembut sambil memeluk Nara dari belakang.
"Terima Kasih.. Sei.." Ucap Nara Lirih sambil membelai rambutnya.
"Cepatlah bersiap siap. Sekarang sudah jam 06:32." Ujar Nara.
"Aku akan mengambil cuti saja." Tolak Akashi.
"Are!? Ada apa sei? Bukannya kamu memiliki banyak tugas?" Kaget Nara.
"Aku hanya ingin selalu disisimu.." Jawab Akashi sambil menaruh kepalanya dibahu Nara.
Seketika, Nara merinding saat hebusan nafas Akashi terasa dibahunya. Ia langsung menoleh ke belakang, mendapatkan Sei yang sedang menyerigai.
"Ingin melakukannya?" Tanya Akashi menyerigai.
Sontak Wajah Nara memerah. Pantas saja Akashi mengambil cuti. Ia mau melakukan 'itu'
( ͡° ͜ʖ ͡°)
Akashi langsung mengakat Nara dengan brindal style.
"Akan ku pastikan, anak kita akan laki laki."
🔸•🔹
CIEE NARA ULTAH BARENG HUSBUU!!
semoga suka yha
Gomen nar kalo jelek :'(
Tunggu part 2nya yah
Bhay!
-Rey 20/12/2016
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top